Flower Boy Ramyun Shop Episode 3



Episode 3 : Kembalinya gadis pemarah


Eu  Bi tersadar dan mendorong tubuh Chi Soo untuk menjauh. Tapi Chi Soo langsung mendorong Eun Bi, memberikan peringatan agar Eun Bi tidak mencampuri masalah Chi Soo lagi atau kalau tidak Chi Soo akan berkencan dengan Eun Bi.


Di luar gedung olahraga, Chi Soo bertemu dengan teman-temannya, mereka tanya kenapa Chi Soo keluar dari gedung olahraga. Chi Soo hanya menjawab membereskan sesuatu, Chi Soo melap bibirnya dengan tampang sedikit bete. Sementara di dalam gedung, Eun Bi mengatur nafasnya, menahan kesal. Tiba-tiba Dong Joo berlari memanggil Eun Bi. Eun Bi langsung tanya apa yang harus ia lakukan. Dong Jo menyuruh Eun Bi untuk ke rumah sakit segera, tapi Eun Bi mengira dia memang harus ke rumah sakit karena memang ada yang aneh pada dirinya, Eun Bi tanya periksa bagian mana dulu. “Apa yang kau bicarakan? Paman pingsan! Dia sudah dibawa ke unit gawat darurat!” jelas Dong Jo. Eun Bi bingung, Ahjeoshi?. “Ayahmu! Ayah senior!” kata Dong Jo. Eun Bi terdiam shock.

Eun Bi mencari di tiap bilik UGD dan terhenti melihat Ba Wool yang memanggil ayah Eun Bi. Eun Bi mendekat, melihat tubuh pria yang terbaring itu. Ba Wool sangat panik, Noona apa yang harus kita lakukan, ayahmu.. ayahmu. Eun Bi langsung memukul kepala Ba Wool, dia bukan ayahku bocah tengik!. Ayah Eun Bi keluar dengan tangan diperban.

(Adegan selanjutnya seperti di episode 1. Ingat wanita di pesawat yang sama dengan Cha Chi Soo di episode 1? Kali ini dia sepesawat dengan Choi Kang Hyuk))

Choi Kang Hyuk sedang membaca Koran sambil minum kopi hangat. Wanita itu memandang Kang Hyuk mulai dari kaki ke hingga mata. Kang Hyuk menyapa selamat pagi. Si wanita bercerita sering berpergian sendirian, dia punya segalanya, uang dan kesuksesan tapi tidak ada artinya jika ia kesepian. Dia terus saja curhat dengan bahasa jepang. Kang Hyuk hanya diam saja mendengarkan. “Permisi…” kata Kang Hyuk. Si wanita kegeeran langsung berkata, Bibirku cantik?. (Ini wanita lagi galau banget ya). Dia bilang semua pria sama saja, hanya perduli pada kecantikan dan ukuran dada. Kang Hyuk langsung menghapus sisa wine di bibir wanita itu. “Bibirmu tidak hanya cantik, bibirmu terlihat lebih hangat. Berhentilah minum dan makan makananan mu sebelum dingin” kata Kang Hyuk. Si wanita terpesona dengan Kang Hyuk yang mencoba bekas wine yang ada di jarinya.


Dong Joo dan Eun Bi sedang ada di minimarket (klo disini mirip sepel ya). Dong Joo menyarankan untuk melakukan pemeriksaaan karena ini sebuah kecelakaan mobil. Eun Bi sudah mengatakan pada ayahnya tapi ayahnya tidak mau, maka Eun Bi mengancam akan menyebabkan masalah jika dia tidak diperiksa dengan baik.

Saat minum Eun Bi terpikir masalah Chi Soo. Dong Joo merasa Eun Bi aneh sejak tadi pagi. Eun Bi tanya apa Dong Joo pernah mengalami sesuatu di sekolah. Dong Joo bingung. Eun Bi membuat perumpaan seorang guru yang mengajak Dong Joo kencan atau pria muda di kantin yang mengajak Dong Joo makan sehabis kerja atau bahkan apa pernah ada seorang murid yang mengajak kencan. “Apa seorang murid mengajakmu berkencan?” tanya Dong Joo sekenanya. Eun Bi tidak bisa berkata-kata, kau jujur sekali.

“Jangan anggap candaan murid serius. Kau harus membiarkannya seolah itu bukan apa-apa atau kau tidak akan bertahan sebagai guru di sekolah laki-laki” saran Dong Joo. Eun Bi berpikir kata-kata Dong Joo. Dong Joo akan membeli minuman lagi.

Para wanita yang mengantri di kasir terpana. Seseorang menabrak Dong Joo yang kerepotan dengan belanjaannya. Dong Joo sudah siap marah-marah tapi ga jadi marah karena itu Choi Kang Hyuk, setelah melihat wajah Kang Hyuk, Dong Joo berkata tidak apa-apa dengan  lemah gemulai. Kang Hyuk hanya tersenyum saja.

Eun Bi dengan gaya premannya kembali memikirkan kata Dong Joo. “Bercanda? Tadi itu bercanda? Baik. Mendorongku ke dinding mungkin bercanda. Tapi bagaimana dengan ciuman? Apa itu bercanda juga? Tidak! Tatapan bocah tengik itu sangat nyata. ‘aku akan berkencan denganmu’. Lalu apa? Dia berencana untuk sungguh-sungguh berkencan denganku?! Lalu bagaimana dengan gading angsa putih itu?! Apa ini? Aku dijadikan yang kedua?! Tidak. Jika dihitung dari usia, jadi aku.. Tunggu. Kenapa dia memberikan aku kesempatan itu? ‘Kau bisa memilikinya’. Apa itu artinya dia ingin aku menyingkir?” kata Eun Bi dalam hati. Eun Bi sangat pusing dan kesal sampai menggeram.



Disana ada permainan pukul (untuk mengukur kekuatan lengan, suka ada di timezone gitu). Saat Eun Bi memasukkan koin, Kang Hyuk keluar dari minimarket sambil minum susu botol. Eun Bi mundur beberapa langkah , mengatur nafas dan melakukan sedikit pemanasan. “Nona, lenganmu bisa terluka jika seperti itu” kata bapak-bapak di sana meremehkan Eun Bi. Eun Bi cuek, Kang Hyuk menoleh. Setelah siap, Eun Bi memukul bantalan itu dan menunggu skornya, Kang Hyuk tertarik melihatnya. 812!! Skor Eun Bi 812!!. Eun Bi hanya manggut-manggut saja, Kang Hyuk dan para ahjeoshi itu sangat kaget melihat skor Eun Bi, “Ada apa dengan lengan nona itu?”


Dengan gaya cool Eun Bi menoleh dan mengangkat bahunya, Kang Hyuk tersenyum melihatnya. Eun Bi siap melakukan pukulan kedua, mundur beberapa langkah dan melakukan pemanasan. Tiba-tiba Dong Joo keluar, “Apa yang kau lakukan? Memalukan. Sudah kuberi tau jangan menggunakan kekuatanmu ketika diluar. Ayo cepat pergi. Ayo cepat pergi” Kata Dong Jo. “Tapi masih ada 1 kesempatan lagi” kata Eun Bi sambil diseret Dong Joo. Dari Jauh Kang Hyuk tersenyum senang melihatnya.


Kang Hyuk sudah sampai di rumah sakit. Dia menanyakan kamar pasien. Suster masih cuek, tetap menatap layar komputernya. Setelah m elihat wajah Kang Hyuk, suster jadi ramah banget. Kang Hyuk tersenyum. Suster minta nama pasien dan informasinya. Kang Hyuk sudah mencatat dan ada di dalam tas tapi Kang Hyuk sangat malas untuk membokar tas nya (haha lebay amat ya, tas nya cuma tas ransel biasa doank). Kang Hyuk langsung terduduk dan memejamkan matanya. Si suster sampe naek ke meja untuk melihat Kang Hyuk. Tiba-tiba ada tangan yang menjapit hidung Kang Hyuk, Kang Hyuk tersadar dan tersenyum, Boosss.


“Bocah tengik! Bos mu bilang dia sekarat dan datang 13 jam kemudian. Apa kau lupa kesepakatan kita?”
“Mendengar suaramu, jangankan terlambat 13 jam, kau akan baik-baik saja bahkan jika aku tidak muncul dalam 13 tahun”
“Aku tidak bisa mati karena aku mau bertanya kenapa kau terlambat”
“Berhentilah mengatakan mati. Aku lah yang hampir mati”
“Kenapa?”
“Di bandara, ketika aku melewati pos keamanan, mereka memintaku untuk melepas tas dan kaos lalu mereka menyuruhku untuk memakainya lagi setelah aku sudah lewat dari pemeriksaan. Huaaaah, butuh waktu 1 jam untuk memakainya. Bos, jika aku mengingatnya lagi, aku arasa aku akan mati karena kesal” kata Kang Hyuk sambil tiduran di kasur ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi tadinya mendengarkan dengan semangat, setelah tau cerita Kang Hyuk dia senyum ga percaya.



Ayah Eun bi menjapit hidung Kang Hyuk lagi, “Kau ini seperti tiang listrik, tapi tiap hari hanya berbaring”. Kang Hyuk memegang-megang hidung nya.
“Ahh yak arena kau sudah disini, keu harus pergi menemui dia” kata ayah Eun Bi.
“Tapi apakah istriku baik-baik saja? Apa emosinya yang seksi masih sama seperti biasa?”


Pagi-pagi Eun Bi coba untuk menyemangati dirinya sendiri. Eun Bi ingat saran Dong Jo. “Benar! Aku tidak bisa seperti ini karena lelucon anak kecil. Apa hebatnya ciuman jaman sekarang? Kau bahkan bisa melakukan ini sebagai ucapan salam dengan setiap orang. Sekarang aku tenang tentang itu, hidupku terasa lebih mudah” kata Eun Bi menenagkan dirinya. Eun Bi jalan tapi dia berbalik, setelah itu berbalik kembali dengan cepat jalan. Ternyata dibelakangnya tadi itu ada Chi Soo dkk.


Chi Soo jalan dengan santai dan tak Eun Bi sedang menyembunyikan dirinya. Setelah Chi Soo lewat dateng rekan-rekan Eun Bi. Mereka kebingungan dengan sikap Eun Bi. Eun Bi berdalih sedang melihat kerja keras para semut. Eun Bi memuji rekannya yang tampil cantik. Mereka bilang ini adalah hari pertama mereka mengajar jadi mereka sengaja memakai pakaian baru. Mereka memastikan hari ini adalah kelas olahraga pertama Eun  Bi, Eun Bi membenarkan , dengan pede Eun Bi bilang dia akan tetap seperti dirinya seperti biasa. Menurut Eun Bi membeli baju baru tidaklah keren.



Pelatih Seo heran melihat pakaian Eun Bi. Pelitih Seo bilang tidak ada kelas praktek, hanya ada seksi belajar. Eun Bi mengatakan hari ini kelas pertamanya, jadi dia penuh persiapan, bahkan sengaja membeli pakaian olahraga. Pelatih Seo meninggalkan Eun Bi, “Aku akan mengajar hari ini” teriak Eun Bi.


Di gedung olahraga. Eun Bi memastikan muridnya. Hyun Woo menjawab iya, mereka hanya berdua, salah satunya mengatakn tidak bisa main basket. Eun Bi sudah putus asa, tapi sang penolong tiba. Tiba-tiba Ba Wool dkk sudah ada di sana. Eun Bi senang sekali. “Kenapa kita tidak mulai guru?” ajak Ba Wool. “Benar. Siapa perduli hanya ada 4 orang. Cha Chi Soo tidak datang itu sudah cukup” kata Eun Bi dalam hati. Tarataraaaa. Chi Soo juga ada, sudah siap olahraga.



Chi Soo bilang tidak buruk jika sesekali olahraga. Ba Wool yang sentiment langsung meneriaki Chi Soo, aku akan membuatnya jadi buruk kata Ba Wool. Eun Bi menengahi, Yaaa olahraga akan jadi permainan yang baik dengan teman-temanmu. Eun Bi memberikan bola basket ke Ba Wool, bersiap-siap melarikan diri dari Chi Soo. Tapi Chi Soo menghadang dan mengajak untuk bergabung dengan mereka.



Eun Bi mendapatkan bola, susah untuk Eun Bi untuk menggiring bola, Eun Bi memberikan kode pada Ba Wool, Eun Bi melakukan lemparan yang sangat jauh, Ba Wool mendapatkannta dan langsung mencetak angka. Mereka sangat senang, beda dengan reaksi Chi Soo, Chi Soo kesal.



Ba Wool mengoper bola, ditangkap Eun Bi. Tapi Eun Bi mendapat godaan dari lawan, di awali dengan “Guru, aku rasa aku ingin jadi seorang masochist! Aku ingin kepalaku di cekik oleh lengan kokohmu itu!”, Eun Bi masih sempat saja membayangkannya. Godaan selanjutnya, “Maka aku akan jadi orang yang sadis. Guru, apa kau mau menggosok perut pembunuhku?!”, Eun Bi membayangkannya lagi tapi masih bisa melewati mereka. The next, “Lupakan mereka dan jatuhlah dipangkuanku saja”, sekali kali Eun Bi membayangkannya tapi masih bisa diatasi. Eun Bi sudah siap untuk mencetak angka, tapi Chi Soo memegang pinggang Eun Bi, “Lenganmu benar-benar kuat tetapi pinggangmu benar-benar milik wanita” goda Chi Soo. Bola basket langsung terlepas dari tangan Eun Bi.




Pelatih Seo dan Dong Joo memperhatikan permainan mereka di kursi penonton. Pelatih Seo prihatin mengapa Eun Bi bisa berakhir seperti itu. Dong Joo tidak setuju, menurutnya Eun Bi sudah hampir mejadi manusia jadi jangan mencegahnya. Pelatih Seo tidak setuju, Apa kau mau bilang bahwa dia bukanlah manusia ketika dia bermain voli?”. “Tentu saja! Bahkan dia lebih buruk dari seekor beruang. Makan pagi dan kehilangan amarahnya, makan siang dan kehilangan amarahnya, makan malam dan kehilangan amarahnya. Gadis terkenal pemarah yang akan kehilangan amarahnyaseperti beruang liar” kata Dong Joo. Pelatih Seo malah mengejek operasi pelastik Dong Joo. Tiba-tiba murid lain lewat, Dong Joo langsung menyumpal mulut pelatih Seo.



Guru Han memarahi Eun Bi yang mengajak murid berolahraga. Guru Han menyindir Eun Bi terlalu berani, Eun Bi tidak setuju. Eun Bi merasa dia benar karena menggunakan jam olahraga untuk berolahraga. “Lalu apa yang akan kau lakukan jika para murid terluka ketika melakukan olahraga?! Kalau orangtua mereka protes apa yang akan kau lakukan?! Pergi dan bersihkan ruang olahraga” omel Guru Han.

“Tentu saja murid-murid berolahraga ketika jam olahraga, apalagi yang akan mereka lakukan? Dia mungkin takut Pangeran yang akan terluka, bukan murid lain. Dia mungkin khawatir terhadap kesejahteraan dirinya dibandingkan denganprotesan orangtua murid. Tidak bisakah kau sedikit jujur Guru Han?! Dasar kotoran busuk!!” omel Eun Bi pada gagang pel. Eun Bi melampiaskan kekesalannya dengan menendang bola, bola itu langsung mengenai kerdus-kerdus.

Saat merapikan kerdus-kerdus itu terdengar suara yang berasal dari 4 boyband. Mereka heran dengan sikap Chi Soo yang mau berkeringat olahraga, Apa kau tertarik pada guru olahraga?. Chi Soo tersenyum. Saat mendengar pertanyaan itu Eun Bi memasang telinganya baik-baik. “Apa? Cha Chi Soo.. Mungkinkah kau… benar-benar menyukaiku?!” tanya Eun Bi dalam hati. (Tidak ada jawaban pasti!! Hahaha)

Salah satu teman Chi Soo mengeluhkan tentang seorang wanita yang terus saja menghubungi hanya karena dia minta no ponsel si wanita.
“Katakan dia cantik” saran Chi Soo
“Bilang cantik? Aku benar-benar tertipu karena lampu club. Mata, hidung dan bibirnya tidak ada yang terlihat bagus”
“Kalau begitu.. Kalau begitu bilang saja tahi lalatnya cantik. Karena tidak perduli betapa mengerikan wajah dia, tahi lalat biasanya terlihat cantik” kata Chi Soo
Eun Bi tertegun mendengarnya sambil memegang tahi lalat di pipinya.



“Setelah kau mengatakan dia cantik, dia akan terdiam sekitar 5 detik” lanjut Chi Soo
“Lalu setelah 5 detik, apa yang harus aku lakukan?”
“Berikan ciuman di keningnya. Hal itu bisa membuat dia diam sekitar 1 minggu. Kehilangan kesadaran diri sendiri”
“Tapi kenapa di kening? Kenapa tidak di bibir saja?”
“Kau harus melakukannya di kening.. jadi terlihat sungguh-sungguh”
Tidak bisa dijelaskan perasaan Eun Bi yang jelas-jelas dipermainkan Chi Soo. Teman-teman Chi Soo memuji kelihaian Chi Soo.



Chi Soo dkk sedang jalan di koridor kelas. “Berhenti di situ, Cha Chi Soo!!” panggil Eun Bi.

Chi Soo balik badan dan melihat Eun Bi dengan membawa bola.
“Guru punya kemampuan untuk mengajar memang bagustapi apa bola voli juga? Aku cukup lelah hari ini” kata Chi Soo santai
“Cha Chi Soo.  Aku akan melepaskan ini dan menghitung sampai 3. Dan aku akan memukulmu satu kali saja” kata Eun Bi sambil menunjukkan ID nya.
“Apa?” tanya Chi Soo bingung
“Jadi rapatkan gigimu dengan kuat” saran Eun Bi sambil menjatuhkan ID.



Chi Soo meremehkan Eun Bi. Eun Bi sudah bersiap (caranya sama seperti Eun Bi memberi pelajaran pada pacar mantannya, balon air) dan mulai menghitung.
“1…2…3…”
Eun Bi melepaskan bola tepat ke kepala Chi Soo. Chi Soo terjatuh. Murid lain menonton dengan tegang.



“Mulai sekarang, jangan berani-beraninya kau menggerakkan jari di depanku dan juga di belakangku. Kau bahkan jangan sampai menginjak bayanganku. Mengerti?!” peringatan dari Eun Bi.
Teman-teman Chi Soo membantu Chi Soo berdiri. Chi Soo mendekati Eun Bi dan ingin memegang Eun Bi.


Tiba-tiba Kang Hyuk muncul memegang tangan Chi Soo.
“Ini menjadi masalah bila kau melakukan ini pada wanita, terlebih lagi jika dia adalah istriku” kata Kang Hyuk. Chi Soo dan Eun Bi kaget mendengarnya.



Guru Han dan Dong Joo datang ke tekape. Guru Han menanyakan keadaan Chi Soo, Dong Jo langsung memegang tangan Eun Bi ke belakang (persis kya polisi nangkep criminal). Guru Han langsung membubarkan para murid. Chi Soo di papah teman-temannya, sedangkan Eun Bi diseret Dong Joo.

Choi Kang Hyuk yang malas malah berbaring di lantai koridor. Ada salah satu murid yang membangunkan Kang Hyuk dan melarang Kang Hyuk tidur disana. Kang Hyuk tanya siapa laki-laki yang seperti kue beras itu. Si murid awalnya kebingungan lalu menjawab “Cha Chi Soo”.


Eun Bi di sidang oleh Guru Han dan Kepala Sekolah. Guru Han yang dominan memarahi Eun Bi, bagaimana jika para murid merekamnya, kau akan menjadi orang no satu yang akan dicari. Kepala Sekolah menyuruh Eun Bi untuk pulang hari ini. Jika hasil pemeriksaaan sudah keluar, Eun Bi akan di hubungi. Eun Bi memegang ID nya.

Chi Soo sudah di kamar rumah sakit. Dokter memastikan tidak ada yang salah pada Chi Soo, hanya saja yang memukul Chi Soo adalah mantan pemain voli jadi pasti Chi Soo mengalami shock. Dokter menyarankan Chi Soo untuk menenangkan diri selama di rumah sakit. “Permisi. Aku bukan dipukul, tapi kecelakaan. Jadi gambarkan seperti itu” ralat Chi Soo. Dokter minta maaf.


Ayah Chi Soo tanya bagian mana yang di pukul, mengapa ia tidak bisa membedakan. President Cha dan Dorektur Go terusa saja mengulang kata-kata di pukul, Chi Soo risih sekaligus kesal dan gengsi mendengarnya. Chi Soo memilih keluar. President Cha apa yang harus ia lakukan pada guru magang itu, apa harus ia pecat?. “Tidak. Tidak ada yang boleh memecatnya tanpa ijinku!! Dan juga.. jangan pernah mengatakan aku di pukul ketika di depanku” kata Chi Soo kesal.



“Ada apa dengan Chi Soo? Dia kelihatannya marah. Bia marah, benarkan?” tanya Presdir Cha. “Di banding dengan marah, aku rasa dia malu” kata Direktur Goo.


Di rumah sakit yang sama. Eun Bi sedang menemani ayahnya. Ayah Eun Bi makan sambil menonton tv. Ayah Eun Bi langsung bertanya apa Eun Bi dipecat. Eun Bi tersedak lalu beralasan dia hanya pulang lebih awal. “Apa yang sudah kubilang. Aku bilang kau tidak cocok jadi seorang guru. Panci alumunium sepertimu yang mudah mendidih, bagaimana bisa menjadi seorang guru? Akan lebih baik jika kau terus bermain voli dengan pukulanmu itu” nasihat ayah Eun Bi

Eun Bi tanya apa dengan bermain voli akan membayar tagihannya atau menyediakan makanan di atas meja. “Sudah ku bilang, aku tidak mau makan ramyun seumur hidupku. Aku akan makan nasiseumur hidup dengan gaji dari pemerintah” kata Eun Bi. Ayah Eun Bi menunjukkan di kening Eun Bi ada keriput.
“Kau sudah tua, kau bahkan tidak punya uang untuk melakukan botox, kenapa kau selalu menegangkan matamu? Santai saja. Dan hiduplah seperti dirimu. Dan jangan terlalu banyak menggunakan kepalamu. Ikuti saja apa yang diberitahukan oleh tubuhmu. Hanya dengan disini ini (hati), memimpinmu kemana kau pergi. Mungkin akan banyak kekalahan tapi setidaknya kau tidak akan hidup sebagai pengecut. Seperti ayahmu ini” nasihat ayah Eun Bi.


Eun Bi menyuruh ayahnya untu cepat makan, tapi ayah Eun Bi bilang makanannya tidak enak, Aku hanya ingin makan ramyun.

Chi Soo dan So Yi mengobrol di halaman rumah sakit. So Yi tanya apa Chi Soo ingin memecat Eun Bi. Chi Soo bilang kenapa dia harus memecatnya, dia bukan anak kecil. So Yi tanya apa Chi Soo mau makan, jika tidak suka makanan di rumah sakit So Yi bisa membawakan makan siang. Chi Soo mlah pusing dengan sikap So Yi yang tumben-tumbenan bawel. So Yi hanya ingin mencobanya sesekali. “Kau cantik ketika tidak bicara” kata Chi Soo.



Dekat Chi Soo dan So Yi, ayah Eun Bi memperhatikan mereka sambil baca Koran. Tiba-tiba Ba Wool lewat. So Yi dengan polos menyapa Ba Wool. Chi Soo menyuruh So Yi untuk makan saja dengan Ba Wool karena dia sedang banyak pikiran. So Yi mengajak Ba Wool untuk makan bersama. Ba Wool masih kesal, “Makan?! Makan?!” teriak Ba Wool sambil pergi. “Sepertinya Ba Wool masih marah” kata So Yi. So Yi pamit pergi. Ayah Eun Bi memperhatikan So Yi.


Ayah Eun Bi mendekati Chi Soo. Ayah Eun Bi memuji So Yi yang cantik. Karena cantiklah So Yi pacaran dengan Chi Soo. Ayah Eun Bi heran mengapa Chi Soo membiarkannya pergi tanpa makan terlebih dahulu. Chi Soo malah bingung mengapa dia harus memberi makan, Chi Soo yakin So Yi akan membeli makanan untuk dirinya sendiri. Ayah Eun Bi memegang dada Chi Soo, “Ahh ini seperti jahitan, benar-benar jahitan. Kau tau, pria seperti mu memang tinggi tapi ‘kosong’ didalam” kata ayah Eun Bi. Chi Soo kebingungan dengan apa yang dibicarakan oleh ayah Eun Bi.


“Aku bertanya jika kau tau kenapa dadamu itu menonjol-nonjol seperti Kwon Sang Woontapi di dalamnya bagaikan gurun? Itu karena kau tumbuh hanya makan sesuatu yang dingin. Kau butuh sesuatu yang panas untuk tumbuh!” kata ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi terus saja memgang dada Chi Soo. Chi Soo kesal dan mendorong ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi mengaduh kesakitan sambil memegang dadanya. Chi Soo panik  dan akan memanggilkan dokter tapi ayah Eun Bi melarangnya.


Ayah Eun Bi ingin yang lain saja, Chi Soo tanya apa ayah Eun Bi punya obat pribadi. Ayah Eun Bi mengiyakan. “Jika kau pergi ke rumahku, buka lemari kedua laci pertama. Di dalam sana, ada panci alumunium. Hanya dengan memakannya satu sendok, hatiku rasanya akan penuh. Dan satu hisapan akan menghangatkan seluruh tubuh! Ada ramyun didalamnya” kata ayah Eun Bi (doeeeeeeenk). Chi Soo awalnya mendengarkan dengan teliti, lalu Chi Soo menahan nafas kesal sambil memejamkan matanya. Ayah Eun Bi masih saja mengajak Chi Soo untuk mencoba makan ramyun.


Chi Soo menghempaskan tangan ayah Eun Bi. Chi Soo memberi peringatan pada ayah Eun Bi.  Chi Soo menyuruh ayah Eun Bi berakting di depan rumah sakit saja agar ditraktir. “Pertama kali mungkin karena kecelakaan tapi kedua kalinya kau akan di pecat. Jadi jangan datang kepadaku lagi. Aku tidak perduli apa pekerjaan paman dan dimana itu karena aku akan segera membuatmu dipecat” ancam Chi Soo. Ayah Eun Bi tidak terlalu ambil hati perkataan Chi Soo. Tiba-tiba ayah Eun Bi terlihat menahan sakit sambil memegang dadanya. Chi Soo bergegas masuk tapi Chi Soo sempat berbalik sebentar dan melihat ayah Eun Bi sudah tidak ada. Ternyata ayah Eun Bi terbaring di lantai.



Ba Wool masih menahan amarahnya, So Yi mendekati Ba Wool. Ba Wool tanya apa So Yi mau makan, So Yi mengangguk. So Yi makan saladnya malas-malasan, Ba Wool menyuapi So Yi nasi, makan nasi juga jangan hanya makan sayur. So Yi sengaja menjaga berat badannya karena sudah mendekati ujiannya. So Yi mengajak Ba Wool untuk berkencan kembali. Ba Wool tersenyum lalu tanya bagaimana dengan Cha Chi Soo. “Aku juga akan berkencan dengannya” kata So Yi santai. Tentu saja Ba Wool marah. Menurut So Yi itu yang terbaik untuk mereka. So Yi memegang tanga Ba Wool, baginya bertemu dengan Chi Soo adalah jalan untuk bertemu dengan Ba Wool.


Eun Bi menunggu lift dengan membawa ramyun. Tak lama lift terbuka, taraaaaa ada Pangeran didalamnya. Chi Soo menyeringai melihat Eun Bi dan pura-pura sakit lehernya. Eun Bi masuk dengan tampang sedikit bête. Di dalam lift, Chi Soo terlalu pede, dia mengira Eun Bi datang untuk mengatakan permohonan maafnya. Padahal Eun bi tidak mendengarkan Chi Soo, Eun Bi langsung keluar begitu pintu lift terbuka. Chi Soo ikut keluar memanggil-manggil Eun Bi. Chi Soo menghadang jalan Eun Bi.



“Kau tidak minta maaf? Bukankah kau datang kesini untuk minta maaf padaku?” tanya Chi So
“Minta maaf? Maksudmu ketika yang bersalah mengakui kesalahannya dan minta maaf?”
“Benar!”
“Jadi seharusnya bukan aku yang minta maaf, tapi kau!”
“Aku? Kenapa harus aku? Akulah yang terkena pukulan!” bela Chi Soo
“Kau bahkan tidak tau kenapa kau di pukul kan?”
“Ya. Apa aku harus tau?”
“Kau tidak perlu tau. Karena Pangeran sepertimu mungkin menjalani seluruh hidupmu tanpa tau kenapa”
“Dengar guru, sepertinya kau mungkin merasa harga dirimu direndahkan. Aku juga tidak berencana untuk memperumit keadaan dengan karyawan sekolahku. Kau hanya perlu minta maaf untuk mengakhirinya” oceh Chi Soo


Ayah Eun Bi lewat beserta dokter dan suster yang mendorongnya, ada Kang Hyuk juga. Eun Bi terdiam sejenak dan memastikan itu ayahnya. Eun Bi panik dan langsung meninggalkan Chi Soo yang masih saja ngoceh. Tentu saja Chi Soo tidak terima dicuekin, dia langsung menarik tanngan Eun Bi. Eun Bi sudah panik langsung mendorong Chi Soo. Chi Soo bingung dengan reaksi Eun Bi. Chi Soo memegang plastik isi ramyun.


Eun Bi menunggu. Dokter menghampiri Eun Bi, setelah bicara sebentar dokter meninggalkan Eun Bi yang terdiam seperti patung. Eun Bi seperti kehilangan rohnya, pandangannya kosong dengan ekpresi yang datang hingga Dong Jo dan pelatih datang, Dong Jo memeluk Eun Bi.


Chi Soo sang Pangeran tak percaya ia sudah diabaikan oleh seorang guru magang. Chi Soo bicara sendiri sambil memegang plastik milik Eun Bi. Ba Wool dkk sudah sampai di rumah sakit. Chi Soo senang melihat Ba Wool. “Ba Wool.. Apa guru yang mengirimmu? Bagus. Hey, cepat kembalikan ini padanya. Beritahu dia jika dia mau berdamai denganku dia harus datang padaku dan minta maaf maka aku akan..” oceh Chi Soo. Ba Wool sama sekali tak menghiraukan Chi Soo, mereka melewati Chi Soo begitu saja.”Apa-apaan ini?!! Sialan!! Anak ini..” kata Chi Soo kesal.


Chi Soo mencoba mengikuti Ba Wool. Chi Soo sampai di depan ruang duka, celingak celinguk kesana kemari, seperti tempat yang asing bagi Chi Soo. ChI Soo melihat Ba Wool memberi hormat pada Eun Bi. Chi Soo mulai menyadari sedikit apa yang terjadi, ia melihat foto ayah Eun Bi, pria yang ia temui di taman, pria yang ia ancam.



Chi Soo sudah kembali di kamarnya, sudah banyak parcel di dalam kamar Chi Soo. Chi Soo tiduran sambil memegang panci ramyun dengan pandangan bersalah. Chi Soo ingat permintaan ayah Eun Bi yang ingin makan ramyun sebagai obatnya. Chi Soo membukanya. Chi Soo mengingat ketika ia mengembalikan plastik tersebut (tetap dengan gaya pangerannya) pada Eun Bi. Eun Bi yang masih berduka menyuruh Chi Soo membuangnya saja karena itu tidak akan dimakan.



Pelatih Seo membangunkan Eun Bi, sudah waktunya pergi. Iringan bersiap pergi. Pelatih Seo memegang papan nama ayah Eun Bi dan Ba Wool memegang foto ayah Eun Bi. Setelah bis pergi, muncullah Kang Hyuk, Kang Hyuk melihat dengan pandangan sedih.



Eun Bi sudah di rumah kedai, dia masak ramyun. Di rumah sakit keadaan Chi Soo tak beda jauh. Chi Soo terus mengganti chanel tv dengan pandangan kosong. Pembersih kamar masuk dan menyapa Chi Soo. ChI Soo mengambil kembali plastik Eun Bi dan melihat alamatnya.


Eun Bi makan ramyun dengan perlahan di kedai. Eun Bi menahan airmatanya, mencoba untuk tidak menangis. Eun Bi minum soju lalu menoleh ke salah satu meja, ia teringat tentang ayahnya yang mengajari Eun Bi cara minum soju sewaktu kecil, yang diminum Eun Bi waktu itu seperti susu. Eun Bi tersenyum mengenangnya, Eun Bi menegak soju lagi dan menoleh salah satu meja lain. Eun Bi teringat saat dia membuat ukiran di meja “Jika itu Eun Bi, dia bisa melakukannya”, awalnya ayah Eun Bi menjitak kepala Eun Bi, setelah membacanya mereka tertawa.



Eun Bi menuangkan lagi soju, belum selesai Eun Bi menegak ia menoleh dekat pintu. Ayah Eun Bi memarahi Eun Bi remaja karena menemukan rokok. “Jika kau tidak punya uang kau tidak seharusnya punya aku! Kau tidak punya uang dan membunuh ibu” berontak Eun Bi temaja. Ayah Eun Bi menampar pipi Eun Bi. Eun Bi remaja meninggalkan ayahnya sendirian di kedai, ayah Eun Bi melihat tangan yang sudah menampar putri satu-satunya, ternyata disana masih ada 2 Eun Bi kecil yang melihat, perlahan kedua Eun Bi kecil pun pergi meninggalkan ayah Eun Bi sendirian di kedai.


Jangan pergi.. Jangan pergi.. Jangan tinggalkan ayahku sendirian.. Jangan pergi..Ayahku akan merasa sangat kesepian.. Ketika tokomu tutup, apa kau selalu berdiri sendirian seperti itu, ayah? Ibu tidak disini dan aku juga.. Apa kau selalu disini sendirian setiap malam? Aku pikir akulah satu-satunya yang kehilangan ibu. Aku pikir hanya aku yang merasa sendiri.. Aya, kau juga sendirian.. Aku tidak menyadari itu..” rintih Eun Bi dalam hati



“Maafkan aku ayah..Maafkan aku..” isak Eun Bi
Bayangan ayah Eun Bi mendekati Eun Bi yang menangis.
“Ayah.. Ayah, kau tidak pergi? Ayah, aku bersalah.. Aku tidak akan minum banyak soju lagi.. Atau menulis di atas meja makan lagi.. Tapi rokok waktu itu, bukanlah punyaku..Itu punya Dong Joo..Aku hanya marah waktu itu.. Itu sebabnya aku bersikap seperti itu.. Ayah, jadi jangan pergi tinggalkan aku sendiri.. Aku bersalah, jadi jangan tinggalkan aku sendiri..” tangis Eun Bi
“Aku tidak pergi.. Aku tidak akan meninggalkanmu.. Aku tidak pergi..” jawab bayangan ayah Eun Bi
“Ayah.. Maafkan aku.. Ayah..” kata Eun Bi sambil memeluk



Ternyata yang di peluk Eun Bi adalah Kang Hyuk. Kang Hyuk melihat Eun Bi dengan sedih. Chi Soo sampai di depan kedai.
“Ayah, tapi kenapa kau jadi begitu kuat? Apa benar kau ayahku?” tanya Eun Bi masih belum sadar
“Bukan.. Aku bukan ayahmu. Aku suamimu” jawab Kang Hyuk
“Suami?” tanya Eun Bi


Diluar kedai, Chi Soo melihat Eun Bi yang memeluk Kang Hyuk sambil tersenyum. Chi Soo tampak tak percaya.


0 comments:

Post a Comment