Jun Su main-main di lobby rumah sakit. Jung Woo cemas mencari Jun Su, begitu melihatnya, Jung Woo langsung menggendong Jun Su.
Ki Hoon menelv Eun Jo menanyakan hasil operasi Dae Sung. Ki Hoon mengatakan akan kembali besok pagi pada penerbangan pertama, semua pekerjaan di Jepang sudah mereka lakukan dengan baik. Tidak ada jawaban dari Eun Jo. Ki Hoon memanggil nama Eun Jo, "Eun Jo-yaa... Eun Jo-yaa.. Eun Jo-yaa". Eun Jo masih asyik berkutat dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Eun Jo buka suara, Eun Jo merasa bersalah pada Dae Sung, "Apa kah ini karena saya?" tanya Eun Jo.
Sementara itu Kang Hook berdiri di depan pintu ruang operasi dengan percaya diri. Sekali lagi Kang Hook menantang Tuhan seperti saat Eun Jo di besarkan dengan susah payah, kali ini pun Kang Hook menantang Tuhan untuk keselamatan Dae Sung. Dalam hati Kang Hook sedikit ragu. "Lakukanlah apa yang bisa Kau lakukan" kata Kang Hook.
Eun Jo mengatakan bahwa bibi Hyo Sun pernah mengatakan itu, "Apa aku dan ibuku akan merusak kehidupan orang yang baik jika kami memasuki kehidupannya? Apa aku dan ibuku mempunyai aura seperti itu?" tanya Eun Jo.
Pintu ruang operasi pun terbuka. Kang Hook tetap berdiri tenang. Dokter mangatakan masa kritis sudah lewat, jadi Kang Hook tidak perlu khawatir. Kang Hook tersenyum menyeringai. "Tentu. Apa kau pikir akan terjadi sesuatu?" tanya Kang Hook. Kang Hook tersenyum puas. Sekali lagi dia berhasil.
Sementara itu Kang Hook berdiri di depan pintu ruang operasi dengan percaya diri. Sekali lagi Kang Hook menantang Tuhan seperti saat Eun Jo di besarkan dengan susah payah, kali ini pun Kang Hook menantang Tuhan untuk keselamatan Dae Sung. Dalam hati Kang Hook sedikit ragu. "Lakukanlah apa yang bisa Kau lakukan" kata Kang Hook.
Eun Jo mengatakan bahwa bibi Hyo Sun pernah mengatakan itu, "Apa aku dan ibuku akan merusak kehidupan orang yang baik jika kami memasuki kehidupannya? Apa aku dan ibuku mempunyai aura seperti itu?" tanya Eun Jo.
Pintu ruang operasi pun terbuka. Kang Hook tetap berdiri tenang. Dokter mangatakan masa kritis sudah lewat, jadi Kang Hook tidak perlu khawatir. Kang Hook tersenyum menyeringai. "Tentu. Apa kau pikir akan terjadi sesuatu?" tanya Kang Hook. Kang Hook tersenyum puas. Sekali lagi dia berhasil.
Hyo Sun masih berfikir, meyakinkan dirinya kalau tidak akan terjadi sesuatu terhadap Dae Sung. Ki Hoon menyuruhnya untuk tidur.Hyo Sun, Kang Hook dan Eun Jo menunggu Dae Sung sadar, akhirnya Dae Sung sadar. Yang pertama kali dia lihat adalah Kang Hook, Dae Sung mengangguk pada Kang Hook, meyakinkan Kang Hook kalau dia gpp. Hyo Sun langsung menangis histeris melihat keadaan Dae Sung. Eun Jo langsung berdiri mendekat melihat Dae Sung. Hyo Sun menangis terus, akhirnya Eun Jo memegang bahu Hyo Sun agar jangan mengguncang pelan tubuh Dae Sung juga agar tidak mengganggu Dae Sung yang masih lemah. Kang Hook terlihat khawatir melihat kondisi Dae Sung yang masih lemah. Kang Hook memegang tangan Dae Sung di bawah selimut. (aku pikir ini bisa memberi kekuatan tersendiri)
Kang Hook dan Dae Sung berjalan-jalan sambil berpegangan tangan. Kang Hook ingin Dae Sung istirahat. Tapi Dae Sung menolak, meyakinkan kondisi nya sudah baik. Kang Hook kesal karna tidak di dengarkan, langsung menghempaskan tangan Dae Sung dengan kasar. Dae Sung terlonjak kaget banget. Akhirnya Dae Sung menuruti perkataan Kang Hook. Kang Hook menghela nafas dan menahan air mata. Kang Hook langsung nyamperin Dae Sung dan langsung menggandeng tangan Dae Sung (lagi).
Kang Hook mencicipi makanan untuk Dae Sung. Kang Hook langsung marah, menurutnya makanan itu asin, ga bae buat Dae Sung. Salah satu ajuma membantahnya. Kang Hook langsung ingin marah lagi, tapi di hentikan oleh ajuma yang satunya lagi. Ajuma itu langsung meminta maaf dan mereka akan segera membuat lagi. "Tolong tenang lah, ibu Jun Su" kata ajuma. Kang Hook langsung marah lagi. Ajuma langsung minta maaf lagi.
Akhirnya Kang Hook memutuskan akan memasak dengan tangannya sendiri untuk makanan Dae Sung. Ajuma satu tidak enak, langsung minta Kang Hook menunggu saja. Kang Hook melihatnya dengan sinis.
Hyo Sun datang ke salah satu butik langganannya. Pemiliknya langsung menyapa Hyo Sun. Hyo langsung meminta 1 jaket. Pemilik bertanya jaket model apa. Hyo Sun mengatakan dia ingin membeli untuk ayahnya. Pemilik nya heran, tapi langsung mengatakan mereka punya 2 jaket. Hyo Sun bingung, "2 jaket?". Pemiliknya membenarkan, kemudian berkata Eun Jo sudah membeli jaket untuk ayahnya juga. Hyo Sun bingung. (dia heran kali yaa,, orang yg notabene nya cuek, bisa juga perhatian)
Akhirnya Kang Hook memutuskan akan memasak dengan tangannya sendiri untuk makanan Dae Sung. Ajuma satu tidak enak, langsung minta Kang Hook menunggu saja. Kang Hook melihatnya dengan sinis.
Hyo Sun datang ke salah satu butik langganannya. Pemiliknya langsung menyapa Hyo Sun. Hyo langsung meminta 1 jaket. Pemilik bertanya jaket model apa. Hyo Sun mengatakan dia ingin membeli untuk ayahnya. Pemilik nya heran, tapi langsung mengatakan mereka punya 2 jaket. Hyo Sun bingung, "2 jaket?". Pemiliknya membenarkan, kemudian berkata Eun Jo sudah membeli jaket untuk ayahnya juga. Hyo Sun bingung. (dia heran kali yaa,, orang yg notabene nya cuek, bisa juga perhatian)
Dae Sung dan Ki Hoon berjalan di taman, Ki Hoon memberitaukan mereka mendapat 7 kontrak dari 5 hotel di Tokyo, juga mereka sudah menyelesaikan pengiriman ketiga. Ki Hoon mengatakan pekerjaan mereka akan baik, juga ini akan menjadi keberuntungan mereka. Dae Sung bangga atas kerja Ki Hoon, kemudian bertanya apa Presdir Hong tau Ki Hoon bekerja padanya. Karna tidak tau, maka Dae Sung ingin bertemu dengan ayah Ki Hoon. "Ketika kau kecil, aku membawamu di bawah sayapku" kata Dae Sung.
Dae Sung mengatakan selama ini Ki Hoon sangat membantu nya. Dae Sung yakin Presdir Hong punya rencana sendiri pada Ki Hoon. Ki Hoon merasa tidak enak, minta Dae Sung jangan bicara seperti itu. Dae Sung memarahi Ki Hoon. Dae Sung, "Meskipun ayahmu tidak bicara pada mu. Kau tidak boleh terlalu marah padanya".
Ki Hoon mengatakan ayahnya dan Dae Sung berbeda. "Tentu saja berbeda. Dia seperti mangkuk yang besar dan banyak orang yang berada dibawah sayapnya" kata Dae Sung. Ki Hoon tidak bermaksud seperti itu. Dae Sung tidak mempermasalahkan itu, dia tetep pengen ketemu ayah Ki Hoon. Ki Hoon meminta jangan bertemu ayahnya, Ki Hoon akan berbicara sendiri pada ayahnya. Dae Sung setuju.
"Ahjusshi, apapun yang terjadi kedepan, tolong percaya padaku. Apapun yang tidak di prediksikan, tolong percaya padaku" kata Ki Hoon. Dae Sung tertawa mendengarnya. Dae Sung mengatakan Hyo Sun memintanya untuk percaya pada Hyo Sun, sekarang Ki Hoon yang minta untuk dipercayai.
Tiba-tiba Eun Jo keluar dengan tergesa-gesa. Dae Sung bertanya ada apa. Eun Jo mengatakan Ki Hoon harus bertemu dengan pembeli dari Jepang, Eun Jo menyuruhnya untuk pergi bersama Hyo Sun, karna Eun Jo harus melakukan sesuatu. Dae Sung menyuruh mereka pergi bersama. Tapi Eun Jo langsung berlari, karna terlalu tergesa-gesa, Eun Jo terjatuh lagi. Ini mengingatkan kecerobohan Eun Jo dulu saat jatuh di pinggir danau.
Ki Hoon mengatakan ayahnya dan Dae Sung berbeda. "Tentu saja berbeda. Dia seperti mangkuk yang besar dan banyak orang yang berada dibawah sayapnya" kata Dae Sung. Ki Hoon tidak bermaksud seperti itu. Dae Sung tidak mempermasalahkan itu, dia tetep pengen ketemu ayah Ki Hoon. Ki Hoon meminta jangan bertemu ayahnya, Ki Hoon akan berbicara sendiri pada ayahnya. Dae Sung setuju.
"Ahjusshi, apapun yang terjadi kedepan, tolong percaya padaku. Apapun yang tidak di prediksikan, tolong percaya padaku" kata Ki Hoon. Dae Sung tertawa mendengarnya. Dae Sung mengatakan Hyo Sun memintanya untuk percaya pada Hyo Sun, sekarang Ki Hoon yang minta untuk dipercayai.
Tiba-tiba Eun Jo keluar dengan tergesa-gesa. Dae Sung bertanya ada apa. Eun Jo mengatakan Ki Hoon harus bertemu dengan pembeli dari Jepang, Eun Jo menyuruhnya untuk pergi bersama Hyo Sun, karna Eun Jo harus melakukan sesuatu. Dae Sung menyuruh mereka pergi bersama. Tapi Eun Jo langsung berlari, karna terlalu tergesa-gesa, Eun Jo terjatuh lagi. Ini mengingatkan kecerobohan Eun Jo dulu saat jatuh di pinggir danau.
Eun Jo langsung mengambil salah satu arak beras yang masih di proses. Di luar, Dae Sung bertanya untuk apa. Eun Jo ingin melakukan percobaan lagi agar arak mereka lebih bagus dan dapat mengurangi biaya proses. Eun Jo langsung pergi aja, tapi Dae Sung memanggilnya dan bertanya pendapat Eun Jo tentang jaket yang di pakainya. Eun Jo tersenyum tipis terharu, tapi masi tidak bisa mengatakan sesuatu. Tiba-tiba Hyo Sun datang dan mengatakan jaket yang di beli Eun Jo sangat pas untuk Dae Sung.
Hyo Sun mengatakan dia juga ingin membelikan jaket yang sama untuk Dae Sung, tapi pemiliknya mengatakan Eun Jo sudah membelinya, jadi Hyo Sun tidak jadi beli. Eun Jo ingin memberikan alasan, dengan cepat Hyo Sun mengatakan tidak apa membelikan ayahnya hadiah, Hyo Sun juga mengingatkan Eun Jo, sekarang Hyo Sun bukanlah 16tahun lagi.
Eun Jo izin untuk pergi. Hyo Sun mengajak Dae Sung untuk ke lab juga. Eun Jo langsung berbalik, melarang Hyo Sun mengajak Dae Sung pergi karna Dae Sung butuh istirahat. Hyo Sun merajuk.
Akhirnya Dae Sung menolak, Dae Sung menyuruh Hyo Sun menemui Ki Hoon untuk menemani Ki Hoon bertemu dengan pembeli dari Jepang. Eun Jo memasukkan bahan adonan nya ke mobil, Dae Sung mengantar Hyo Sun ke depan. Hyo Sun berlama-lama manja sama Dae Sung. Eun Jo melihatnya dengan sedih dari spion.
Hyo Sun mejelaskan mengenai minuman Daesung Takju dengan sedikit contekan. Pengusaha Jepang itu menyetujui perjanjian karna kecantikan Hyo Sun, Hyo Sun tersenyum senang. Ki Hoon melihatnya tak senang.
Sementara itu Eun Jo masih berkutat melakukan percobaannya di lab.
Eun Jo izin untuk pergi. Hyo Sun mengajak Dae Sung untuk ke lab juga. Eun Jo langsung berbalik, melarang Hyo Sun mengajak Dae Sung pergi karna Dae Sung butuh istirahat. Hyo Sun merajuk.
Akhirnya Dae Sung menolak, Dae Sung menyuruh Hyo Sun menemui Ki Hoon untuk menemani Ki Hoon bertemu dengan pembeli dari Jepang. Eun Jo memasukkan bahan adonan nya ke mobil, Dae Sung mengantar Hyo Sun ke depan. Hyo Sun berlama-lama manja sama Dae Sung. Eun Jo melihatnya dengan sedih dari spion.
Hyo Sun mejelaskan mengenai minuman Daesung Takju dengan sedikit contekan. Pengusaha Jepang itu menyetujui perjanjian karna kecantikan Hyo Sun, Hyo Sun tersenyum senang. Ki Hoon melihatnya tak senang.
Sementara itu Eun Jo masih berkutat melakukan percobaannya di lab.
Ki Hoon kesal, bagaimana mudah Hyo Sun meneriama ajakan pengusaha itu untuk minum bersama. Di mobil, Hyo Sun masih ingin berdebat. "Apa kau mengatakan kalau aku menjual senyumku?" kata Hyo Sun memperjelas perkataan Ki Hoon. Hyo Sun menangis dan berteriak kenapa Ki Hoon bisa berkata hal seperti itu pada nya. Hyo Sun masih berteriak dan menangis. Ki Hoon tidak memperhatikan jalan. Spontan Ki Hoon langsung membanting stir dan ngerem. Ki Hoon sempat membuka sabuk pengamannya dan langsung memeluk Hyo Sun. Hyo Sun berteriak ketakutan. Mobil berhenti tepat di tepi jurang.
Ki Hoon menanyakan keadaan Hyo Sun. Hyo Sun hanya diam, masih shock. Ki Hoon menepuk pelan pipi Hyo Sun. Dalam hati Hyo Sun mengatakan dadanya berdebar. Hyo Sun hanya diam dan menangis. Hyo Sun memeluk Ki Hoon. Ki Hoon melepaskannya. (tau nih kalo Hyo Sun gpp, cm pengen minta peluk aja,, wkakkakkak).
Jung Woo tau Eun Jo sibuk di lab, maka Jung Woo menyiapkan makanan untuk Eun Jo. Eun Jo bangun, langsung liat hasil percobaannya. Jung Woo sampai saat Eun Joo baru keluat dari ruangannya. Jung Woo memberikan makanannya pada Eun Jo, Jung Woo mengatakan ibu Eun Jo yang masak. Dikantin, Eun Jo makan ditemani Jung Woo. Jung Woo tanya bagaimana rasanya. Eun Jo mengatakan makanan Jung Woo enak. Jung Woo berkilah bukan dia yang masak. Eun Jo mengatakan ibu nya tidak peduli dengan hal seperti ini, Eun Jo tau Jung Woo berbohong. Eun Jo yakin sekarang Kang Hook pasti masih tidur. Eun Jo bertanya bagaimana bisa Jung Woo menemukan dimana dia.
Ki Hoon menanyakan keadaan Hyo Sun. Hyo Sun hanya diam, masih shock. Ki Hoon menepuk pelan pipi Hyo Sun. Dalam hati Hyo Sun mengatakan dadanya berdebar. Hyo Sun hanya diam dan menangis. Hyo Sun memeluk Ki Hoon. Ki Hoon melepaskannya. (tau nih kalo Hyo Sun gpp, cm pengen minta peluk aja,, wkakkakkak).
Jung Woo tau Eun Jo sibuk di lab, maka Jung Woo menyiapkan makanan untuk Eun Jo. Eun Jo bangun, langsung liat hasil percobaannya. Jung Woo sampai saat Eun Joo baru keluat dari ruangannya. Jung Woo memberikan makanannya pada Eun Jo, Jung Woo mengatakan ibu Eun Jo yang masak. Dikantin, Eun Jo makan ditemani Jung Woo. Jung Woo tanya bagaimana rasanya. Eun Jo mengatakan makanan Jung Woo enak. Jung Woo berkilah bukan dia yang masak. Eun Jo mengatakan ibu nya tidak peduli dengan hal seperti ini, Eun Jo tau Jung Woo berbohong. Eun Jo yakin sekarang Kang Hook pasti masih tidur. Eun Jo bertanya bagaimana bisa Jung Woo menemukan dimana dia.
Flashback : Jung Woo dengan berpakaian tentara sedang di toilet ketika melihat profil Eun Jo di majalah. (gga banget nih si Jung Woo,, masa liat majalah di toilet,, ckckckc)
Eun Jo bertanya setelah itu apa yang Jung Woo lakukan. Jung Woo menjawab dia mencari alamatnya dan datang ke rumah Dae Sung. Jung Woo mengatakan paman Hyo Sun sudah pulang. Eun Jo kaget.
Hyungnim berlutut minta maaf di kantor Dae Sung. Hyungnim mengatakan ingin menjadi orang yang besar. Dae Sung bertanya apa dengan cara mengambil dari Dae Sung dan membuat minuman palsu. Hyungnim minta maaf dan masih terus berkilah. Dae Sung menyuruhnya berdiri. Hyungnim masih saja berceloteh, Dae Sung mengencangkan suaranya menyuruh Hyungnim berdiri. Hyungnim berhenti dan langsung berdiri. Dae Sung bertanya sudah berapa umur Hyungnim, sudah sepantasnya dia menikah, Dae Sung akan mencarikannya istri dan membantu Hyungnim. Hyungnim mengangguk.
Eun Jo bertanya setelah itu apa yang Jung Woo lakukan. Jung Woo menjawab dia mencari alamatnya dan datang ke rumah Dae Sung. Jung Woo mengatakan paman Hyo Sun sudah pulang. Eun Jo kaget.
Hyungnim berlutut minta maaf di kantor Dae Sung. Hyungnim mengatakan ingin menjadi orang yang besar. Dae Sung bertanya apa dengan cara mengambil dari Dae Sung dan membuat minuman palsu. Hyungnim minta maaf dan masih terus berkilah. Dae Sung menyuruhnya berdiri. Hyungnim masih saja berceloteh, Dae Sung mengencangkan suaranya menyuruh Hyungnim berdiri. Hyungnim berhenti dan langsung berdiri. Dae Sung bertanya sudah berapa umur Hyungnim, sudah sepantasnya dia menikah, Dae Sung akan mencarikannya istri dan membantu Hyungnim. Hyungnim mengangguk.
Dae Sung bertanya apa yang akan dilakukan Hyungnim jika Dae Sung tidak ada. Hyungnim heran. Dae Sung mengatakan tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi pada seseorang. Hyungnim bertanya apa Dae Sung akan pergi. Dae Sung hanya menggelang dan menghela nafas.
Eun Jo histeris menyuruh paman ikut dengan nya ke kantor polisi. Paman heran mengapa Eun Jo bersikap seperti itu. Eun Jo tetap menarik paman. Hyo Sun keluar kamar, melepaskan tangan Eun Jo. Eun Jo tetap bersikukuh ingin membawa paman ke kantor polisi. Hyo Sun ingin menggigit tangan Eun Jo, tapi malah gigit tangan paman.
Jung Woo melepaskan Hyo Sun. Ki Hoon datang dan mendorong Eun Jo hingga Eun Jo terjatuh. Jung Woo langsung mukul Ki Hoon. Hyo Sun tidak terima Ki Hoon di pukul, lalu balas menampar Jung Woo. Paman mau pergi, Eun Jo langsung bangun dan menarik paman.
Hyo Sun mengguncang bahu Eun Jo, mengatakan ayahnya sudah memaafkan paman, Eun Jo mendorong Hyo Sun hingga terjatuh. Hyo Sun mau mukul Eun Jo, tapi ditahan oleh Jung Wo. Ki Hoon langsung menarik tangan Jung Woo. "Apa yang kalian lakukan" teriak Dae Sung. Eun Jo melihat pandangn dingin Dae Sung. Eun Jo langsung lari. Ki Hoon mau ngejar, tapi di tahan sama Hyo Sun. Akirnya Jung Woo yang ngejar.
Eun Jo terus berlari, Jung Woo mengejarnya. Jung Woo menarik tangan Eun Jo, Eun Jo meronta. Jung Woo mengerti perasaan Eun Jo, Jung Woo tidak akan menghalangi Eun Jo. "Kau mau lari sampai mana? Sampai ujung sana?" tanya Jung Woo yang langsung menggendong Eun Jo. Jung Woo terus berlari, berpura-pura akan jatuh sehingga Eun Jo melingkarkan tangannya ke leher Jung Woo. Jung Woo tersenyum senang. (wuaaahhh,, co cweet banget dah si Jung Woo,, wkakkakk..bisa aja nih jung woo..)
Eun Jo dan Jung Woo duduk di pinggir danau. Jung Woo terus saja menatap Eun Jo, ketika Eun Jo melihatnya, Jung Woo langsung memalingkan wajahnya. Eun Jo menatap kembali ke depan, Jung Woo memalingkan wajahnya lagi ke Eun Jo, Eun Jo langsung melihatnya, otomatis Jung Woo berpaling lagi.
Eun Jo tersenyum melihat tingkah Jung Woo. Jung Woo bertanya apa Eun Jo lupa mengapa dia sedih?. Eun Jo menjawab iya. Kemudian Jung Woo bertanya kembali, apa air mata Eun Jo tidak jadi menetes?. Eun Jo menjawab iyya. Jung Woo, "Jadi aku bisa menunjukkan sesuatu sekarang, bukan?".
Jung Woo berdiri, menarik nafas, lalu menari-nari ga jelas. Eun Jo langsung berdiri. Tapi Jung Woo pantang menyerah, Jung Woo menyuruhnya duduk kembali. Jung Woo menari lagi, Eun Jo pun tersenyum melihatnya. Eun Jo melihat Jung Woo kecil menari bersama dengan Jung Woo dewasa. Eun Jo tertawa melihatnya. Tak jauh dari tempat mereka, ada sepasang mata yang melihat tawa Eun Jo, Ki Hoon. Ki Hoon melihat Eun Jo tertawa lepas. (ehhm,, jeolus tuuuhh!!!!)
Eun Jo melihat percobaannya di mikroskop. Dae Sung, Ki Hoon dan Hyo Sun melihat Eun Jo membuat arak beras dengan hasil percobaannya. Dae Sung menyuruh Hyo Sun dan Ki Hoon memperhatikan Eun Jo dengan seksama karna mungkin ini adalah yang akan membuat perubahan sejarah untuk perusahaan. Hyo Sun melihat iri. "Bukankah begitu Eun Jo?" tanya Dae Sung. Eun Jo tidak menjawab.
Setelah mengikat hasilnya, Eun Jo menggeser salah satu kendi, Ki Hoon mau bantu angkat, tapi langsung menyingkirkan tangan Ki Hoon. Hyo Sun melihat mereka dengan pandangan sedih, lalu meninggalkan tempat itu. Dae Sung melihat ada yang tidak beres antara ke dua putrinya.
Malam harinya Hyo Sun datang ke ruang penyimpanan arak. Hyo Sun mendekat ke kendi yang berisi percobaan Eun Jo. Hyo Sun menjatuhkan kendi itu, memejamkan matanya. Setelah membuka matanya, ternyata tadi hanya pikirannya saja. Hyo Sun langsung menarik kembali tangannya yang memegang kendi. Hyo Sun berjalan keluar dengan sedih. Di tangga, ternyata ada Eun Jo. (pintar!!)
(adegan bisu nih,, gga ada yang bicara,, cuma ada expresi!!)
2 oran pria sedang bicara, salah satu orang Korea, satunya lagi Jepang. Orang Jepang bicara ?(ga tau ngom apa). Yang orang Korea tanya apa tidak berbahaya mereka melakukan itu.
Sekretaris Ki Jun memberi laporan. Ki Jun mendengarnya dengan tersenyum.
Eun Jo pulang larut malam. Di gerbang dia mendengar suara Kang Hook.
"Apa kau sudah gila? Apa kau mau mati? Apa kau sudah gila menelv ku jam segini? Kau benar-benar ingin menggangguku. pertama aku akan membunuhmu..." kata Kang Hook yang langsung kaget melihat Eun Jo. Kang Hook melempar hp nya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Kang Hook berteriak. Eun Jo diam, dengan tenang ambil hp Kang Hook yang jatuh.
Eun Jo tersenyum melihat tingkah Jung Woo. Jung Woo bertanya apa Eun Jo lupa mengapa dia sedih?. Eun Jo menjawab iya. Kemudian Jung Woo bertanya kembali, apa air mata Eun Jo tidak jadi menetes?. Eun Jo menjawab iyya. Jung Woo, "Jadi aku bisa menunjukkan sesuatu sekarang, bukan?".
Jung Woo berdiri, menarik nafas, lalu menari-nari ga jelas. Eun Jo langsung berdiri. Tapi Jung Woo pantang menyerah, Jung Woo menyuruhnya duduk kembali. Jung Woo menari lagi, Eun Jo pun tersenyum melihatnya. Eun Jo melihat Jung Woo kecil menari bersama dengan Jung Woo dewasa. Eun Jo tertawa melihatnya. Tak jauh dari tempat mereka, ada sepasang mata yang melihat tawa Eun Jo, Ki Hoon. Ki Hoon melihat Eun Jo tertawa lepas. (ehhm,, jeolus tuuuhh!!!!)
Eun Jo melihat percobaannya di mikroskop. Dae Sung, Ki Hoon dan Hyo Sun melihat Eun Jo membuat arak beras dengan hasil percobaannya. Dae Sung menyuruh Hyo Sun dan Ki Hoon memperhatikan Eun Jo dengan seksama karna mungkin ini adalah yang akan membuat perubahan sejarah untuk perusahaan. Hyo Sun melihat iri. "Bukankah begitu Eun Jo?" tanya Dae Sung. Eun Jo tidak menjawab.
Setelah mengikat hasilnya, Eun Jo menggeser salah satu kendi, Ki Hoon mau bantu angkat, tapi langsung menyingkirkan tangan Ki Hoon. Hyo Sun melihat mereka dengan pandangan sedih, lalu meninggalkan tempat itu. Dae Sung melihat ada yang tidak beres antara ke dua putrinya.
Malam harinya Hyo Sun datang ke ruang penyimpanan arak. Hyo Sun mendekat ke kendi yang berisi percobaan Eun Jo. Hyo Sun menjatuhkan kendi itu, memejamkan matanya. Setelah membuka matanya, ternyata tadi hanya pikirannya saja. Hyo Sun langsung menarik kembali tangannya yang memegang kendi. Hyo Sun berjalan keluar dengan sedih. Di tangga, ternyata ada Eun Jo. (pintar!!)
(adegan bisu nih,, gga ada yang bicara,, cuma ada expresi!!)
2 oran pria sedang bicara, salah satu orang Korea, satunya lagi Jepang. Orang Jepang bicara ?(ga tau ngom apa). Yang orang Korea tanya apa tidak berbahaya mereka melakukan itu.
Sekretaris Ki Jun memberi laporan. Ki Jun mendengarnya dengan tersenyum.
Eun Jo pulang larut malam. Di gerbang dia mendengar suara Kang Hook.
"Apa kau sudah gila? Apa kau mau mati? Apa kau sudah gila menelv ku jam segini? Kau benar-benar ingin menggangguku. pertama aku akan membunuhmu..." kata Kang Hook yang langsung kaget melihat Eun Jo. Kang Hook melempar hp nya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Kang Hook berteriak. Eun Jo diam, dengan tenang ambil hp Kang Hook yang jatuh.
Eun Jo mau liat, tapi Kang Hook langsung merampasnya. Eun Jo tanya ada apa ini, Kang Hook mengatakan agar Eun Jo tidak usah ikut campur. Eun Jo minta hp nya Kang Hook. Kang Hoo tidak mau, langsung jalan. Tapi Eun Jo menarik tangannya. Eun Jo bertanya apa jang-sshi?. Kang Hook berbalik dan tersenyum sinis. "Apa kau sudah gila? tanya Kang Hook. "Jadi, laki-laki seperti Jang-sshi??" tanya Eun Jo. Kang Hook melepaskan tangan Eun Jo dan berjalan pergi.
"Ibu, mungkin aku akan mati. Katakan lah aku memiliki seratus botol toleransi pada mu, satu per satu kau menghancurkannya. Sekarang hanya tertinggal satu botol. Jika kau pecahkan juga, maka sungguh aku tidak ingin hidup" kata Eun Jo. Kang Hook marah mendengarnya, Kang Hook memukul Eun Jo lagi.
"Bahkan jika kau tidak punya perasaan apapun terhadap ayah Hyo Sun, kau tidak boleh berbuat seperti ini. Ini seharusnya tidak boleh terjadi. Jika kau melakukan apa yang seharusnya tidak kau lakukan pada ayah Hyo Sun, maka aku akan ke neraka (mati) karena kau. Jauh lebih mudah untuk ke neraka di banding hidup denganmu. Aku serius" kata Eun Jo menahan tangisnya. Kang Hook hanya bisa mematung.
Ki Hoon mengajari Hyo Sun bahsa Jepang. Hyo Sun terlihat bosan. Hyo Sun mengikuti ucapan Ki Hoon. Bukannya liat buka malah ngeliatin Ki Hoon. Ki Hoon menyuruhnya lihat ke buku. Hyo Sun langsung betulin kacamatanya dan liat ke buku. Ki Hoon kesal melihat Hyo Sun tidak serius. Ki Hoon menyudahinya. Hyo Sun merajuk. "Sudah ku bilang berhenti kekanak-kanakan" tegas Ki Hoon. Hyo Sun kesal mendengarnya. "Lalu ini apa?" tanya Ki Hoon.
"Ibu, mungkin aku akan mati. Katakan lah aku memiliki seratus botol toleransi pada mu, satu per satu kau menghancurkannya. Sekarang hanya tertinggal satu botol. Jika kau pecahkan juga, maka sungguh aku tidak ingin hidup" kata Eun Jo. Kang Hook marah mendengarnya, Kang Hook memukul Eun Jo lagi.
"Bahkan jika kau tidak punya perasaan apapun terhadap ayah Hyo Sun, kau tidak boleh berbuat seperti ini. Ini seharusnya tidak boleh terjadi. Jika kau melakukan apa yang seharusnya tidak kau lakukan pada ayah Hyo Sun, maka aku akan ke neraka (mati) karena kau. Jauh lebih mudah untuk ke neraka di banding hidup denganmu. Aku serius" kata Eun Jo menahan tangisnya. Kang Hook hanya bisa mematung.
Ki Hoon mengajari Hyo Sun bahsa Jepang. Hyo Sun terlihat bosan. Hyo Sun mengikuti ucapan Ki Hoon. Bukannya liat buka malah ngeliatin Ki Hoon. Ki Hoon menyuruhnya lihat ke buku. Hyo Sun langsung betulin kacamatanya dan liat ke buku. Ki Hoon kesal melihat Hyo Sun tidak serius. Ki Hoon menyudahinya. Hyo Sun merajuk. "Sudah ku bilang berhenti kekanak-kanakan" tegas Ki Hoon. Hyo Sun kesal mendengarnya. "Lalu ini apa?" tanya Ki Hoon.
"Aku bukan anak kecil. Jangan melihat aku sebagai anak kecil. Itu menyinggung harga diriku. Karna kau mengenalku dari aku kecil, lalu aku tetap anak kecil? Apa kau masih menganggapku sebagai anak SMA?? Kau mengatakan agar aku tumbuh, maka aku akan tumbuh. Karna aku ingin menjadi seperti mu, aku sudah berusaha semampuku. Ki Hoon mengatak kenapa dia tidak belajar dengan nya. "Aku sangat suka kau!!" kata Hyo Sun mulai teriak.
Ki Hoon tanya apa yang dikatakan Hyo Sun barusan. "Aku sangat menyukaimu. Apa yang bisa aku lakukan? Bahkan ketika kau kesal dengan ku, marah pada ku, malu karena ku, berpikir aku tidak cukup baik, menolakku, menertawakan ku. Tidak peduli seberapa memalukannya aku, tapi aku tetap sangat menyukaimu. Apa yang harus aku lakukan? Jika kau sydah dewasa, beritau aku, apa yang harus aku lakukan" kata Hyo Sun menantang. Ki Hoon hanya bisa diam. "Kau pun tidak tau. Pasti kau tidak tau, karena ini bukan bahasa Jepang, Matematika atau Ekonomi, dan juga... aku bukan Eun Jo" kata Hyo Sun lemah.
Tiba-tiba Eun Jo datang.
Ki Hoon tanya apa yang dikatakan Hyo Sun barusan. "Aku sangat menyukaimu. Apa yang bisa aku lakukan? Bahkan ketika kau kesal dengan ku, marah pada ku, malu karena ku, berpikir aku tidak cukup baik, menolakku, menertawakan ku. Tidak peduli seberapa memalukannya aku, tapi aku tetap sangat menyukaimu. Apa yang harus aku lakukan? Jika kau sydah dewasa, beritau aku, apa yang harus aku lakukan" kata Hyo Sun menantang. Ki Hoon hanya bisa diam. "Kau pun tidak tau. Pasti kau tidak tau, karena ini bukan bahasa Jepang, Matematika atau Ekonomi, dan juga... aku bukan Eun Jo" kata Hyo Sun lemah.
Tiba-tiba Eun Jo datang.
"Jangan menyebutkan nama saya, Goo Hyo Sun. Aku tidak ada hubungannya dengan apa yang kalian lakukan. Aku tidak terluka sepertimu hanya kerana seorang laki-laki, apa kau tidak tau itu, Goo Hyo Sun?. Kau tau orang seperti apa aku ini. Suatu hari aku tidak melihat dia, sejak itu aku tidak melakukan apapun dengannya, aku benar-benar berpisah dengan orang seperti itu. Orang di masa lalu tidak penting untukku. Untukku, ini sangat mudah. Tidak peduli di amasa alu akau amkan dengannya, bermain hujan dengannya, tidak peduli seberapa baik dia terhadapku, ini tidak akan sulit bagiku untuk melupakan semua. Sama dengan seseorang yang telah meninggalkan saya" kata Eun Jo. Ki Hoon langsung melihat Eun Jo.
"Ketika 'dia' meninggalakan saya tanpa sepatah katapun, saya baik-baik saja dengan itu. Jadi 'dia' melakukan dengan baik juga. Saya bisa hidup seperti itu. 'seperti seseorang yang buruk' saya tidak peduli. Jadi kau, Goo Hyo Sun jangan menyeret ku dalam masalah kalian berdua, seberapa kau menyukainya" kata Eun Jo. Hyo Sun menyuruh Eun Jo berhenti. Hyo Sun ingin mengejar Eun Jo, tapi Ki Hoon menahannya.
Eun Jo duduk termenung menatap kendi di ruang penyimpanan arak. Eun Jo mendengarkan suara fermentasi dari arak percobaannya. Eun Jo berharap hasil dari percobaannya akan berhasil. Ki Hoon masuk, Eun Jo mendongak melihat Ki Hoon masuk. Eun Jo berdiri dan meletakan kendinya ke atas rak. "Aku juga. Bagiku juga, meninggalkan seseorang yang menarik hatiku sesaat, bagiku juga tidak penting. Seperti permainan, aku mendapatkan perasaan yang berkecamuk untuk sesaat. Mengingat masa lalu, dan perasaan untuk orang itu, aku merasakannya sesaat, tapi itu hanya sesaat. Bagiku,, kau bukan apa-apa" kata Ki Hoon tenang. Eun Jo tersentak mendengar kalimat terakhir. Tapi Eun Jo masih bisa menguasai perasaannya, Eun Jo hanya mengepalkan tangannya.
"Ketika 'dia' meninggalakan saya tanpa sepatah katapun, saya baik-baik saja dengan itu. Jadi 'dia' melakukan dengan baik juga. Saya bisa hidup seperti itu. 'seperti seseorang yang buruk' saya tidak peduli. Jadi kau, Goo Hyo Sun jangan menyeret ku dalam masalah kalian berdua, seberapa kau menyukainya" kata Eun Jo. Hyo Sun menyuruh Eun Jo berhenti. Hyo Sun ingin mengejar Eun Jo, tapi Ki Hoon menahannya.
Eun Jo duduk termenung menatap kendi di ruang penyimpanan arak. Eun Jo mendengarkan suara fermentasi dari arak percobaannya. Eun Jo berharap hasil dari percobaannya akan berhasil. Ki Hoon masuk, Eun Jo mendongak melihat Ki Hoon masuk. Eun Jo berdiri dan meletakan kendinya ke atas rak. "Aku juga. Bagiku juga, meninggalkan seseorang yang menarik hatiku sesaat, bagiku juga tidak penting. Seperti permainan, aku mendapatkan perasaan yang berkecamuk untuk sesaat. Mengingat masa lalu, dan perasaan untuk orang itu, aku merasakannya sesaat, tapi itu hanya sesaat. Bagiku,, kau bukan apa-apa" kata Ki Hoon tenang. Eun Jo tersentak mendengar kalimat terakhir. Tapi Eun Jo masih bisa menguasai perasaannya, Eun Jo hanya mengepalkan tangannya.
Eun Jo mengambil tasnya dan berjalan mau keluar, "Aku seperti itu, tapi kau tidak" kata Ki Hoon. Eun Jo berhenti, hanya menunduk. "Kau bohong. Jangan lakukan itu. Jangan membenciku. Kau sangat membenciku. Jangan katakan kau melupakannya dengan mudah. Jangan lakukan apapun, hanya cukup mengangggap aku tidak ada" kata Ki Hoon.
"Aku punya banyak hutang di rumah ini. Jika ada yang membuat masalah pada rumah ini, maka aku akan membunuhnya. Jika kau melakukan sesuatu yang buruk pada Hyo Sun, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri" kata Eun Jo tegas. (yaaampuunn,, eun jo kya gni pasti karna kebaikan dae sung, minta ibunya gga selingkuh,, ngerelain ki hoon buat hyo sun..)
Eun Jo meringkuk di tempat tidurnya, mencoba untuk memjamkan matanya.
Pagi hari, waktunya untuk melihat hasil percobaan Eun Jo. Eun Jo membuka dengan ragu, terdiam. Hyo Sun penasaran, membuka sedikit penutupnya. Ternyata hasilnya gagal. Dae Sung melihat dan memberikannya pada Ki Hoon agar bisa dimanfaatkan lagi. Tapi Eun Jo menolak, dia kecewa, hasilnya gagal. Eun Jo merampasnya dari Ki Hoon, ingin membuang nya, Tak sengaja kendi pun jatuh dan pecah. Dae Sung terkejut dengan reaksi Eun Jo.
Eun Jo duduk di belakang paviliun. Hyo Sun nyamperin.
"Ayah sudah berusaha untuk membuat ragi yang bagus selama ini. Apa kau pikir kau bisa memecahkannya? Kau ingin menjadi pahlawan bukan? Kau ingin menjadi salah satu yang bisa memecahkan masalah ini, sukses, dan kau ingin mengatakan kau menyelamatkan pabrik yang paman ku buat berhenti. Kau hanya ingin terlihat seperti itu bukan? Kau bukan pahlawan. Pembeli yang saya temui hari ini, memesan sangat banyak, tapi kita tidak mempunyai bahan yang cukup untuk membuatnya. Pesanan yang besar tapi kita tidak punya cukup uang" kata Hyo Sun tenang. Eun Jo kaget mendengar ada pesananan yang banyak. "Kenapa? Apa karna aku yang melakukannya? Kau kecewa?" tanya Hyo Sun. Eun Jo ga jawab, langsung aja ninggalin Hyo Sun.
Ki Hoon menemui Presdir Hong untuk meminjam uang dalam jumlah yang besar.
Dae Sung mengumpulkan Eun Jo, Ki Hoon dan Hyo Sun untuk membicarakan masalah keuangan mereka. Dae Sung mengatakan mereka akan menolak pesanan dari Jepang dalam jumlah banyak, karna tidak memiliki cukup banyak biaya. Eun Jo mengatakan sudah terlambat untuk menolak, karna dia sudah mengambil pesanan itu. Semua terkejut mendengarnya. Dae Sung bertanya bagaimana bisa mereka membuat arak dalam jumlah yang besar sedangkan mereka tidak mempunyai biaya. Eun Jo mengatakan dia sudah meminjam dari para saudara mereka, Eun Jo mengatakan saudara mereka dengan senang hati membantu.
"Aku punya banyak hutang di rumah ini. Jika ada yang membuat masalah pada rumah ini, maka aku akan membunuhnya. Jika kau melakukan sesuatu yang buruk pada Hyo Sun, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri" kata Eun Jo tegas. (yaaampuunn,, eun jo kya gni pasti karna kebaikan dae sung, minta ibunya gga selingkuh,, ngerelain ki hoon buat hyo sun..)
Eun Jo meringkuk di tempat tidurnya, mencoba untuk memjamkan matanya.
Pagi hari, waktunya untuk melihat hasil percobaan Eun Jo. Eun Jo membuka dengan ragu, terdiam. Hyo Sun penasaran, membuka sedikit penutupnya. Ternyata hasilnya gagal. Dae Sung melihat dan memberikannya pada Ki Hoon agar bisa dimanfaatkan lagi. Tapi Eun Jo menolak, dia kecewa, hasilnya gagal. Eun Jo merampasnya dari Ki Hoon, ingin membuang nya, Tak sengaja kendi pun jatuh dan pecah. Dae Sung terkejut dengan reaksi Eun Jo.
Eun Jo duduk di belakang paviliun. Hyo Sun nyamperin.
"Ayah sudah berusaha untuk membuat ragi yang bagus selama ini. Apa kau pikir kau bisa memecahkannya? Kau ingin menjadi pahlawan bukan? Kau ingin menjadi salah satu yang bisa memecahkan masalah ini, sukses, dan kau ingin mengatakan kau menyelamatkan pabrik yang paman ku buat berhenti. Kau hanya ingin terlihat seperti itu bukan? Kau bukan pahlawan. Pembeli yang saya temui hari ini, memesan sangat banyak, tapi kita tidak mempunyai bahan yang cukup untuk membuatnya. Pesanan yang besar tapi kita tidak punya cukup uang" kata Hyo Sun tenang. Eun Jo kaget mendengar ada pesananan yang banyak. "Kenapa? Apa karna aku yang melakukannya? Kau kecewa?" tanya Hyo Sun. Eun Jo ga jawab, langsung aja ninggalin Hyo Sun.
Ki Hoon menemui Presdir Hong untuk meminjam uang dalam jumlah yang besar.
Dae Sung mengumpulkan Eun Jo, Ki Hoon dan Hyo Sun untuk membicarakan masalah keuangan mereka. Dae Sung mengatakan mereka akan menolak pesanan dari Jepang dalam jumlah banyak, karna tidak memiliki cukup banyak biaya. Eun Jo mengatakan sudah terlambat untuk menolak, karna dia sudah mengambil pesanan itu. Semua terkejut mendengarnya. Dae Sung bertanya bagaimana bisa mereka membuat arak dalam jumlah yang besar sedangkan mereka tidak mempunyai biaya. Eun Jo mengatakan dia sudah meminjam dari para saudara mereka, Eun Jo mengatakan saudara mereka dengan senang hati membantu.
Dae Sung, Eun Jo, Ki Hoon dan Hyo Sun ikut membantu di pabrik. Eun Jo dan Hyo Sun saling melihat, Ki Hoon melihat Eun Jo. Hyo Sun melihat mereka, sedih. Ki Hoon lanjut jalan, Eun Jo langsung kerja lagi, dan Hyo Sun menyibukkan dirinya dengan mencatat.
Dae Sung membawakan minuman untuk Eun Jo yang masih berkutat dengan bukunya. Dae Sung bertanya apa Eun Jo masih mencari cara agar hasil ragi mereka lebih bagus. Eun Jo mengiyakan, Eun Jo bertanya apa yang salah.
"Angin, air, beras, serta embun malam yang melakukannya. Jadi aku tidak tau. Tapi di suatu tempat ada ragi yang bagus. Ketika kau dan ibumu menjadi keluarga saya, rasa arak berubah dan pabrik menjadi hidup, jadi rasa arak juga akan jadi lebih dalam. Itu karena ragi mengikuti kau dan ibumu. Kau dan ibumu datang dengan ragi yang bagus" kata Dae Sung.
Eun Jo, "benarkah?".
"Apa aku pernah berbohong pada mu?" tanya Dae Sung.
"Kau benar merasa tidak ada hal yang salah?" tanya Eun Jo.
"Kau, sekali saja, apa kau bisa memanggilku ayah?" pinta Dae Sung.
Eun Jo terdiam..
"Apa kau tidak mau?" tanya Dae Sung penuh harap.
Eun Jo ragu ingin mengucapkannya, "Jika kau bertanya terus,, aku harus bangun pagi" kata Eun Jo. (huuuaaa sedih dehh dae sung,, eun jo ga bs nunjukin sayang nya diaa gmn ke dae sung,, sayang banget). Dae Sung mengangguk kecewa dan sedih, tapi gga nunjukin, "Aku mengerti dengan benar perasaanmu" kata Dae Sung. Eun Jo menahan air matanya.
"Angin, air, beras, serta embun malam yang melakukannya. Jadi aku tidak tau. Tapi di suatu tempat ada ragi yang bagus. Ketika kau dan ibumu menjadi keluarga saya, rasa arak berubah dan pabrik menjadi hidup, jadi rasa arak juga akan jadi lebih dalam. Itu karena ragi mengikuti kau dan ibumu. Kau dan ibumu datang dengan ragi yang bagus" kata Dae Sung.
Eun Jo, "benarkah?".
"Apa aku pernah berbohong pada mu?" tanya Dae Sung.
"Kau benar merasa tidak ada hal yang salah?" tanya Eun Jo.
"Kau, sekali saja, apa kau bisa memanggilku ayah?" pinta Dae Sung.
Eun Jo terdiam..
"Apa kau tidak mau?" tanya Dae Sung penuh harap.
Eun Jo ragu ingin mengucapkannya, "Jika kau bertanya terus,, aku harus bangun pagi" kata Eun Jo. (huuuaaa sedih dehh dae sung,, eun jo ga bs nunjukin sayang nya diaa gmn ke dae sung,, sayang banget). Dae Sung mengangguk kecewa dan sedih, tapi gga nunjukin, "Aku mengerti dengan benar perasaanmu" kata Dae Sung. Eun Jo menahan air matanya.
Kang Hook datang ke sebuah restauran (bar kali yaa??). Kang Hook menemui seseorang, Jang-ajusshi!!
"Kau bilang kau akan datang, tapi kau tidak pernah datang. Kau bilang kau akan telv tapi kau tidak menelv. Kau bilang kau akan menemuiku tapi kau tidak pernah datang" kata Jang-sshi.
"Aku tidak akan datang menemuimu lagi" kata Kang Hook. Jang-sshi tidak percaya.
"Aku serius" kata Kang Hook. Jang-sshi masih tidak percaya.
"Aku akan menyerahkan hidupku pada suamiku sekarang" kata Kang Hook
"Kau mencintaiku tapi kau menyerahkan hidupmu pada suamimu" kata Jang-sshi
"Aku tidak peduli apa yang akau katakan sekarang, tapi aku tidak ingin mengatakan kita berada di level yang tidak sama. Jadi tutup mulutmu" kata Kang Hook
"Kau pelacur, lihat mulutmu itu" kata Jang-sshi marah
"Jika suami saya mati, saya akan jadi janda lagi. Apa kau sudah gila? Aku mengalami banyak masalah untuk menikah, memiliki keluarga" kata Kang Hook.
Kang Hook mengeluarkan amplop dan memberikannya pada Jang-sshi.
"Aku tidak akan datang menemuimu lagi" kata Kang Hook. Jang-sshi tidak percaya.
"Aku serius" kata Kang Hook. Jang-sshi masih tidak percaya.
"Aku akan menyerahkan hidupku pada suamiku sekarang" kata Kang Hook
"Kau mencintaiku tapi kau menyerahkan hidupmu pada suamimu" kata Jang-sshi
"Aku tidak peduli apa yang akau katakan sekarang, tapi aku tidak ingin mengatakan kita berada di level yang tidak sama. Jadi tutup mulutmu" kata Kang Hook
"Kau pelacur, lihat mulutmu itu" kata Jang-sshi marah
"Jika suami saya mati, saya akan jadi janda lagi. Apa kau sudah gila? Aku mengalami banyak masalah untuk menikah, memiliki keluarga" kata Kang Hook.
Kang Hook mengeluarkan amplop dan memberikannya pada Jang-sshi.
"Apa kau memberikan ini untuk pergi dariku?" tanya Jang-sshi.
"Ya" jawab Kang Hook.
"Setelah aku pergi, hitunglah berapa banyak uang dalam amplop ini. Aku mengambil uang ini tanpa sepengetahuan Eun Jo, jadi kau jangan minum lagi, beli lah rumah yang bagus dan hiduplah seperti orang normal.
"Jadi kau benar ingin memberikan uang ini dan pergi dariku? Bagaimana bisa kau memperlakukan ku seperti ini?" tanya Jang-sshi.
"Setelah aku pergi, hitunglah. Jika kau merasa kurang dengan jumlah ini untuk melapaskan ku, maka cobalah untuk mendapatkan aku kembali, mungkin aku akan hidup dengan mu" kata Kang Hook.
Diluar, Kang Hook menghela nafas. Berjalan dengan percaya diri. Beberapa langkah kemudian. Kang Hook terkejut melihat Eun Jo ada di sana. Kang Hook tanya apa yang dilakukan Eun Jo. Eun Jo melihat Kang Hook dengan menuduh dan sinis. Kang Hook mengatakan tidak seperti yang ada dalam pikiran Eun Jo. Eun Jo tanya seperti apa. Kang Hook mengajak Eun Jo untuk pergi. Eun Jo menhempaskan tangan Kang Hook dengan kasar.
"Ya" jawab Kang Hook.
"Setelah aku pergi, hitunglah berapa banyak uang dalam amplop ini. Aku mengambil uang ini tanpa sepengetahuan Eun Jo, jadi kau jangan minum lagi, beli lah rumah yang bagus dan hiduplah seperti orang normal.
"Jadi kau benar ingin memberikan uang ini dan pergi dariku? Bagaimana bisa kau memperlakukan ku seperti ini?" tanya Jang-sshi.
"Setelah aku pergi, hitunglah. Jika kau merasa kurang dengan jumlah ini untuk melapaskan ku, maka cobalah untuk mendapatkan aku kembali, mungkin aku akan hidup dengan mu" kata Kang Hook.
Diluar, Kang Hook menghela nafas. Berjalan dengan percaya diri. Beberapa langkah kemudian. Kang Hook terkejut melihat Eun Jo ada di sana. Kang Hook tanya apa yang dilakukan Eun Jo. Eun Jo melihat Kang Hook dengan menuduh dan sinis. Kang Hook mengatakan tidak seperti yang ada dalam pikiran Eun Jo. Eun Jo tanya seperti apa. Kang Hook mengajak Eun Jo untuk pergi. Eun Jo menhempaskan tangan Kang Hook dengan kasar.
6 comments:
wahhhhh makin seru ni yoora, yg jadi kang hook ga dimana-mana jahat ya, peran jahatnya kena banget hehehe
hahha,, udah mulai tobat nih dy kya na.. aku ngiler deh liat makanan yang jung woo buat.. kya nya enak.. wkakkakka..
ditunggu no.9 ya, itu ayahnya mati ntar hiks3 T_T
hyo sun cari masalah mulu ama eun joo,,
kasian bged eun joo ngmong kya gtu,, ga sesuai bgedd ma perasaan.a....
jung woo nyenengin eun joo,, setelah di bikinn nangis ama ki hoon...
makin seruu ka' yoora, ditunggu kelanjutannya yaa
by : annisa
@annisa : iyy,, kasian eun jo nya.. dy fokus banget bantu dae sung.. gga mikir yg lain.. ki hoon pun di kesampingkan demi dae sung.. sayang banget eun jo ama dae sung..
aku pikir dy beruntung.. yg pertama ngerubah sifat eun jo si ki hoon,, ki hoon pergi ada dae sung.. dae sung gga ada + kecewa ama ki hoon ada jung woo.. silih berganti.. tapi tetep kasian sii yaa.. slalu di tinggal..
yoora.....lanjut terus ya???jangan libur trz.....^^
makin seru.....kata2 ki hoon nancep banget kasian banget si eun jo..
hiks...hiks...hiks....
Post a Comment