Sinopsis My Little Bride part 1

Karena ini film,, jadi aku buat 2 part yaa..

Pembukaan film ini dengan pengantin wanita yang sedang melemparkan bunga pengantinnya. Semua pengujung wanita berada di belakangnya menanti bunga. Dan ternyata yang mendapatkan buket bunga pengantin tersebut adalah seorang anak kecil yang memegang permen lolipop nya dan tersenyum polos.


Di pesawat Sang Min memperhatikan foto seorang gadis yang memakai seragam sekolah dengan rambut yang dikuncir 2, tersenyum manis. Wanita disebalah Sang Min menoleh heran karena Sang Min terus tersenyum. Sang Min memberikan senyum paling manis nya untuk wanita tersebut sambil terus memperhatikan paha wanita tersebut. Setelah pesawat landing, Sang Min terus mengikuti arah jalan wanita tersebut dengan pede nya. Dan ternyata sudah ada yang menunggu wanita itu. Wanita itu langsung berlari memeluk kekasihnya. Sang Min kecewa melihatnya. Dia berlalu dengan kesal.


Sang Min melihat gadis dengan rok mini nya sedang mencium bunga mawar. Sang Min mendekat dan sengaja menaruh HP nya di dekat gadis itu sambil berjalan terus. Gadis itu kesal, bukannya memanggil Sang Min, dia malah menendang HP kearah Sang Min. Sang Min berhenti dan berbalik, siap mengomel. "Kau sama sekali tidak merubah kebiasaan burukmu itu" kata gadis itu. "Hey,, kau Bo Eun. Kau sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, body yang bagus dengan 'liku' (payudara) yang bagus juga" kata Sang Min sambil tersenyum senang. "Hentikan, okey?" kata Bo Eun berjalan cuek. "Hey,, biarkan aku istirahat dulu. Dasar gadis bocah" kata Sang Min.


Bo Eun dan Sang Min sudah duduk di bus airport, Sang Min terus saja memperhatikan sekitar dengan heboh. Bo Eun menyuruh nya untuk tenang sedikit. Sang Min tersenyum pahit. Sang Min tanya apa yang membuatnya datang menjempunya, apa Bo Eun kangen sehingga bolos sekolah.
"Tidak. ini perayaan sekolah" tersenyum semanis mungkin.
"Aku terpaksa datang kesini. Aku membuang waktu ku yang seharusnya aku sedang belajar" lanjut Bo Eun kesal.

"Yeah,, sudah 2 tahun setelah ujian nasional" kata Sang Min.
"Tapi orang sepertimu membuat kuliah terlihat mengerikan" kata Bo Eun mengejek.
"Apa maksudmu?" tanya Sang Min.
"Kau adalah seorang yang menyesatkan dan playboy" kata Bo Eun.
"Aku mungkin playboy tapi bukan menyesatkan" bantah Sang Min.


Sang Min memberikan hadiah untuk Bo Eun, "Rahasiakan ini dari kalurga" kata Sang Min. Dengan senang Bo Eun membuka hadiahnya. Ternyata isinya BH!! (parah nih si sang min,, hahha). Bo Eun kesal melihat hadiahnya. Sang Min tersenyum puas.
"Biar aku pakaikan untuk mu" kata Sang Min senang.
"Apa kau mau mendapat pukulan dari ku?" kata Bo Eun sambil memukul pelan.


Bo Eun dan Sang Min sudah sampai dirumah. Bo Eun langsung masuk dengan terburu-buru. Tapi tidak ada orang satupun. Bo Eun keluar dan kesamping rumah. Bo Eun keluar dengan kedua orang tua nya dan orang tua Sang Min. Ibu Sang Min langsung berlari menghampiri anaknya. Sang Min memberi hormat pada orang tua Bo Eun. Ayah Sang Min menyuruh nya segera masuk karena kakek sudah menunggunya. Sebelum masuk Sang Min mengehentikan langkah ibu nya dan bertanya apa benar kakek sakit. Ibu Sang Min hanya menyuruhnya menahan diri dan langsung meninggalkan Sang Min.


Bo Eun sedang menyuapi bubur untuk kakek. Bo Eun tanya rasa nya lezat bukan, Bo Eun khusus membuatnya untuk kakek. Kakek menjawab sangat lezat. Kakek mengatakan tidak ada yang lebih peduli terhadapnya selain Bo Eun. Dengan riang Bo Eun menjawab, "Tentu. Hanya aku cucu perempuan mu". Kakek megatakan sekarang Bo Eun sudah tumbuh menjadi seorang wanita. Dari belakang ibu Bo Eun mengatakan, dia mungkin sudah tumbuh, tapi dia masih kecil.


Bo Eun, "Suatu hari nanti aku akan menikah, bukan begitu kek?. Keempat orang tua saling pandang. Kakek mengiyakan. Kakek minta Sang Min duduk mendekatnya.
"Kalian berdua, dengar baik-baik apa yang aku katakan. Kalian mungkin sudah mendengar cerita ini sebelumnya. Kakek Sang Min adalah teman lamaku dan teman seperjuangan saat perang" kata kakek memulai. Kedua belah pihak orang tua sudah cemas mendengar kata-kata kakek.

"Sewaktu kami muda, kami membuat perjanjian untuk menikahkan anak kami" lanjut kakek. Dengan polos Bo Eun mengatakan kalau kakek nya dan kakek Sang Min hanya mempunyai anak laki-laki.
"Maka dari itu perjanjian itu akan ke generasi selanjutnya. Aku harap kalian berdua dapat memenuhi janji ini" kata kakek.


"Apa yang kau katakan kek?" tanya Bo Eun polos, gga ngerti.
Ade nya Bo Eun maju, "Dasar bodoh. Kakek ingin kau menikah dengan Sang Min". Ayah Bo Eun langsung menjitak kepala anak laki-lakinya itu dan menyuruhnya duduk di belakang. Bo Eun heran mendengar apa yang dikatakan adenya itu.


"Hahh,, menikah? Kau pasti bercanda kek" kata Sang Min tertawa garing.
"Menikah dengan Sang Min?" kata Bo Eun masih tidak percaya.
"Hey,, kakek tidak bercanda!!" kata kakek kesal. "Aku bisa mati dengan tenang setelah kalian menikah. Ini lah cara aku bisa menemui kakek Sang Min" lanjut kakek tegas.


"Bagaimana bisa seorang anak SMA dapat menikah?" kata Bo Eun tidak terima.
kakek langsung melihat ayah Bo Eun minta dukungan.
"Setelah usia 15tahun, mereka dapat menikah dengan izin orang tua mereka" kata ayah Bo Eun.
"Kau tau aku tidak punya banyak waktu bukan?" kata kakek gga nyerah.
"Aku tidak mau" kata Bo Eun tegas sambil pergi.
"Maaf kan aku kek, aku akan melupakan apa yang kau ucapkan" kata Sang Min pergi juga.
"Hey,, dia belum selesai bicara" cegah ayah Sang Min. Tapi Sang Min tetap keluar.


Sang Min berjalan didepan rumah, pas banget Bo Eun keluar rumah. Bo Eun melihat Sang Min dengan kesal, kemudian berbalik badan meninggalkan Sang Min. "Hey,, aku pun speechless" teriak Sang Min.


Sang Min ada di kampus sambil telv seseorang. Sang Min mengatakan dia sudah kembali ke Korea dan berdiri di depan kator administrasi sambil memeperhatikan mahasiswi yang lalu lalang. Salah satu mahasisiwi menyapa Sang Min, Sang Min tersenyum girang. "Heyy,, disini ada 'gadis cantik' (ehmm,, apa yaa.. chicks campus.. tau kan.. bingung aku gambarin nya.. hehhe), kita ketemu sehabis kelas. ok" kata Sang Min.

Sang Min menemui seseorang, Ji Soo. Ji Soo terkejut melihat keberadaan Sang Min, dia langsung menghentikan kegiatan melukisnya. Sang Min duduk. Ji Soo tanya ada apa Sang Min datang. Sang Min hanya menjawab asal dan menanyakan kabar Ji Soo. Ji Soo tersenyum malu dan menjawab sambil pergi, "kembali saat aku TA, itu membantumu lolos kelas". "Aku contoh murid yang baik bukan?" teriak Sang Min. "meskipun itu tahun terakhirku" lanjut Sang Min pelan.


Sang Min menunggu temannya di pelataran kampus. Tak lama kemudian kedua temannya datang. Mereka berpelukan ala cowo. Temannya tanya kabar Sang Min yang sudah tinggal di barat. Salah satu temannya langsung tanya apa yang membawa Sang Min, apa masalah dari rumah?. Sang Min langsung berubah wajahnya. "Yeah,, sesuatu dari rumah" kata Sang Min. "Apa?" tanya temannya. "Aku akan menikah, sialan..!!" kata Sang Min kesal, sambil pergi.


Bo Eun membantu kakek membersihkan kamera. Bo Eun bersenandung pelan, kakek mengikutinya dan tersenyum. Bo Eun memperhatikan kakek. Ternyata kakek tertidur. Bo Eun membantunya berbaring dan merapikan perlengkapan kamera kakek.

Para siswi menunggu di depan gerbang sekolah. Teman Bo Eun, Hye Won sudah menunggunya. Hye Won sudah mengomel karna sudah ada kakak kelas mereka yang menunggu di depan gerbang juga. Bo Eun menyuruhnya mengecilkan volume suaranya, atau mereka akan mendengar ucapan Hye Won. Tak lama kemudian seorang pria lewat, Jung Woo. Bo Eun dan Hye Won senyum sendiri melihat Jung Woo.


Kakek menelv ke rumah dari rumah sakit, Kakek menyuruh ayah Sang Min untuk mempercepat rencana mereka. Sang Mi dan ibunya sedang nonton tv. Ayah Sang Min minum alkohol dari lemari. Ayah Sang Min duduk di sofa juga. Tapi Sang Min dan ibunya sedang fokus pada film. Akhirnya ayah Sang Min ke halaman rumah, besiap-siap dengan tongkat baseball nya. Ayah Sang Min sudah siap memukul mobil dengan tongkat baseball itu. Tapi karna Sang Min dan ibunya sedang nonton film action, suara diluar tak terdengar.


Ibu Sang Min mendengar suara dan menoleh pada Sang Min. Mereka berdua melihat ke belakang dan ternyata ayah Sang Mi sudah memukul mobil hingga pengok sana-sini. Ibu Sang Min dengan ngeri berkata, "Aku rasa pernikahan itu harus dilaksanakan". "Apa yang harus aku lakukan ibu?" tanya Sang Min pasrah. Pukulan terakhir ayah Sang Min benar-benar mantap, membuat mobil benar-benar rusak. "Kau harus kuat anakku" hibur ibu Sang Min.

Bo Eun memperhatikan Jung Woo main softball dengan senang, tapi langsung berubah sedih ketika ingat permintaan kakeknya. Tiba-tiba bola jatuh ke arah Bo Eun, Jung Woo nyamperin minta bola nya. Bo Eun tersenyum girang.


Bo Eun dan Hye Won keluar sekolah di sambut dengan wajah manis Sang Min. Bo Eun yang melihatnya langsung berbelok, tapi sayang Hye Won malah narik dia lagi dengan heran. Sang Min tersenyum dan melambaikan tangannya.

Di tempat makan, Hye Won tanya siapa Sang Min. Bo Eun hanya menjawab Sang Min adalah teman laki-lakinya. Hye Won gga puas hanya jawaban gamblang seperti itu. "Aku sudah mengatakan yang sebenarnya" jawab Bo Eun kesal.

Sang Min datang dan duduk depan Bo Eun.
"Aku sudah memikirkannya. Ayo kita lakukan" kata Sang Min
"Apa kau sudah gila. Aku hanya gadis berusia 15tahun. Aku tidak akan melakukannya denganmu" kata Bo Eun marah
"Aku hanya bercanda. Hahhh,, kau pikir aku mau melakukannya? aku akan mengajakamu makan malam dan apa pun yang kau mau" bujuk Sang Min.


"Ahjussi, apa yang kau katakan? Bo Eun, kenapa kau tidak mengatakan ini padaku?" kata teman Bo Eun salah tanggap. Hyo Won mulai nangis. "Aku akan senang, kenapa kau tidak mengatakan ini?" kata Hyo Won ngaco. Bo Eun menyuruh nya diam. Sang Min melihatnya bingung.

Hye Won sudah tenang dan bilang akan meninggalkan Bo Eun dan Sang Min untuk bicara berdua. Bo Eun mengingatkan 'ini' adalah rahasia. Hyo Won mengerti. Sang Min tersenyum senang. Setelah Hyo Won pergi, Sang Min tanya apa masalah Hyo Won itu. Bo Eun menjawab sulit di mengerti. Tiba-tiba HP Bo Eun berdering. Bo Eun menjawab telv dengan ceria, tapi kemudian berubah terkejut.


Kakek berbaring di kamar rumah sakit, memainkan elektrokardiograf (alat pendeteksi kekuatan jantung). Kakek tersenyum jahil. Bo Eun dan Sang Min sampai dikamar kakek dengan panik, ditambah lagi grafik elektrokardiograf nya rendah. Sang Min keluar memanggil para orang tua. Ayah Sang Min memukul-mukul elektrokardiograf tersebut. Dan grafiknya muncul lagi. Ibu Bo Eun sudah khawatir. Kakek membuka matanya dan bertanya apa dia sudah mati. Bo Eun senang melihat kakek bangun. Ayah Sang Min menyuruh para orang tua kembali menunggu diluar. Ibu Sang Min menyuruh mereka berada di dekat kakek.


"Aku khawatir. Aku takut anak-anak akan membuat ini lebih buruk lagi" kata ayah Sang Min
"Ayo lah, pernikahan adalah solusi nya. Mereka.. kau akan memikirkan masa depan Bo Eun" kata ibu Bo Eun pasrah
"Mari kita nikahkan mereka" kata ayah Sang Min menyambut
Ibu Bo Eun sudah tidak bisa meolak lagi. Ibu Sang Min senang mendengarnya.


Didalam kamar, kakek memberikan foto kakek Sang Min dan dirinya sewaktu peperangan. Bo Eun meliaht foto tersebut. Kakek ingin memberitaukan satu rahasia pada mereka. Kakek bercerita satu rahasia. Kakek mengatakan dia punya perasaan terhadap nenek Sang Min. Setelah kakek Sang Min meninggal, kakek menyimpan perasaannya, maka dari itu kakek menyayangi ayah Sang Min seperti anak nya sendiri. Kakek mengatakan mungkin ayah Bo Eun tidak akan senang terhadap ini. Bo Eun tersenyum. "Bo Eun, memegang janji ini adalah hal yang penting untukku" lanjut kakek lemah dan terbatuk. Bo Eun dan Sang Min sangat takut. Grafik jantung kakek kembali lemah. Bo Eun memukul elektrokardiograf. Tapi hasil grafik tidak membaik juga.


"Kakek, kau tidak bisa mati. Buka matamu kek. Aku akan menikah. Aku akan memegang janji mu. Aku akan menikah kek, jadi buka matamu" kata Bo Eun panik dan menangis. Sang Min langsung menoleh. Para orang tua masuk dan keget mendengar perkataan Bo Eun.
 


Ade Bo Eun masuk ke kamar Bo Eun, Bo Eun sedang menangis. Ade Bo Eun mengejek canda, di usia nya yang masih sekolah, dia akan menikah. Ibu Bo Eun yang mendengarnya langsung menjewer telinga anak laki-lakinya itu dan menggiringnya keluar kamar. Ibu Bo Eun duduk di sebelah Bo Eun. Ibu Bo Eun minta maaf tidak bisa banyak membantu. Bo Eun masih sedih, tidak terima dia akan menikah.


"Ibu, apa benar aku akan menikah? Bagaimana dengan sekolahku? Aku mau melanjutkan ke kuliah" kata Bo Eun sedih.
"Menikah tidak akan merubah apapun, Bo Eun. Akan ada kelonggaran, tapi itu tidak penting. Hanya, kau akan memikirkan punya anak baru" kata ibu Bo Eun menenangkan penuh sayang.
"Bagaimana aku akan menemui semua orang jika sekolah tau?" keluh Bo Eun
"Kau tidak perlu khawatir, kakek akan memikirkannya" kata ibu Bo Eun. Ibu Bo Eun menambahkan, kakek adalah senior kepala sekolah di militer.

Sang Min di bar bersama kedua temannya. Teman nya mengejek apa dia akan benar-benar menikah dengan gadis berusia 15tahun. "Brengsek, apa kalian benar temanku? Hahh,, aku tidak bisa menikah di usia ku saat ini" keluh Sang Min. Temannya malah menuangkan minuman untuk Sang Min dan bersulang. Kedua temannya melihat wanita yang ber rok mini maen billiard. Akhir nya Sang Min melihat dengan tampang mupengnya juga. (hahhahha,, lucu banget mukanya). Lalu kesal mengingat rencana nikah nya. Tak lam kemudian lewat dua orang gadis dengan pakaian seksinya, Sang Min pun berbalik dan melihat lagi. Para gadis itu berkumpul di dance floor, dengan riang kedua Sang Min turun dan ngedance bareng gadis-gadis itu. Sang Min melihatnya dengan sedih.


Hari pernikahan pun tiba, kedua keluarga tersenyum menyambut para tamu. Apalagi kakek, paling semangat. Hyo Won tanya bagaimana bisa Bo Eun melakukan perjalan di waktu yang sama, Bo Eun pun bingung. Hyo Won memuji betapa cantiknya Bo Eun hari ini. Adik Bo Eun datang dengan handycam untuk Bo Eun dan Hyo Won, tapi ibu Bo Eun masuk dan Dung Gu ama Hyo Won pamit keluar. Bo Eun ingin mengatakan pada kakek dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, Ibu Bo Eun panik. "Apa kau benar akan membatalkan pesta pernikahan ini?" tanya ibu Bo Eun cemas. "Aku tidak tau. Aku tidak bisa melakukannya" kata Bo Eun sedih. Ibu Bo Eun ikut sedih lalu memeluk putrinya.

Acara segera di mulai, MC mempersilahkan mempelai pengantin pria masuk ke altar. Sang Min menghela nafas. Berjalan dengan percaya diri dan dengan senyum manisnya. Bo Eun sudah menunggu di tangga. Bo Eun sangat gugup. Para tamu memuji kecantikan Bo Eun. Dengan senyum manisnya, Bo Eun menuruni tangga. Bo Eun memasuki altar dengan didampingi ayahnya. Prosesi pernikahan berjalan lancar. Sang Min dan Bo Eun berbalik. Sang Min memberikan lengannya, Bo Eun melingkarkan tangannya di lengan Sang Min. Berjalan dengan tersenyum. Para orang tua terharu melihat anak mereka. Acara berlangsung dengan adat Korea juga. Sang Min dan Bo Eun minum arak bersilang dan tersenyum.




Para orang tua mengantar anak mereka ke luar gedung. Sebelum keluar, Ayah Sang Min menarik Sang Min menjauh.
"Ingat. Dia masih berumur 15 tahun" kata Ayah Sang Min
"Apa maksud mu yah" kata Sang Min berlagak polos
"Ahh, aku tau, aku bisa percaya padamu" kata ayah Sang Min
"Kau menyuruhku menikah, jadi aku berharap melakukannya" kata Sang Min jahil
"Bo Eun masih SMA" kata ayah Sang Min
"Aku tidak peduli. Aku akan melakukannya" kata Sang Min acuh, lalu pergi meninggalkan ayahnya. Ayah Sang Min speechless. (kocak abis nih film)


"Bo Eun, kau tidak perlu khawatir. Ayah mertuamu sudah mengatakannya pada Sang Min" kata Ibu Sang Min
"Apa?" tanya Bo Eun polos.
"Itu.. kau.. tidak bisa melakukannya" kata ibu Sang Min berusaha menjelaskan.
"Apa?" tanya Bo Eun masih tidak mengerti.
"Ahh,, aku tidak bisa mengatakannya. Telv kami jika kalian sudah sampai" kata ibu Sang Min nyerah.
"Ehhm,, ya bibi" jawab Bo Eun
"Berhentilah memanggilnya bibi, sekarang dia adalah ibumu juga" tegur ibu Bo Eun
"Ibu, bisa kah aku membawa buket bunganya. Itu sangat cantik" pinta Bo Eun
"Berhentilah. Kau masih seperti anak kecil. Haahh,, apa yang harus aku lakukan padamu" cemas ibu Bo Eun
"Ahh,, sudahlah. Kau akan tumbuh menjadi wanita" kata ibu Sang Min


Keluarga dan tamu mengantar kepergian Bo Eun dan Sang Min.

Kedua teman Sang Min mengantar sampai airport. Setelah berpamitan Bo Eun dan Sang Min akan masuk, tapi Bo Eun mau ke toilet dulu. Sang Min mengejeknya, apa ini penerbangan pertama untuk Bo Eun karena tadi Bo Eun sudah ke toilet. Bo Eun tidak menjawab. Akhirnya Sang Min memberikan tiket Bo Eun dan menyuruhnya agar segera kembali, Sang Min akan menunggu di kursi mereka. Bo Eun mengiyakan.


Pesawat akan segera lepas landas, tapi Bo Eun belum juga kembali. Sang Min sudah cemas menelv terus. Pesawat sudah agak berjalan, Sang Min makin khawatir. Sang Min mau keluar tapi pramugari menyuruhnya kembali ke tempat duduk. Sang Min mengatakan tidak bisa dan minta di bukakan pintu. Pramugari menyuruhnya duduk kembali. Sang Min menelv kembali. Dengan cepat pramugari mendorong hp Sang Min sehingga Sang Min terduduk kembali.Sang Min menghela nafas dengan kesal. Pasangan yang duduk di belakang Sang Min mengejeknya dan mengatakan ini adalah penerbangan pertama Sang Min. Sang Min mendengus makin kesal.


Dari bawah Bo Eun melihat pesawat Sang Min.

Sang Min sampai di airport Pulau Jeju. Sang Min menunggu taksi. Ketika dia membuka pintu mobil dan mau naikin barang nya, dari belakang pasangan yang duduk di belakang Sang Min tadi nyelonong masuk. Sang Min makin kesal aja.

Dirumah, ibu Bo Eun cemas, apa perjalanan Sang Min dan Bo Eun akan lancar. Ayah Bo Eun menenangkan. "Aku ingin membuat jelas satu hal. Sampai Bo Eun lulus sekolah, tidak ada anak. Buat hal itu jelas pada ayah" kata Ibu Bo Eun. Ayah Bo Eun mengerti. Ibu Bo Eun kembali melihat foto album anak gadisnya. Ayah Bo Eun tanya apa istrinya kecewa. Ibu Bo En mengatakan sedikit. Lalu mereka minum kembali.


Bo Eun melihat foto keluarga nya dan keluarga Sang Min di depan rumah. Bo Eun duduk-duduk di sepeda, kemudian berdiri pergi. Sementara itu Sang Min berdiri diteras kamar hotelnya, melihat ke bawah, ada pasangan sedang bermesraan. Sang Min melihat dengan fokus, lalu meghela nafas kesal. Sang Min masuk dan mengambi air kloset. Kemudian menjatuhkan nya ke pasangan itu, Pasangan itu menggerutu kesal. Sang Min kembali masuk ke kamar dengan senyum jahilnya. Bo Eun jalan-jalan sendiri, dia menghabiskan malam dengan nonton di bioskop. Ada ahjusshi yang tanya apa Bo Eun punya tempat untuk bermalam. Bo Eun takut dan geli mendengarnya, akhirnya Bo Eun keluar.

Pagi harinya, Sang Min jalan-jalan ke pantai sendirian. Di tempat yang sama ada Hye Won bersama teman-temannya. Saat Hye Won akan mengambil foto teman-temannya, dia melihat Sang Min. Sang Min terkejut melihat Hye Won. Sang Min tanya apa yang dilakukan Hye Won disana. Hye Won mengatakan dia sedang ada perjalanan bersama temannya, dan tanya dimana Bo Eun. Sang Min belum menjawab, tiba-tiba teman-teman Hye Won sudah ribut dan tanya siapa Sang Min.


Hye Won menjawab hanya teman biasa, tapi teman-temannya heboh minta di kenalin karena Sang Min cute. Hye Won menghalangi, tapi teman-temannya terus mendesak. Sang Min jadi bahan rebutan. Tidak seimbang badan nya pun, akhirnya Sang Min jatuh menindih tubuh Hye Won. Tiba-tiba datang seseorang guru wanita yang langsung marah-marah melihat posisi Hye Won dan Sang Min. Guru Kim sudah siap memarahi Sang Min, Hye Won mayakinkan tidak seperti yang dibayangkannya. Wanita itu tanya apa benar, Hye Won mengiyakan. Sang Min tidak membuang kesempatan, dia langsung ngacir.


Bo Eun ke taman, minum air di kran. Jung Woo bersama rombongan klub softballnya melihat Bo Eun, langsung nyamperin. Bo Eun tersenyum. Jung Woo tanya mengapa dia ada disini, apa tidak ikut jalan-jalan. Bo Eun tidak bisa menjawab. Tiba-tiba Hp Bo Eun berbunyi, dia langsung mematikan Hp nya dan memberikan sapu tangan untuk mengeringkan muka Jung Woo. Jung Woo menerimanya. Jung Woo melemparkan bola dan Bo Eun menangkapnya.

Jung Woo tanya apa yang akan dilakukan Bo Eun hari ini, Bo Eun menjawab tidak ada. Bo Eun dan Jung Woo pergi bersama, tiba-tiba hujan turun. Jung Woo dan Bo Eun ke taman rumah kaca untuk berteduh. Bo Eun memandang langit dan tersenyum senang. Jung Woo terpana melihatnya. Setelah hujan reda, Jung Woo dan Bo Eun duduk bersama.


 

"Apa kau punya pacar?" tanya Jung Woo.
"Tidak, aku tidak punya" jawab Bo Eun.
Mendengar itu, Jung Woo langsung memegang tangan Bo Eun. Bo Eun terkejut lalu tersenyum.
Sementara itu Sang Min masih berusaha menelv Bo Eun. "Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Orang tua kita tidak tau hal ini. Kita akan membicarakannya nanti. Bye"  kata Sang Min meninggalkan voicemail.

Jung Woo dan Bo Eun kembali ke taman sambil berpegangan tangan. Sebelum berpisah, "Mulai sekarang kita pacaran, iya kan?" kata Jung Woo sambil tetap memegang tangan Bo Eun. Bo Eun mengangguk senang. Pelatih memanggil Jung Woo. Jung Woo langsung mendapat hukuman dengan jalan jongkok. Walaupun dihukum, Jung Woo tetap senang, dia melambaikan tangannya pada Bo Eun, Bo Eun membalas dengan riang.

Sang Min pergi ke taman hiburan dan bertemu dengan seorang bule. Sang Min tanya dari mana asal wanita itu sambil bercanda (ngerangkul juga). Tiba-tiba ada rombongan yang datang dan memanggil wanita itu dengan sebutan guru. Sang Min langsung menjauh. Hye Won ada dalam rombongan itu. Hye Won melihat Sang Min dan menghampirinya. Sang Min tanya apa yang membuat Hye Won ada di tempat itu. Hye Won menjawab ini waktu bebasnya. Hye Won balik tanya dimana Bo Eun dan mengapa Sang Min selalu terlihat sendiri. Sang Min bingung menjawabnya. Dari belakang mereka, seorang gadis (yg liat sang min menindih hye won) langsung meninju perut Sang Min. Gadis itu sudah siap mengomel lagi, tapi Sang Min langsung kabur.

Ayah dan ibu Bo Eun ke sauna untuk menenangkan pikiran mereka. Ibu Bo Eun masih tidak percaya anak gadisnya yang masih berusia 15tahun sudah menikah. Ibu Bo Eun mengatakan tidak habis pikir, suami dan mertuanya melakukan ini pada anak gadisnya tapi ibu Bo Eun masih memaafkan mereka. Ayah Bo Eun mengatakan besan mereka akan melakukan yang terbaik untuk Bo Eun. Tapi ibu Bo Eun masih tidak percaya ini terjadi pada anak nya. Ternyata di sebelah mereka, Bo Eun mendengar percakapan orang tuanya, Bo Eun sedih mendengarnya. Ibu Bo Eun juga menambahkan ada yang kurang dalam hidupnya jika Bo Eun tidak ada. Bo Eun menangis mendengarnya. Akhirnya Bo Eun pergi dengan merangkak. Ibu nya seperti melihat Bo Eun, dia jadi tambah sedih.


Sang Min sudah di pesawat akan pulang, na'as dia duduk di tengah antara dua orang pria yang berbadan besar sedang tidur. Pramugari menawarkan permen pada penumpang, Sang Min mau ambil, tapi tangannya gga bisa meraih permen itu. Akhirnya Pramugari itu mengambilkannya untuk Sang Min, Sang Min mengehala nafas kesal. Bo Eun sudah sampai di depan rumahnya dan memperhatikan foto keluarga. Sang Min pun sudah sampai di rumah, Sang Min langsung kesal melihat Bo Eun. Dari belakang Sang Min mau menjitak kepala Bo Eun, tapi gga jadi. Dia langsung melingkarkan tangannya ke leher Bo Eun. Tak lama kemudian, Bo Eun dan Sang Min sudah berpakaian hanbok. Mereka melihat lagi foto keluarga, Sang Min meninggalkan Bo Eun duluan.

Kedua keluarga makan bersama merayakan kepulangan Bo Eun dan Sang Min. Kakek tanya perjalanan mereka. Sang Min dan Bo Eun berpura-pura senang dengan perjalanan mereka. Kakek senang mendengarnya. "Baguslah jika kalian menikamti liburan kalian. Mencintai satu sama lain, dengan begitu kami akan menikmati buah cinta kalian" kata Kakek dengan polosnya. Ibu dan ayah Bo Eun langsung menoleh tidak enak mendengarnya. Ayah Bo Eun tanya kenapa Sang Min terlihat tidak senang, apa Sang Min sakit. Sang Min mengatakan tentu saja dia senang dan dia gga sakit. Ayah Sang Min mengatakan Sang Min mengatakan, Sang Min dan Bo Eun adalah pasangan yang serasi. Ayah Sang Min mengatakan kamarnya sudah dibersihkan jadi Sang Min bisa istirahat. Tapi ayah Bo Eun mengajaknya minum-minum dulu. Kakek menyetujuinya. Sang Min menuangkan arak untuk kakek.


Setelah minum-minum, Sang Min izin untuk tidur. Ayah Sang Min mengiyakan. Sang Min berdiri dengan sedikit pusing. Sang Min langsung menggendong Bo Eun. Ibu Bo Eun sudah khawatir, ingin mencegah. Tapi suaminya langsung menarik tangan istrinya. Sang Min ke kamar dengan mabuk sambil menggendong Bo Eun. Begitu sampai kamar, Sang Min langsung jatuh ke tempat tidur sambil menindih tubuh Bo Eun. Dengan susah Bo Eun menggeser tubuh Sang Min sampai jatuh dari tempat tidur. Dari luar kamar, adenya Bo Eun nguping dan tersenyum jahil.


Pagi harinya, Kedua orang tua, Sang Min dan Bo Eun melihat rumah baru yang akan di tempati Sang Min dan Bo Eun. Semua terlihat senang kecuali ibu Bo Eun. Bo Eun ke kamarnya dan senang melihat tempat tidurnya. Justru ibunya tidak senang melihat tempat tidur Bo Eun. Ibunya keluar, Ibu Sang Min mengikutinya ke dapur. Ibu Bo Eu langsung mengeluh, apa yang harus dilakukannya. Ibu Sang Min minta dia berhenti mengeluh.

Malam hari, Bo Eun masih belajar sedangkan Sang Min baru selesai mandi. Sang Min masuk ke kamar hanya mengennakan celana pendek, langsung berbaring ke tempat tidur. Bo Eun yang melihatnya, langsung menyuruhnya keluar dari kamarnya. Sang Min tanya apa maksud perkataan Bo Eun. Bo Eun menjelaskan bahwa ini adalah kamar nya, dan Sang Min bisa keluar dari kamarnya. Dengan cuek Sang Min membantahnya, Sang Min mengatakan ini adalah kamar mereka. Sang Min mengajak Bo Eun untuk segera tidur bersama. Bo Eun langsung teriak sambil menyilangkan tangannya ke dadanya.


Bo Eun teriak menyuruhnya keluar kamar. Tapi Sang Min malah maju mendekat, "Aku rasa malam ini adalah waktunya" kata Sang Min menggoda. Bo Eun sudah takut, dia ambil pensil dari meja belajarnya dan tanya apa maksud Sang Min. Sang Min mengatakan semua orang yang sudah menikah akan melakukannya. Sang Min makin mendekat, Bo Eun menyuruh menjauh darinya. Bo Eun menendang tulang kering kaki Sang Min, Sang Min jatuh menindih Bo Eun, kepala Sang Min tepat diatas perut Bo Eun. Bo Eun yang takut langsung menusuk kepala Sang Min dengan pensil. Sang Min kaget, sedikit pusing. Bo Eun melihat reaksi Sang Min. Tak lama itu, darah mengalir dari kepala Sang Min. "Sialan, aku hanya bercanda denganmu" kata Sang Min kesal.


Sang Min sedang senam pagi mengikuti dari Tv. Saat menoleh, Sang Min kaget melihat Bo Eun. Sang Min mengucapkan selamat pagi pada Bo Eun. Bo Eun tersenyum terpaksa dan pergi. Saat bercermin, Bo Eun berpose seksi dengan wajahnya lalu tersenyum senang.


Di sekolah, Hye Won kaget mendengar cerita Bo Eun yang menghilang dari airport. Hye Won tanya apa yang dilakukan Bo Eun selama honeymoon nya. Bo Eun tanya apa Hye Won bisa menyimpan rahasia. Hye Wo menjawab, "Kau sangat banyak rahasia". Bo Eun membisikkan kalau dia berkencan dengan Jung Woo. Hye Won kaget mendengarnya. Hye Won tanya bagaimana dengan suami Bo Eun. "Apa kau bercanda. Aku terpaksa melakukannya" jawab Bo Eun. Hye Won tanya apa Jung Woo tau dia sudah menikah. Bo Eun mengatakan Jung Woo tidak tau, tapi dia akan mengerti. Bo Eun langsung pergi dengan senang. Hye Won melihatnya dengan pandangan tidak senang. Hye Won mengambil HP nya dan memamandangnya, kemudian menghela nafas.


Sang Min, Ji Soo dan kedua teman nya sedang minum di bar. Sang Min mengatakan, Bo Eun akan segera datang jika ia menelv nya. Temannya mengulangi lagi kata-kata Sang Min, temannya mengatakan Sang Min pembohong, Ji Soo pun tertawa meremehkan. Sang Min tidak terima di bilang pembohong. Maka Sang Min langsung menelv Bo Eun. Ji Soo mau melarangnya, tapi Sang Min tidak mau mendengarkan.

"Istriku. Suamimu memerintahkan kau untuk datang" kata Sang Min melantangkan suaranya yang sudah mulai mabuk.
"Wooooww" kata kedua temannya.
"Cepat..!!!" kata Sang Min sok serius, padahal dia tersenyum ama temennya.
"Woooow" ejek temannya
Sang Min tersenyum puas. Sang Min mengatakan istrinya pasti akan segera sampai.


Tak lama kemudian Bo Eun tiba di bar dengan pakaian seragamnya yang lengkap. Di depan pintu masuk, Bo Eun sudah dihadang oleh petugas bar. Petugas itu menyuruhnya untuk segera pulang. Bo Eun melihat sekitar. Sang Min yang melihatnya langsung berteriak, "Istrikuu..!!". Petugas itu heran mendengarnya, bagaimana bisa anak sekolah sudah menikah. Tapi teman-temannya meyakinkan petugas itu. Bo Eun jalan dengan menunduk.

Begitu duduk, kedua temannya menyambut Bo Eun. Bo Eun tersenyum, lalu memarahi Sang Min. "Bagaimana bisa kau menyuruhku datang ke tempat seperti ini?" omel Bo Eun. Dengan enteng Sang Min mengatakana kalau suaminya tidak masalah. Sang Min memesan bir untuk Bo Eun, tapi dengan dengan cepat Ji Soo menolaknya dan menawarkan soda untuk Bo Eun. Bo Eun menundukkan sedikit kepalanya dan mengucapkan terima kasih. Ji Soo mengatakan Bo Eun sangat manis sekali. Sekali lagi Bo Eun menundukkan kepala dan mengucapkan terima kasih.

"Tentu.. Istriku sangat manis. Masakannya sangat mengerikan, dengan kebiasaan nya yang buruk juga siswa yang buruk..dia juga mendengkur' kata Sang Min mengejek.
"Oppa.. kau mabuk..berhentilah minum.. okkey" kata Bo Eun masih ceria.
"Ohh,, aku iri..aku tidak punya seseorang yang mengkhawatirkanku.." kata salah satu teman Sang Min.
Sang Min tersenyum dan mengangkat gelas nya. Ji Soo mengatakan dia belum pernah memperkenalkan dirinya pada Bo Eun. Ji Soo mengenalkan dirinya adalah senior Sang Min. Sang Min mulai ngelantur mengejek Bo Eun lagi. Sang Min ingin menceritakan tentang honeymoon nya. Bo Eun kesal mendengarnya. Bo Eun menggebrak meja dan menyuruh Sang Min diam. Sang Min melihatnya terkejut. Bo Eun langsung merasa tidak enak, dengan sopan Bo Eun meminta Sang Min berhenti.


Bo Eun mengatakan akan sering bertemu dengan Ji Soo. Ji Soo pun senang. Bo Eun minta Ji Soo memeprlakukannya seperti adiknya sendiri."Tapi kau seniorku sejak kau menikah" kata Ji Soo menggoda. Bo Eun tersenyum, Sang Min menyela, menyuruh mereka untuk berhenti bercanda. Ji Soo mengatakan sekarang mereka memiliki satu sama lain. Bo Eun dengan polos mengatakan mereka saling memiliki sejak mereka masih kecil. Bo Eun menceritakan masa kecilnya bersama Sang Min. Ji Soo tertawa mendengarnya. "Ji Soo.. Ji Soo.. cium aku.." kata Sang Min ngelantur. Bo Eun yang mendengarnya langsung menjauhkan wajah dan badan Sang Min yang dari tadi menyender pada Bo Eun. Tapi Sang Min hanya tertawa melihat Bo Eun kemudian menyender lagi pada Bo Eun.


Pagi harinya Sang Min mengantar Bo Eun ke sekolah, sebelum Bo Eun keluar mobil, Sang Min mengatakan seharusnya Bo Eun tidak mengganggu acaranya. Bo Eun mengatakan Sang Min pantas mendapatkannya, meskipun Bo Eun masih anak sekolah. Bo Eun sudah mau keluar, tapi tertahan. "Baiklah, aku akan menunjukan bakat memasakku malam ini" kata Bo Eun. Bo Eun keluar mobil dengan ceria. Sang Min melihatnya dari dalam mobil pun tertawa.


Di tangga, ketiga kakak kelasnya sudah menunggu Bo Eun. Begitu melihat Bo Eun, salah satu nya menghadang Bo Eun. Bo Eun langsung di hempaskan ke tumpukan sampah. Bo Eun tanya apa yang mereka mau. Sang ketua langsung to the point. Dia mengatakan, dia mendengar kalau Bo Eun mengatakan pada seisi sekolah bahwa dia adalah pacar Jung Woo.


Kedua anak buahnya langsung menghina Bo Eun dengan mengatakan Bo Eun adalah gadis pembual dan Bo Eun pasti sudah tidur dengan Jung Woo. Sang ketua mengatakan jika dia mendengar ocehan mengenai ini lagi, maka habislah Bo Eun. Dengan penuh keyakinan dan tegas Bo Eun mengatakan dirinya dan Jung Woo saling menyukai. Anak buahnya langsung memarahi apa Bo Eun tidak mengerti apa yang mereka katakan padanya. "Aku tidak melakukan sesuatu yang salah. Aku akan pergi" kata Bo Eun cuek. Sang ketua tidak membiarkan Bo Eun pergi begitu saja.


Tiba-tiba Jung Woo datang dan tanya apa yang mereka lakukan.  Jung Woo langsung berdiri di depan Bo Eun.
"Brengsek.." kata Jung Woo datar.
"Heyy,, Lee Jung Woo. kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini" kata ketua genk.
"Kau tidak mempunyai hak untuk bicara seperti itu padaku. Dengar, aku dan Bo Eun memang pacaran" kata Jung Woo sambil berlalu. Bo Eun mengikutinya dari belakang.

Jung Woo membawanya ke lapangan indoor. Bo Eun masih menunduk sedih. Jung Woo melihatnya dan mangatakan agar Bo Eun jangan memikirkan apa kata mereka, mereka bertingkah layaknya seperti seorang putri, tapi putri yang sesungguhnya adalah Bo Eun. Jung Woo langsung tersenyum malu. Bo Eun yang dari tadi hanya menunduk langsung melihat Jung Woo dan tersenyum senang. Dari luar, Hye Won melihat mereka dengan sedih.


Bo Eun dan Sang Min berbelanja di pasar swalayan. Bo Eun berdiri di grocery cart sedangkan Sang Min sibuk mengambil bahan-bahan masakan. Karena terlalu bersemangat dan terburu-burunya Sang Min melepaskan grocery cart nya sebelum gocery cart itu benar-benar berhenti. Alhasil Bo Eun dengan lancar menabrak tumpukan mie instan. Sang Min tidak menyadari grocery cart nya tidak ada dan terdengarlah suara Bo Eun yang menjerit. Begitu menyadari suara teriakan Bo Eun, Sang Min langsung berlari ke arah Bo Eun. Sang Min langsung merangkul Bo Eun. Sang Min udah panik aja. Bo Eun tersenyum jahil. Sang Min tanya apa Bo Eun tidak apa-apa. Bo Eun langsung mengaduh kesakitan di kakinya.


Akhirnya Sang Min pulang dengan menggendong Bo Eun. Sang Min tanya apa sakit sekali. Sekali lagi, Bo Eun dengan polos mengatakan tidak sakit dan balik bertanya kenapa. Sang Min menjawab tidak apa. Sang Min mengagkat sedikit badan Bo Eun dan dengan sengaja memegang bokong alias pantat Bo Eun. Bo Eun refleks langsung berteriak dan meminta Sang Min jangan memegang bagian itu. Sang Min malah balik tanya pegang yang mana?.. (hahhahha,, kocak nih..) Sang Min juga beralasan kalau tangannya bergerak secara refleks. "Alasan yang bagus. Sekarang jalan yang lurus" perintah Bo Eun.


Sang Min tersenyum jahil, Sang Min mengatakan sekarang badan Bo Eun sudah tambah berat. Dengan sengaja Sang Min memiringkan tubuh Bo Eun sehingga hampir jatuh. Bo Eun udah takut aja, menyuruhnya untuk berhenti. Sepanjang jalan mau kembali, Sang Min sengaja berjalan miring, Bo Eun berteriak sambil memukuli bahu Sang Min. Sang Min malah membalasnya dengan memegang kembali bokong Bo Eun, Bo Eun makin teriak dan Sang Min puas mendengarnya.

Bo Eun sedang memotong wortel, tapi Sang Min terus mengganggunya. Sang Min memukul pelan kepala Bo Eun dengan mentimun. Bo Eun menyuruhnya diam. Sang Min tidak terima di perintah Bo Eun untuk diam, dia memukul Bo Eun lagi dengan mentimunnya. Bo Eun sudah tidak sabar, lalu mengambil sayuran yang ada di dekatnya. Bo Eun melempari Sang Min dengan buah dan sayur yang ada. Sang Min terus mengelak. Bahan Bo Eun sudah habis di lempari, Sang Min maju. Bo Eun merasa terjepit, seketika itu dia mengambil penggiling kayu, Bo Eun langsung memukul perut Sang Min dengan itu. (hahhahha,, kasian Sang Min disiksa mulu ama istri nya..)


Setelah perang, Sang Min dan Bo Eun makan spaghetti. Sang Min tertawa melihat bibir Bo Eun yang belepotan. Begitu juga dengan Bo Eun, Bo Eun tertawa melihat bibir Sang Min. Setelah makan, Sang Min dan Bo Eun suit gunting-batu-kertas untuk menentukan siapa yang mencuci piring. Sang Min menang. Sang Min mengatakan agar Bo Eun mencuci semua piring kotor dengan bersih. Sang Min mau pergi tapi dia berhenti dan meremas kembali bokong Bo Eun. Bo Eun langsung berbalik kesal. Sang Min pergi dengan tertawa.

Bo Eun sudah selesai mencuci piring, Sang Min pun sudah selesai mandi. Sang Min melihat foto pernikahan mereka. Dan dengan pede nya dia mengatakan betapa tampannya dia. Bo Eun yang tau Sang Min sudah selesai mandi mau ngerjain Sang Min. Bo Eun berjalan mengendap-ngendap di belakang Sang Min. Begitu sudah dekat, Bo Eun langsung melorotkan celana panjang training Sang Min. "Kena kau.." kata Bo Eun tertawa.


Sang Min kesal, dia ada ide untuk balik ngerjain Bo Eun. Sang Min berbalik badan dengan masih celana yang melorot. Bo Eun kaget dan langsung takut. Bo Eun langsung berhenti tertawa. Sang Min tersenyum menyeringai. Bo Eun langsung menangis berteriak minta Sang Min jangan mendekat. Tapi Sang Min makin mendekat. Bo Eun mundur dan langsung menutup mata nya, "Oppa,, jangan mendekat.." rengek Bo Eun. Sang Min makin mengejar Bo Eun.



Pagi hariya, Jung Woo ada pertandingan softball.  Jung Woo mengucapkan terimakasih atas sushi buatan Bo Eun. Jung Woo memuji masakan sushi Bo Eun sangat lezat. Bo Eun melihat sekeliling lapangan softball yang kosong melopong. Bo Eun memberi semangat pada Jung Woo. Tak lama giliran Jung Woo. Sang Min baru bangun dan langsung kelaparan. Sang Min melihat koran sepintas dan melihat brosur makanan, tapi langsung terhenti melihat sisa sushi di dapur. Sang Min pun memakannya sambil menonton tv dan pas sekali langsung siaran pertandingan Jung Woo.

Dari kursi penonton Bo Eun terus memberi semangat pada Jung Wo, "Jung Woo ku.." teriak Bo Eun malu-malu. Lawan Jung Woo mengatakan, "dia chiks yang cantik. Mengapa kau tidak membaginya pada ku?". Jung Woo langsung terdiam, meredam amarahnya.

Sang Min menyadari itu sekolah Bo Eun. Sang Min melihat pemain yang bertengkar. Lalu tak lama, kamera mengarah ke Bo Eun. Komentator langsung menyebutnya dengan sebutan gadis sushi. Komentator juga mengatakan Bo Eun dan Jung Woo berbagi sushi sebelum pertandingan dimulai. Sang Min yang melihatnya terkejut. Sang Min ke kamar Bo Eun dan melihat kosong. Sang Min mau menutup pintu, tapi melihat foto box di meja rias Bo Eun, dan ternyata foto Bo Eun dengan Jung Woo.



Sang Min minum bir kalengan. Tak lama Bo Eun pulang dengan masih cerianya. Sang Min tanya apa tidak bisa Bo Eun pulang lebih cepat. Bo Eun tanya sedang apa Sang Min. Sang Min menjawab, menunggu Bo Eun. Sang Min juga menasihati Bo Eun agar jangan pulang malam lagi, karna berbahaya. Bo Eun mengiyakan. Sang Min menyuruhnya untuk segera tidur. Bo Eun juga mengiyakan dengan sangat manisnya.

Bo Eun masuk kelapangan indoor, semua temannya memperhatikan Bo Eun. Bo Eun nyamperin Hye Wo dan duduk di sebelahnya. Hye Won memasang wajah masam nya. Bo Eun tanya ada apa. Dengan jutek Hye Won tanya apa benar Bo Eun tidak tau. Bo Eun tanya balik mengenai apa.
"Seisi sekolah tau mengenai kau dan Jung Woo" kata Hye Won
"Apa salah nya dengan itu?" tanya Bo Eun
"Apa kau pikir ini benar? Kau sudah menikah" tanya Hye Won
"Hanya didepan hukum. Kau tau bagaimana itu bisa terjadi" bela Bo Eun
"Bagaimana jika Sang Min dan keluargamu tau? Mengapa kau bisa seegois ini?" kata Hye Won
Bo Eun hanya bisa terdiam, Hye Won mulai terisak menangis. Bo Eun tanya mengapa Hye Won menagis.
"Aku juga suka Jung Woo" kata Hye Won sambil pergi. Bo Eun tercengang mendengarnya.


3 comments:

공상 (fantasy) said...

maaf, usia Bo-eun yang benar 16 tahun.....^_^

Unknown said...

Bagus ceritanya

Anonymous said...

Ada sequel nya nggak min?

Post a Comment