Bo Eun jalan dengan pandangan kosong. Di depan gerbang apartemen, ada 3 ahjumma yang sedang mengobrol. Bo Eun melewati mereka. Salah satu ahjumma tanya apa Bo Eun penghuni no 106. Bo Eun mengiyakan. Salah satu ahjumma mengatakan akan ada pertemuan penting malam ini dan meminta Bo Eun untuk mengatakan pada ibunya agar datang ke pertemuan malam ini di apartemen no 108. Salah satu ahjumma mengatakan Bo Eun adalah gadis yang cute. Bo Eun menundukan kepala mengucapkan terima kasih. Bo Eun berbalik badan sambil menghela nafas.
Pertemuan penghuni sudah selesai, para tetangga kembali ke kamar masih-masing. Sang Min keluar rumah dan bertanya apa yang dilakukan Bo Eun. Bo Eun mengatakan habis dari acara perkumpulan penghuni apartemen. Bo Eun dan Sang Min kembali ke rumah, di tepi pintu 3 ahjumma membicarakan Sang Min, mereka mengatakan badan Sang Min sangat tipis seperti tas. Sang Min menoleh kebelakang dengan heran. Bo Eun senyum-senyum sendiri. Sang Min menoleh lagi dan berkata, "Apa yang kau katakan pada mereka?". Bo Eun menjuluskan lidah nya dan berjalan pergi. Sang Min, "Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?".
Jung Woo dan Bo Eun membesihkan pel. Mereka tersenyum senang. Jung Woo sudah selesai duluan, dia pun pergi dan melambaikan tangan pada Bo Eun. Bo Eun membalasnya dengan senang hati. Setelah Jung Woo pergi, Hye Won datang dengan amarahnya. Bo Eun hanya bisa melihatnya. "Sial, mengapa aku seperti pengecut. Aku iri padamu. Kau punya suami dan kau juga mempunyai pacar" kata Hye Won. Bo Eun memandangnya tak enak.
Sang Min sedang berada di galleri lukisan dan menjadi modelnya. Sang Min bergaya sesukanya dengan bertelanjang dada. Tiba-tiba Ji Soo masuk, Sang Min langsung mengambil kain untuk menutupi dadanya. Ji Soo menunduk malu. Ji Soo mengatakan tempat di mana Sang Min akan magang, Sekolah Donghin. Sang Min tanya sekali lagi. Dang Ji Soo mengulanginya. Sang Min langsung terduduk seperti anak kecil ngambek. Kedua temannya bertanya mengapa. Ji Soo menjelaskan Donghin adalah sekolah Bo Eun. Kedua nya tersenyum mengerti. Ji Soo pun tertawa.
Bo Eun belajar di kamarnya, sedangkan Sang Min mondar mandir di depan kamar Bo Eun. Bo Eun menoleh, Sang Min hanya tersenyum dan pergi langsung berteriak. Bo Eun langsung ke luar kamar. Sang Min tersenyum garing sambil menunjuk ke luar teras. Bo Eun heran melihatnya. "Bodoh" kata Sang Min sambil masuk ke kamar.
Pagi hari nya saat mengantar Bo Eun ke sekolah, Sang Min bermaksud mengatakan dia akan menjadi guru magang di sekolah Bo Eun. Tapi Sang Min bingung bagaimana mengatakannya. Bo Eun tidak sabar mendengarnya, Bo Eun mengatakan mereka akan bicara di rumah nanti karena Bo Eun sudah terlambat. Sang Min hanya bisa mengiyakan. Sang Min bertemu dengan 3 angel jadi-jadian (kk kelas Bo Eun,, hehhe). Sang Min bertanya di mana ruang kepala sekolah. Tapi ketiganya tidak peduli dan hanya menjawab tidak tau kemudian meninggalkan Sang Min begitu saja. Tak jauh itu ada guru Kim yang berpatroli. Ketiganya dapat hadiah di pagi hari dari guru Kim. Sang Min melihat guru Kim langsung ngacir. Berbeda dengan Sang Min, Guru Kim malah memanggilnya. Tapi Sang Min tidak menghiraukannya.
Guru Kim membawakan teh untuk Sang Min. Guru Kim mengatakan seharusnya dia bicara dari dulu sambil memegang bahu Sang Min. Tak lama kemudian Pak Kepala Sekolah masuk. Guru Kim memperkenalkan Sang Min sebagai guru magang yang baru. Sang Min membungkuk. Kepala sekolah asal mengiyakan saja. Pak Kepala Sekolah meminta Guru Kim untuk keluar. Setelah Guru Kim keluar, Pak Kepala Sekolah menanyakan kabar Sang Min. Pak Kepala Sekolah mengatakan untuk menjaga Bo Eun dengan baik. Pak Kepala Sekolah juga mengatakan tidak ada yang tau tentang mereka selain dy.
Dikelas Bo Eun tidak ada guru, sehingga kelas menjadi gaduh. Para siswa-siswi mengobrol. Tapi Bo Eun dan Hye Won hanya bisa saling diam dan hanya bisa melirik. Tiba-tiba kelas menjadi tenang. Ternyata Guru Kim dan Sang Min masuk kekelas. Hye Won begitu melihat Sang Min sangat terkejut dan langsung melihat Bo Eun. Bo Eun tidak kalah kagetnya.
Guru Kim mengenalkan Sang Min. Para siswi sangat senang melihat Sang Min, salah satu siswi mengatakan wajah Sang Min seperti tidak asing baginya. Bo Eun melihat Sang Min dengan kesal. Sang Min menghindari kontak mata dengan Bo Eun. Sang Min terlihat gugup. Sang Min mengenalkan dirinya sendiri sebagai guru kesenian. Guru Kim meperingatkan para siswi nya untuk tidak berbuat macam-macam pada Sang Min. Guru Kim menanyakan apa ada yang ingin Sang Min tambahkan. Sang Min menjawab tidak ada. Guru Kim tertawa, Sang Min tertawa garing dan Bo Eun melihatnya tidak senang.
Kepala Sekolah mengadakan jamuan untuk Sang Min. Guru Kim masih berusaha mendekati Sang Min. Guru Kim memberikan gelasnya pada Sang Min. Sang Min terpaksa mengambilnya dan Guru Kim menuangkan arak untuk Sang Min. Guru Kim makan cabe besar banget dan bergaya seksi, tapi Sang Min melihatnya dengan ngeri. Sang Min langsung minum araknya dengan menutup mata, Guru Kim bangun. Begitu membuka mata, Sang Min terlihat lega tidak melihat Guru Kim lagi. Tapi sayang, Guru Kim langsung berada di samping Sang Min. Sang Min terkejut saat menoleh dan Guru Kim sudah ada di sebelahnya. Guru Kim malah tersenyum senang melihat ekspresi Guru Kim.
Guru Kim mengatakan sangat menarik mereka mengajar di kelas yang sama. "Apa malam ini kau sibuk?" tanya Guru Kim. Dengan cepat Sang Min menjawab iyya. "Ohh,, ayolah. aku akan membuatmu lebih mudah. okke.. okke" kata Guru Kim sambil memukul paha Sang Min. Sang Min pusing melihat tingkah Guru Kim. Semua sudah aka pulang. Sang Min berjalan sendiri, tiba-tiba dari belakang Guru Kim langsung merangkulnya untuk pulang bareng. Sang Min mendengus kesal.
Di taksi, Guru Kim bercerita tentang pertemuan pertama mereka di Pulau Jeju. Dengan kasar Sang Min mendorong tubuh Guru Kim yang terus bergelayut di dada Sang Min. Guru Kim marah, dengan berteriak Guru Kim mengatakan akan membunuh Sang Min jika begitu lagi. Guru Kim mulai lagi bersandar ke dada nya Sang Min. Sang Min menghela nafas kesal. Guru Kim mulai berceloteh ngawur, dia mengatakan akan menikah dengan pria yang lebih muda darinya. Sang Min mendorong lagi badan Guru Kim. Guru Kim marah lagi dengan teriakannya, Guru Kim sudah mau mukul Sang Min, tapi gga jadi. Guru Kim tepar ke paha Sang Min. Sang Min panik membangunkan Guru Kim. Sang Min mau keluar dari mobil, tapi kakinya di pegang sama Guru Kim. Sang Min berusaha melepaskannya dan langsung menyuruh pak sopir untuk segera jalan. Sang Min menjulurkan lidahnya. (hahhahha,, tau rasa dy.. ngrasain paniknya bo eun dy kerjain kya gtu..)
Bo Eun sudah menunggu Sang Min pulang. Begitu Sang Min pulang, Bo Eun memasang wajah masam nya. Sang Min pun tak enak. Sang Min tanya kenapa Bo Eun belum tidur. Bo Eun masuk ke kamar Sang Min. Sang Min tanya ada apa. Bo Eun tanya mengapa Sang Min tidak mengangkat telv nya. "Gurumu mabuk berat, jadi aku tidak bisa mengangkat telv nya" jawab Sang Min. Bo Eun tanya mengapa di sekolahnya, kenapa tidak ke sekolah lain saja. Sang Min menjawab mengerti maksud Bo Eun. "Jika sekolah tau, maka aku akan mati. Jadi berhati-hatilah" kata Bo Eun memperingati. Sang Min menjwab tidak perli khawatir, dia akan hati-hati. Sang Min menyuruh Bo Eun untuk tidur. Bo Eun keluar kamar. "Kenapa hanya aku sendiri yang harus berhati-hati?" tanya Sang Min pada dirinya sendiri. Sang Min memanggil Bo Eun. Bo Eun menghampiri. "Aku akan hati-hati" kata Sang Min akhirnya.
Pagi harinya, Bo Eun sedang sikat gigi. Sang Min bangun dengan kaget langsung ke kamar mandi. Sang Min membuka pintu kamar mandi, Bo Eun kaget melihatnya. "Bisakah aku pipis dulu?" tanya Sang Min. Bo Eun malah langsung menutup pintunya.Bo Eun sudah selesai mandi. Ketika Bo Eun keluar, Bo Eun melihat Sang Min merepet ke westafel. "Park Sang Min, apa yang kau lakukan. Sang Min hanya nyengir sambil memegang celananya. (hahha,, dasara jorok,, dy pipis di westafel.. hueekk..)
Bo Eun mematut dirinya ke cermin. Gga tau kenapa Sang Min masukin tangan nya ke celana belakangnya (jorok banget nih). Sang Min mengambil asal saputangannya di jemuran. Di kelas, Sang Min terus memegangi perut nya yang mulai mual. Bo Eun heran melihatnya. Sang Min berkeringat dingin, lalu mengambil saputangan nya di kantong belakang. Bo Eun kaget melihatnya. Ternyata Sang Min mengeluarkan CD Bo Eun. Bo Eun langsung menggoyangkan tangannya ke arah Sang Min tanpa suara.
Bo Eun membentuk segitiga dengan tangannya. Sang Min bingung sejenak kemudian melihat sapu tangannya yang berbentuk segitiga. Bo Eun sangat kesal sehingga langsung menggebrak meja. Semua temannya langsung melihatnya. Sang Min langsung ngeh dan memasukkan kembali 'segitiganya' ke kantong belakang nya. Sang Min pun menggebrak meja dan menyuruh ara siswa untuk tetap fokus. Bo Eun langsung duduk kembali. Bo Eun mengepalkan tangannya. Sang Min hanya bisa mengangkat bahu. Bo Eun mengelap kening dengan tangannya, ternyata ada cat warna merah.
Setelah kelas selesai, Hye Won nyamperin Sang Min. "Istri mu ingin bicara" kata Hye Won datar dan langsung pergi. Sang Min pun ingin pergi, tapi Guru Kim memanggilnya dari belakang. Sang Min langsung merungut mendengar suara Guru Kim. Sang Min berbalik dan dengan senyum terpaksanya Sang Min menegur Guru Kim. "apa ini mengerikan?" kata Guru Kim sambil menunjukan bekal makan siangnya. Sang Min makan dengan Guru Kim. Para Siswi melihat mereka terang-terangan.
Guru Kim tanya apa kegiatan Sang Min sepulang sekolah. Sang Min mengatakan kakeknya sedang sakit. Guru Kim tertawa dan mengatakan Sang Min adalah anak laki pertama. Sang Min menjawab hanya dia anak lakinya. Dengan tertawa yang di buat-buat Guru Kim mengatakan keluarga Sang Min lemah akan garis keturunan laki nya yang berbeda dengan keluarga Guru Kim yang isinya laki semua kecuai dirinya. Guru Kim ingin menyuapi Sang Min, Sang Min sudah menolak tapi dengan senyum super-jeleknya Guru Kim membujuk. Akhirnya Sang Min memakannya. Bo Eu melihatnya dengan kesal.
Sepanjang koridor para siswi menyapa Sang Min. Sang Min hanya menjawab seadanya. Bo Eun menghentikan langkahnya. "Apa sangat bagus?" kata Bo Eun dengan senyum terpaksa. "Apa kau melihatnya?" tanya Sang Min. "Kau terlihat sangat nyaman makannya" sindir Bo Eun. "Tentu. Itu lebih baik dari pada makanan di kantin sekolah" jawab Sang Min. "Apa aku cemburu?" tanya Sang Min. "Dasar pengecut" kata Bo Eun tersenyum sinis sambil pergi dengan mengepalkan tangannya.
Sang Min ke lapangan latihan Jung Woo dan mengambil salah satu bolanya. Sang Min bertanya apa ada yan bernama Jung Woo. Jung Woo yang namanya di panggil langsung mendekat ke Sang Min.
"Jadi kau yang bernama Sang Min?" tanya Sang Min
"Benar, aku lah Jung Woo" jawab Jung Woo.
"Hah,, jadi kau yang bernama Jung Woo?" tanya Sang Min sekali lagi jadi tambah kesal.
Jung Woo pun mengulang jawabannya.
"Jadi bagaimana dengan sushi nya? enak?" tanya Sang Min.
Jung Woo tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Sang min.
"Kau bagus. Pertahankan itu" kata Sang Min sambil melemparkan bola dan Jung Wioo secara refleks menangkapnya.
Guru Kim sudah ada di depan gerbang. Sang Min yang melihatnya dari jauh langsug berbalik badan dan merapatkan badannya ke tiang. Sang Min mengintim Guru Kim. Akhirnya Sang Min berjalan ke samping dan melompati tembok sekolah
Bo Eun sedang belajar dan merasa terganggu dengan suara blue film nya Sang Min. Bo Eun keluar kamar dan mengambil remote nya. Sang Min minta di kembalikan. Bo Eun mengtakan dia sedang belajar dan itu film porno, suaranya mengganggi konsentrasi Bo Eun. Sang Min mengatakan itu adalah hobby nya. Bo Eun tetap tidak mau mengembalikan remotenya. Di luar, Guru Kim sudah sampai di apartemen Sang Min. Bo Eun dan Sang Min masih berdebat sedangkan Guru Kim sudah sampai di tangga. Bo Eun ingin Sang Min berhenti menonton fil seperti itu. Sang Min tetap minta remote nya. Akhirnya Bo Eun mengembalikan remote nya dengan memukul perut Sang Min dengan remote.
Guru Kim sudah sampai di depan pintu. Sang Min malah main ama vacum matic nya . Guru Kim merapikan pakaiannya dan memencet bell. sekali dua kali tidak ada yang mau bergerak. "Heyy,, ada tamu itu" tteriak Bo Eun. Dengan malas Sang Min melihat di layar monitor nya, ternyata Guru Kim yang tersenyum jeleknya (hahha,, aneh nih guru.. kya neneng pe'a..).
Sang Min langsung memanggil Bo Eun, Sang Min masuk ke kamar Bo Eun dan mengataka Guru Kim datang. "Hahh?? bagaimana bisa dia kemari?" tanya Bo Eun heran. Sang Min juga tidak tau dan langsung menyuruh Bo Eu untuk 'membersihkan' kamarnya. Dengan cepat Sang Min menyimpan foto pernikahan mereka ke kamarnya. Bo Eun dan Sang Min panik. Sang Min menyuruh Bo Eun untuk mengambil celana dalam nya yang masih ada di jemuran. Bo Eun mengambilnya. Sang Min merapikan sepatu Bo Eun, tiba-tiba Guru Kim masuk. Bo Eun keluar lagi ke jemuran dan bersembunyi di balik hordeng. Guru Kim yang melihat Sang Min menungging langsung memegang bokong Sang Min. Sang Min tersentak.
Guru Kim malah tertawa melihat reaksi Sang Min. Sang Min tanya apa yang mebuat Guru Kim datang ke rumahnya. Guru Kim menjawab untuk ke laundry pakaian kotor Sang Min. Guru Kim memuji rumah Sang Min yang bersih. Guru Kim ingin ke kamar Sang Min. Sang Min ingin mencegahnya, tapi karena lantai licin, Sang Min malah seperti ingin memeluk Guru Kim. Guru Kim sih senang aja, malah mau cium Sang Min. Sang Min langsung mendorong tubuh Guru Kim. Bo Eun yang melihatnya jadi tambah kesal. Sang Min melihat ke arah teras belakang, tempat Bo Eun sembunyi. Guru Kim jadi canggung.
Guru Kim melihat vacum matic dan bertanya apa itu. Sang Min menjelaskan. Vacum itu terus berjalan ke arah Bo Eun, Guru Kim pun mengikuti dan menyadari ada seseorang di balik hordeng. Sang Min ingin mencegah Guru Kim mendekat, tapi Bo Eun langsung lari menerobos dengan hordeng yang menutupi seluruh badannya. Guru Kim tanya siapa itu. Bo Eun terus berlari hingga jatuh ke lantai dasar. Guru Kim keluar untuk melihat, Bo Eun langsung menutupi kembali badannya dengan hordeng itu dan berlari menjauh. Guru Kim heran melihatnya. Sang Min menjelaskan kan kalau itu adik perempuannya yang sedikit gila. Guru Kim menganggap itu wajar.
Di kelas, Sang Min menjelaskan tentang Munch, seorang pelukis Norwegia yang mempelopori mengungkapkan perasaan dengan lukisan. Seorang siswi menyelak minta melupakan Munch dan minta Sang Min bercerita tentang lukisan pertama Sang Min di Dept. of Romance. Sang Min tidak mau bercerita dan fokus kembali pada pelajaran. Semuanya mengeluh dan ada yang bertanya mengenai Cinta pertama Sang Min. Hye Wn langsung melihat Bo Eun. Sang Min pun mulai bercerita, Cinta pertamanya adalah pengujung selama 3 taun dia dalam wamil nya. "Tapi dia tidak tau seberapa aku mencintainya" lanjut Sang Min. Ada yang bertanya lagi, apa wanita itu masih tidak tau. "Itu pasti Ji Soo" kata Bo Eun pada dirinya sendiri. Sang Min tidak menjawab dan meneruskan kembali ke pelajaran. Bo Eun melihat ke jendela dengan bete, Sang Min melihat Bo Eun.
Di kantor, Ji Soo bertanya pada ketiga teman sekaligus rekannya mengenai magang mereka masing-masing. Slah satu temannya mengatakan dia syuck pada 1 anak laki-laki dan satu nya stuck pada 1 anak perempuan. Lalu Ji Soo tanya bagaimana dengan Sang Min. Sang Min menjawab semua baik-baik saja. Ji Soo tersenyum dan mengataka Ji Soo pikir Sang Min dan Bo Eun perlu waktu berdua. Salah satunya (yg maslah ama co) mengatakan Sang Min pergi sekolah untuk bertemu dengan istri nya yang cantik, juga bertemu dengan gadis yang cantik, apa yang membuatnya tidak enak. "Aku pusing melihat sikap bossy istriku di sekolah juga di rumah" kata Sang Min sambil membanting berkas yang di pegang ke meja. Temannya mengatakan dia beruntung.Temannya memberika dok panggilan wamilnya. Wamilnya besok dan temannya memperingatkan agar Sang Min membawa coin untuk permainan mereka nanti.
Sang Min sudah siap dengan pakaian muliternya. "Sekarang suami mu akan pergi memenuhi tigas untuk wamil" kata Sang Min tertawa. Bo Eun mengenakan topi Sang Min dan memberikan hormat. Sang Min tersenyum melihatnya.
Di kamp militernya, Sang Min sudah selesai. Barisan pun bubar. Kedua teman Sang Min langsung berlari melihat truk makanan. Sang Min hanya tersenyum mengejek. Temannya ambil mie dan menawarkan Sang Min, Sang Min hanya melihat. Kemudian temannya memesan 1 mangkuk mie lagi untuk Sang Min, Sang Min menolak. Temannya tanya apa Sang Min tidak mau makan, Sang Min melihat piring temannya ada sushi. Sang Min bertanya dengan kesal, "Apa itu sushi?!!". Tak lama kemudian datang Bo Eun dan berterima kasih di beri tumpangan. Bo Eun datang dengan membawa makanan untuk Sang Min. Sang Min tesenyum senang melihat Bo Eun. Semua prajurit melihat Bo Eun, Bo Eun tersenyum malu.
Sang Min makan makanan Bo Eun yang lezat sedangkan temannya hanya bisa ngiler liat makanan Sang Min, Bo Eun minta maaf karna hanya bawa untuk Sang Min saja. Temennya jawab tak apa tapi mata nya masih menatap ngiler makanan Sang Min. Akhirnya temennya gga sabar ngeliatnya, dia langsung minta ama Sang Min makanannya, Sang Min pun memberikan sedikit kimchinya. Sedang asyik-asyiknya makan, datang senior Sang Min. Sang Min mendengus kesal melihatnya. Sang MIn memberi hormat pada seniornya, seniornya balas dan tersenyum menyeringai.
Sang Min push up di kelilingi oleh 3 senior nya. Bo Eun tanya mengapa mereka begitu. Temanya hanya menjawab anggota angkatan laut selalu begitu. Bo Eun tidak terima suaminya di perlakukan seperti itu, Bo Eun menyuruh teman Sang Min untuk melakukan sesuatu, tapi temennya itu cuek dan terus saja mengambil makanan Sang Min. Bo Eun makin kesal, "Hentikan..!! Jangan makan apapun lagi..!!" bentak Bo Eun. Sang Min masih push up, seniornya tertawa mengejek.
"Tuan, apa yang kau lakukan?" tanya Bo Eun kesal. Bo Eun menyuruh Sang Min untuk bangun. Seniornya tertawa mengejek. "Siapa kau? apa kau istrinya?" tanya seniornya mengejek. Bo Eun makin kesal, "Ya.!! aku istrinya..!!" bentak Bo Eun. Sang Min minta maf dan mengaku Bo Eun itu adik kecilnya. Bo Eun kesal, "mengapa kau menyembunyikannya?". Bo Eun mendekat ke senior Sang Min, "Kau.. mengapa kau menyuruh suami ku push up? Minta maaf..!!" kata Bo Eun. Dengan sok, sinornya mengatakan dia dr angkatan laut. "Sekarang..!!" bentak Bo Eun. Seniornya tak mau minta maaf juga. "Kakek ku juga angkatan laut.!! Level berapa kau?? Hah?? Taun berapa..!!" bentak Bo Eun makin kesal. Sang Min hanya bisa diam melihat sikap istrinya, tersenyum puas.
Mereka berempat karokean. Sang Min nyanyi lagu yang bersemangat. Dan langsung berubah menjadi sendu. Sang Min menyanyikan lagu yang menceritakan dia sangat mencintai seorang gadis lebih dari siapapun tapi gadis itu tak pernah tau. Bo Eun masih ceria mendengarkan lagunya. Sekarang giliran Bo Eun. Bo Eun bernyanyi dengan gayanya yang centil dan seksi. Sang Min dan kedua temannya pun bersemangat, akhirnya mereka berempat menari bersama.
Setelah bersenang-senang, di perjalanan pulang Sang Min merangkul Bo Eun. Bo Eun melepaskan tangan Sang Min sambil tertawa (apaa yaa,, muka nya senyum imut gmn gtu..). Sang Min tidak menyerah, dia merangkul Bo Eun lagi. Tiba-tiba datang 2 orang preman. Dia menggoda Bo Eun. Sang Min langsung maju menutupi badan Bo Eun. Sang Min pun berantem sama 2 orang preman itu. Bo Eun panik, dia mengambil kayu penyanggah pohon gtu, dan langsung mukulin preman itu.
Mereka berakhir di kantor polisi. Sang Min menjelaskan dia adalah suami Bo Eun. Pak polisi tertawa merasa di mainkan, dia tidak percaya Bo Eun dan Sang Min sudah menikah. Pak kepala sekolah dan Guru Kim sudah sampai di kator polisi, Sang Min dan Bo Eun pun bisa pulang. Di luar kantor polisi Guru Kim mendengus kesal. Sang Min tidak enak melihatnya.
Setiba di rumahnya, Bo Eun masih kesal dengan insiden tadi. Sang Min mau bicara, tapi langsung di suruh berhenti dan terus memutarkan sesuatu ke wajah Sang Min. "Bagaiaman kau akan ke sekolah dengan wajah seperti itu?" kata Bo Eun. Sang Min langsung diam dan memutar-mutarkan kembali. Bo Eun takut sekolah akan mengetahuinya. Tapi Bo Eun meyakinkan dirinya semua akan baik-baik saja.
Pagi harinya, Sang Min menyapa Guru Kim. Guru Kim masih jutek. Guru Kim menjelaskan akan ada festival sekolah, dan kelasnya mendapat tuga untuk mendekor sekolah mereka. Semua murid mengeluh, dengan suara galaknya Guru Kim menyuruh mereka untuk diam. Guru Kim menjelaskan tugas para murid sesuai nomor absen. No 1-15 akan mendekor stage panggung, no 16-21 mendekor panggungnya dan tangga, no 22-32 membantu. Untuk no 22, Bo Eun langsung mendengarkan, "Akan melukis dinding hall sendirian" lanjut Guru Kim. Bo Eun ternganga. Di luar kelas, Sang Min mengatakan ini tidak adil, bagaimana bisa Bo Eun melukis dinding hall yang luas itu sendirian. Guru Kim bertanya dengan berteriak, memang kenapa , Guru Kim langsung pergi. Sang Min jadi kesal.
Bo Eun tersenyum sendiri, mendongak kan kepalanya. Bo Eun menari-nari sendiri di depan dinding hall yang akan di lukis. Setelah itu dia terduduk lemah melihat dinding yang sangat luas itu.
Saat sarapan, Sang Min tanya apa Bo Eun sudah ada ide untuk lukisan di hall nya. Dengan kesal Bo Eun menjawab, "Tentu saja belum ada". Sang Min memakai dasi dan berkata dia ingin membantu Bo Eun tapi itu tidak adil. Bo Eun berdiri dan mengambil dasi di leher Sang Min, dan langsung menariknya sampai leher Sang Min tercekik. Sang Min berteriak. Bo Eun melepaskannya dan langsung pergi. (hahha,, kasian sang min,, di siksa gy ama istrinya..)
Bo Eun sudah melukis beberapa lukisan pada dinding. Hye Won melihat Bo Eun yang berjinjit-jinjit untuk melukis. Tiba-tiba Sang Min menepuk pundaknya dan minta Hye Won ikut dengannya. Bo Eun melukis menggunakan tangga, Hye Won datang dan langsung menggoyangkan tangga dengan tersenyum ramah, Bo Eun terkejut. Hye Won naik tangga, "Aku pikir aku kan menjadi lesbi, Aku lebih menyukai temanku dari pada pria" kata Hye Wo tertawa. Bo Eun senang mendengarnya, "Jika kau lesbi, maka aku adalah istri yang curang" kata Bo Eun bercanda. Mereka tertawa. Hye Won membantu Bo Eun melukis.
Sepulangnya sekolah, "Hey,, kau tau,, suamimu Sang Min sangat cute.." puji Hye Won. B Eun merengut tak senang, "berhentilah bicara tentangnya" kata Bo Eun. Hye Won masih memuji Sang Min. Bo Eun tidak pedulu. "Seo Bo Eun.. Aku tau kau melihat Jung Woo dengan pandangan sayang. Tapi apakah kau pernanh memikirkan perasaan Sang Min? Aju sungguh merasa kau menyukai Sang Min, benar kan?" tanya Hye Won. "Bukan begitu, hanya saja Sang Min sudah seperti oppa untukku sejak kami kecil" jawab Bo Eun. Mereka pun tersenyum.
Sang Min melihat lukisan Bo Eun dan tersenyum sambil membawa cat lukis. 3 Senior Bo Eun melewati koridor. Mereka bertiga melihat Sang Min berdiri di depan lukisan.
Ibu Sang Min memasakkan makan malam. Sang Min sangat bersemangat. Ibu Sang Min melihatnya dan bertanya apa Sang Min melewatkan jam makan. Sang Min hanya menjawab dia sibuk dan kangen sama masakan ibunya. "Kau tidak boleh bicara seperti itu, ada istrimu disini. Kau akan menyakiti perasaan Bo Eun" tegur Ibu Sang Min. Bo Eun melihat Sang Min dengan sedih. Sang Min malah mengatakan dia kurang makan, Bo Eun melihatnya lagi dengan sedih. "Jika Bo Eun sudah berumur 20taunan, kau akan melupakan masakan ibu nanti" kata Ibu Sang Min. Ibu Sang Min juga mengatakan dia meninggalkan makanan di kulkas dan minta Bo Eun agar jangan lupa.
Ibu Sang Min pamit untuk pulang. Tapi Sang Min mencegahnya dan mengatakan di luar sedang hujan jadi lebih baik menginap saja. Bo Eun pun membujuk. Ibu Sang Min setuju. "Ini adalah rumah anakmu. Ayoo,, makan, makan" kata Sang Min sambil menyuapi ibunya.
Sang Min dan Bo Eun sudah akan tidur. Bo Eun menyuruh Sang Min untuk berbalik, Sang Min berbalik ke arah Bo Eun. "Bukan ke arah ku,, sebaliknya" kata Bo Eun. Sang Min berbalik dan etrsenyum sendiri. Sang Min memejamkan matanya.
"Apa kau sudah tidur Bo Eun?" tanya Sang Min.
"Belum" jawab Bo Eun
"Apa kau tidak bisa tidur?" tanya Sang Min
"Oppa,, aku pikir..." kata Bo Eun
"Apa?" tanya Sang Min
"Ini tidak adil untukmu, Lihat aku Oppa.." kata Bo Eun
Sang Min berbalik, melihat Bo Eun.
"Apa kau tau? Kau sangat cute" kata Bo Eun
"Kau pun sangat cantik" puji Sang Min.
"Oppa.." panggil Bo Eun
"Yaa Bo Eun" jawab Sang Min.
Wajah mereka kian lama kian dekat. Bo Eun memejamkan matanya. Dan (eng ing enng.. hehhe..) mereka ciuman. Sang Min menarik selimut. "Bo Eun.." kata Sang Min. "Oppa,, apa yang kau lakukan?" kata Bo Eun manja. "Kau pikir apa?" tanya Sang Min. Bo Eun dan Sang Min tertawa pelan. "Oppa,, hentikan.." kata Bo Eun sambil menjerit pelan.
Sang Min masih memejamkan mata nya dan memonyongkan bibirnya. Dan tertawa sendiri. Sang Min bangun, dia mendengus kesal, ternyata tadi hanya sebuah mimpi. Sang Min balik badan melihat Bo Eun, Bo Eun tidur dengan pulas sampai bantalnya terjatuh. Sang Min menaruh tangannya ke kepala Bo Eun, Bo Eun makin mendekatkan kepalanya ke dada Sang Min. Sang Min hanya bisa tersenyum.
Bo Eun heran melihat lukisan mereka yang sudah bertambah. Hye Won merangkul tangan Bo Eun dan menyuruhnya segera melukis kembali karna mereka tidak punya banyak waktu. Bo Eun dan Hye Won kembali melukis. Sang Min mengejar kedua temannya. Ji Soo melihatnya dan tersenyum.
Guru Kim melihat lukisan Bo Eun. "Aku tau kau bekerja keras, tapi apa bisa kau mnyelesaikan lukisan ini dengan segera? Acara akan segera di mulai" kata Guru Kim meremehkan. "Kau tidak perlu khawatir. Kamu akan menyelesaikannya tepat waktu dan hasilnya akan bagus" kata Bo Eun yakin. "Benarkaaahhh?? kita akan lihat" kata Guru Kim sok.Bo Eun dan Hye Won melanjutkan mewarnai lagi. Saat mengecat bagisn atas, Bo Eun membuat senandung tentang Guru Kim yang sangat menyebalkan.
Bo Eun dan Hye Won duduk melihat hasil kerja mereka sambil makan yougurt. "Aku benci melakukannya, tapi kita harus menyelesaikan pekerjaan mengerikan ini" kata Bo Eun. Hye Won menenagkan semua akan baik-baik saja. Bo Eun tanya benarkan, Hye Won menganggukan kepalanya sambil berdiri. Mereka mencuci tangan dulu sebelum pulang.
Hye Won tanya "Apa kau tidak peduli dengan makan Sang Min, Sang Min kan suamimu". Bo Eun menjawab "Aku sendiri sudah sangat sibuk mengurus diriku sendiri. Lalu kau akan menjadi nyonya Park Sang Min,, hah?" goda Bo Eun. "Lupakan" jawab Hye Won cepat sambil keluar. "Mengapa kau tidak tertarik?" canda Bo Eun."Hentikan" kata Hye Won. Setelah Bo Eun dan Hye Won keluar, 3 senior Bo Eun keluar dari dalam bilik kamar mandi. Mereka bertiga kaget mendengar percakapan Bo Eun.
Bo Eun sudah sampai rumah dan masuk ke kamar Sang Min. "Heyy, Park Sang Min.. Dimana kau..Bukankah seharusnya kau membantuku??" kata Bo Eun bicara pada foto pernikahan mereka. Sang Min dan kedua temannya tersenyum sendiri. Kedua temannya meringis melihat besarnya yang harus mereka cat. Mereka bertiga segera mengecat. Kedua temanya makan pizza, Sang Min memberikan coke dan mengatakan mereka harus segera melanjutkan. Kedua temannya terdiam dan saling pandang.
Adik Bo Eun dan kedua temannya melihat seorang gadis. Dung Gu mengatakan gadis itu adalah pacar Sunil, Dung Gu meminta kedua temannya merekem saat Dung Gu mendekati gadis itu. Salah satu ada yang ga setuju. Tapi Dung Gu memaksanya, "Mulai saat ini dia akan menjadi pacar dari Seo Dung Gu" kata Dung Gu. Dung Gu mendekati gadis itu dan mulai mengajanya bicara, ke dua temannya merekam.
Tapi kamera langsung beralih ke Bo Eun. Temannya melihat Bo Eun dengan seorang pria. Bo Eun bersama Jung Woo. Temannya mengatakan suami Bo Eun bukan seperti laki-laki yang bersama Bo Eun sekarang, Temannya mengatakan suami Bo Eun lebig tua. Mereka pun merekam Bo Eun, dan memperjelas wajah Jung Woo. Bo Eun memberikan headset pada Jung Wo, Jung Woo mebisikkan sesuatu pada Bo Eun dan mereka pun tertawa. Bo Eun dan Jung Woo mendekat ke arah teman Dung Gu, teman Dung Gu sedikit menunduk dan tetap merekam Bo Eun dan Jung Woo. Setelah Bo Eun dan Jung Woo pergi, temannya berkata "Bagaiamana jika keluarganya tau ini?". Dung Gu sudah kembali dan berkata dia sudah mendapatkan no hp gadis itu. Dung Gu ingin melihat rekaman itu.
Sang Min makan dengan keluarga besarnya. Sang Min menulis sms. Bo Eun sedang makan bersama Jung Woo dan melihat sms Sang Min, "Cepat datang ke acara bulanan makan malam keluarga sebelum benar-benar terlambat". Bo Eun langsung mengataka pada Jung Woo, dia harus segera pulang. Bo Eun sampai di rumah. Bo Eun segera duduk di sebelah Sang Min.
Setelah makan, Sang Min, kakek, dan kedua orang tua berkumpul minum teh. Dung Gu masuk dan mengatakan dia akan menunjukan vidio dia dengan pacarnya. Dung Gu mulai menyalakan, awal vidio mulai menunjukan wajah gadis itu, tapi tak lama kemudian muncul wajah Bo Eun dengan Jung Woo. Sang Min terkejut melihatnya dan sedih. Semua bingung. Bo Eun masuk dengaan membawa nampan, tapi melihat vidio dirinya dan Jung Woo, Bo Eun menjatuhkan nampan dan pergi keluar. Sang Min mengejar.
Bo Eun duduk di ayunan sambil menangis, Sang Min mendekat dan duduk di sebelah Bo Eun.
"Dulu sewaktu kau kecil, aku suka mendorong ayunan mu disini. Kau sangat menyukai itu. Tapi suatu hari kau menolak aku untuk mendorong ayunanmu. Aku tidak mengerti maksud nya" kata Sang Min.
"Oppa, maafkan aku" kata Bo Eun sambil terus menunduk dan menangis.
"Semua orang akan khawatir, cepatlah pulang" kata Sang Min.
Bo Eun berdiri dan melihat Sang Min, lalu berjalan. Sang Min melihat ayunan Bo Eun, kemudian menggoyangkannya.
"Pernikahan ini, terlihat seperti hanya permintaan kakek, tapi pada kenyataannya aku dan ayahmu menginginkan Sang Min sebagai menantu kami. Apa kau ingat? Seberapa sering aku menangis. Tapi dimananpu Sang Min selalu datang dan membuat kau tersenyum kembali. Seberapa sering kau tejatuh dan Sang Min seperti merasakannya juga. Dialah yang selalu perduli terhadap mu, dia Sang Min" kata Ibu Bo Eun. Bo Eun menangis di pangkuan ibunya.
Bo Eun menelv Ji Soo. "Aku sangat iri padamu. Dia akan menghabiskan waktunya di acara festival sekolahmu dari pada menghadiri pertunujkan kelulusan nya. Aku yakin dia pergi melukis dinding dengan Young Ju dan Young Chul" kata Ji Soo. Bo Eun menangis. Bo Eun melihat pakaian kotor Sang Min dan melihat ada sisa cat lukis di baju Sang Min. Bo Eun berlari keluar. Sang Min baru keluar mobil saat Bo Eun sudah lari. Sang Min meletakan kotak di depan lemarinya dan melhat foto album dengan sedih dan kecewa. Bo Eun sudah sampai di hall. Bo Eun mendekat melihat hasil lukisan dengan mata berkaca-kaca. Bo Eun melihat ada sepasang anak kecil sedang bermain ayunan. Bo Eun tersenyum melihatnya. Bo Eun berbalik sambil menangis kembali.
Bo Eun bangun di pagi hari dan langsung memanggil Sang Min dan masuk ke kamar Sang Min. Tapi kamar kosong melompong, Bo Eun melihat foto album di meja Sang Min, ternyata itu foto album mereka saat mereka kecil. Bo Eun melihat jurnal pribadi Sang Min dan meliht sebuah surat yang dilipat seperti kapal terbang. Bo Eun membacanya.
"Oppa, aku dan keluarga datang untuk melihatmu. Tapi karna ada sesuatu pada kelompokmu, kami tidak bisa melihatmu. Apa kau melakukannya dengan baik? Beberapa hari yang lalu di seoul turun hujan salju, lalu sungai han tertutup. Cuaca jadi lebih dingin bukan. Jangan sakit ya. Dan ada rahasia, ibu ku bilang aku akan menjadi wanita. Sedikit demi sedikit aku akan tumbuh. Tapi tidak akan menjadi bodoh seperti seperti. Kau pasti tidak akan mengerti apa yang aku ucapkan. Ini aneh saat kau ada disini, aku membencimu. Tapi karna kau tidak ada di sisiku, aku merasa rindu padamu. Apa kau merasakan yang sama seperti ku? Jadilah yang baik pada ku mulai sekarang. Bodoh. Aku sangat kecewa tidak bisa bertemu denganmu, ibumu menangis. BTW,, aku harap, surat ini akan sampai pada mu". Setelah membaca suratnya sendiri Bo Eun segera keluar.
Acara festival sekolah di mulai. Sudah banyak tamu yang datang. Ruang kelas sudah di sulap menjadi lebih bagus, koridorpun sudah anyak balon di lantai. Di hall sudah banyak acara yang menunggu. Bo Eun masuk ke tiap kelas dan keluar lagi. Bo Eun tehenti bertemu dengan Jung Woo. Jung Woo tanya dari mana saja Bo Eun. Jung Woo juga memuji lukisan Bo Eun yang di hall. "Ada yang ingin aku bicarakan" kata Bo Eun. "Katakanlah" jawab Jung Woo. "Aku minta maaf, aku sangat egois pada mu dan ..." kata Bo Eun. "Apa yang mau kau katakan?" tanya Jung Woo heran. "Aku mau kita putus. Aku minta maaf, Jung Woo" kata Bo Eun sambil berjalan pergi. Jung Woo mau menyusul tapi tidak bisa jalan.
Di hall, 3 senior Bo Eun bernyanyi mengisi acara. Bo Eun masuk dan mencari Sang Min. Hye Won yang melihatnya langsung menarik tangan Bo Eun. Bo Eun, "Apa kau melihatnya?". "Siapa? Suamimu atau pacarmu?" tanya Hye Won. "Aku tidak bercanda" kata Bo Eun. Hye Won menunjukan tempat duduk Sang Min yang berada di deretan para Guru. Lagu selesai di nyanyikan, saat ketu nya mau pergi, dia melihat ke arah Sang Min. "Penampilan yang bagus bukan. Sekarang kita akan mendengar beberapa kata dari Guru Park Sang Min.
"Terima kasih untuk para hadiri, Kepal Sekolah, para guru. Dan juga para siswa yang sudah membantu saya. Mungkin ini waktu yang singkat, tapi ini akan menjadi ingatan yang manis untuk saya..." kata Sang Min. Bo Eun mendengar dengan bangga. Tiba-tiba sang ketu mengambil alih. "Pak, hentikan semua omong kosongmu. Pak Sang Min adalah pria yang sudah beristri" kata sang ketu. Semua murid dan guru terkejut mendengarnya, termasuk Bo Eun dan Hye Won. Guru Kim tersenyum mendengarnya, dia udah tau duluan. "Tentu saja, menikah bukanlah sebuah dosa. Tapi kenyataannya dia menikah dengan gadis yang berusia 15 tahun, bukan?.
Untuk Seo Bo Eun yang duduk disana" lanjut ketu. Sang Min melihat ketu dengan kecewa. Semua murid tercengang mendengar gadis itu adalan Bo Eun. Hye Won pun kesal mendengarnya. Bo Eun langsung berdiri dengan percaya diri. Setelah mengatakan itu, ketu langsung masuk ke backstage gitu aja. "Benar. Kami sudah menikah. Tapi Bo Eun tidak punya pilihan lain. Dia hanya memenuhi permintaan terakhir kakeknya yang sedang sakit. Itu lah mengapa dia mau menikah denganku. Dia mungkin sudah menikah, tapi dia hanyalah seorang anak sekolah yang berusia 15tahun. Dia tetap menyukai semangkuk spaghetti dengan sambal. Dia menyukai bintang dan menyukai seorang pemain baseball" tutur Sang Min. Bo Eun menunduk sedih mendengarnya.
"Setiap hari, dia sterss belajar untuk ujian dan mempersiapkan diri untuk kuliah. Aku harap kalian tidak akan mempersulitnya di sekolah dengan status menikahnya. Aku mohon pada kalian semua" lanjut Sang Min. "Oppa.. aku bukan lagi anak kecil. Sejak aku kecil, kau selalu ada di samping ku. Aku tidak pernah menyadari perasaan ini,, di dalam hatiku.. tapi.. aku pikir aku cinta padamu.." kata Bo Eun. Sang Min terkejut mendengar kata-kata terakhir Bo Eun. Bo Eun tersenyum senang. Masih di atas panggung, Sang Min mencium kening Bo Eun sekali. Seluruh penghuni di hall langsung bersorak gembira. Sang Min memeluk Bo Eun.
Guru Kim menangis melihatnya, bersandar pada salah satu guru pria, tapi na'as banget langsung di tolak. Jung Woo masuk dan duduk di sebelah Hye Won. Jung Woo tersenyum, Hye Won menunduk malu. 3 senior Bo Eun pun ikut bertepuk tangan. Semua siswi maju mnedekat. Sang Min mengangkat tubuh Bo Eun sambil memutarkannya. Sang Min dan Bo Eun memberi hormat. Sang Min berputar mengelilingi Bo Eun.
"Ooohh,, Dung Gu ku yang menyedihkan. Sudah lah,, dia hanya untuk bersenang-senang. Aku tau itu, dia adalah putri di sekolahmu. Aku tau aku tidak berhak mengatakan ini,, tapi kau harus menerimanya." kata seseorang di samping Sang Min. Dung Gu makin menangis,, kakek nya menyukai nenek pacarnya. Wanita itu minta dukungan Sang Min. Sang Min mengiyakan sambil menoleh ke belakang. "Ohh kalian sudah sampai.. ayah ibu.." kata Sang Min menyambut. Wanita itu pun berbalik. (HAAAHH?? itu Bo Eun.. rambut yg aneh.. hahha..). "Ayah ibu.. kakek.." kata Bo Eun. Mereka pun berfoto bersama. Sang Min menyetel waktu dan berlari ke Bo Eun. 1..2..3.. Cheese... Sang Min langsung memluk istri tercintanya.
- THE END -
Ini ada beberapa pict terakhir.. lucu-lucu..
1 comments:
ni film bikin ari ngakak gegulingan kemarin wkwkkwkwkwkkw makasih ya yooran walaupun sdh baca diblog apni tapi ari mau baca lagi coz ddnya juga mcet ditengh jalan !_!
Post a Comment