Eu Bi tersadar dan mendorong
tubuh Chi Soo untuk menjauh. Tapi Chi Soo langsung mendorong Eun Bi, memberikan
peringatan agar Eun Bi tidak mencampuri masalah Chi Soo lagi atau kalau tidak
Chi Soo akan berkencan dengan Eun Bi.
Di luar gedung olahraga, Chi Soo bertemu dengan teman-temannya, mereka
tanya kenapa Chi Soo keluar dari gedung olahraga. Chi Soo hanya menjawab
membereskan sesuatu, Chi Soo melap bibirnya dengan tampang sedikit bete.
Sementara di dalam gedung, Eun Bi mengatur nafasnya, menahan kesal. Tiba-tiba
Dong Joo berlari memanggil Eun Bi. Eun Bi langsung tanya apa yang harus ia
lakukan. Dong Jo menyuruh Eun Bi untuk ke rumah sakit segera, tapi Eun Bi
mengira dia memang harus ke rumah sakit karena memang ada yang aneh pada
dirinya, Eun Bi tanya periksa bagian mana dulu. “Apa yang kau bicarakan? Paman
pingsan! Dia sudah dibawa ke unit gawat darurat!” jelas Dong Jo. Eun Bi bingung,
Ahjeoshi?. “Ayahmu! Ayah senior!” kata Dong Jo. Eun Bi terdiam shock.
Eun Bi mencari di tiap bilik UGD dan terhenti melihat Ba Wool yang
memanggil ayah Eun Bi. Eun Bi mendekat, melihat tubuh pria yang terbaring itu.
Ba Wool sangat panik, Noona apa yang harus kita lakukan, ayahmu.. ayahmu. Eun
Bi langsung memukul kepala Ba Wool, dia bukan ayahku bocah tengik!. Ayah Eun Bi
keluar dengan tangan diperban.
(Adegan selanjutnya seperti di episode 1. Ingat wanita di pesawat yang
sama dengan Cha Chi Soo di episode 1? Kali ini dia sepesawat dengan Choi Kang
Hyuk))
Choi Kang Hyuk sedang membaca Koran sambil minum kopi hangat. Wanita
itu memandang Kang Hyuk mulai dari kaki ke hingga mata. Kang Hyuk menyapa
selamat pagi. Si wanita bercerita sering berpergian sendirian, dia punya
segalanya, uang dan kesuksesan tapi tidak ada artinya jika ia kesepian. Dia
terus saja curhat dengan bahasa jepang. Kang Hyuk hanya diam saja mendengarkan.
“Permisi…” kata Kang Hyuk. Si wanita kegeeran langsung berkata, Bibirku
cantik?. (Ini wanita lagi galau banget ya). Dia bilang semua pria sama saja,
hanya perduli pada kecantikan dan ukuran dada. Kang Hyuk langsung menghapus
sisa wine di bibir wanita itu. “Bibirmu tidak hanya cantik, bibirmu terlihat
lebih hangat. Berhentilah minum dan makan makananan mu sebelum dingin” kata
Kang Hyuk. Si wanita terpesona dengan Kang Hyuk yang mencoba bekas wine yang
ada di jarinya.
Dong Joo dan Eun Bi sedang ada di minimarket (klo disini mirip sepel
ya). Dong Joo menyarankan untuk melakukan pemeriksaaan karena ini sebuah
kecelakaan mobil. Eun Bi sudah mengatakan pada ayahnya tapi ayahnya tidak mau,
maka Eun Bi mengancam akan menyebabkan masalah jika dia tidak diperiksa dengan
baik.
Saat minum Eun Bi terpikir masalah Chi Soo. Dong Joo merasa Eun Bi
aneh sejak tadi pagi. Eun Bi tanya apa Dong Joo pernah mengalami sesuatu di
sekolah. Dong Joo bingung. Eun Bi membuat perumpaan seorang guru yang mengajak
Dong Joo kencan atau pria muda di kantin yang mengajak Dong Joo makan sehabis kerja
atau bahkan apa pernah ada seorang murid yang mengajak kencan. “Apa seorang
murid mengajakmu berkencan?” tanya Dong Joo sekenanya. Eun Bi tidak bisa
berkata-kata, kau jujur sekali.
“Jangan anggap candaan murid serius. Kau harus membiarkannya seolah
itu bukan apa-apa atau kau tidak akan bertahan sebagai guru di sekolah
laki-laki” saran Dong Joo. Eun Bi berpikir kata-kata Dong Joo. Dong Joo akan
membeli minuman lagi.
Para wanita yang mengantri di kasir terpana. Seseorang menabrak Dong
Joo yang kerepotan dengan belanjaannya. Dong Joo sudah siap marah-marah tapi ga
jadi marah karena itu Choi Kang Hyuk, setelah melihat wajah Kang Hyuk, Dong Joo
berkata tidak apa-apa dengan lemah
gemulai. Kang Hyuk hanya tersenyum saja.
Eun Bi dengan gaya premannya kembali memikirkan kata Dong Joo. “Bercanda? Tadi itu bercanda? Baik.
Mendorongku ke dinding mungkin bercanda. Tapi bagaimana dengan ciuman? Apa itu
bercanda juga? Tidak! Tatapan bocah tengik itu sangat nyata. ‘aku akan
berkencan denganmu’. Lalu apa? Dia berencana untuk sungguh-sungguh berkencan
denganku?! Lalu bagaimana dengan gading angsa putih itu?! Apa ini? Aku
dijadikan yang kedua?! Tidak. Jika dihitung dari usia, jadi aku.. Tunggu.
Kenapa dia memberikan aku kesempatan itu? ‘Kau bisa memilikinya’. Apa itu
artinya dia ingin aku menyingkir?” kata Eun Bi dalam hati. Eun Bi sangat
pusing dan kesal sampai menggeram.
Disana ada permainan pukul (untuk mengukur kekuatan lengan, suka ada
di timezone gitu). Saat Eun Bi memasukkan koin, Kang Hyuk keluar dari
minimarket sambil minum susu botol. Eun Bi mundur beberapa langkah , mengatur nafas
dan melakukan sedikit pemanasan. “Nona, lenganmu bisa terluka jika seperti itu”
kata bapak-bapak di sana meremehkan Eun Bi. Eun Bi cuek, Kang Hyuk menoleh.
Setelah siap, Eun Bi memukul bantalan itu dan menunggu skornya, Kang Hyuk
tertarik melihatnya. 812!! Skor Eun Bi 812!!. Eun Bi hanya manggut-manggut
saja, Kang Hyuk dan para ahjeoshi itu sangat kaget melihat skor Eun Bi, “Ada
apa dengan lengan nona itu?”
Dengan gaya cool Eun Bi menoleh dan mengangkat bahunya, Kang Hyuk
tersenyum melihatnya. Eun Bi siap melakukan pukulan kedua, mundur beberapa
langkah dan melakukan pemanasan. Tiba-tiba Dong Joo keluar, “Apa yang kau
lakukan? Memalukan. Sudah kuberi tau jangan menggunakan kekuatanmu ketika
diluar. Ayo cepat pergi. Ayo cepat pergi” Kata Dong Jo. “Tapi masih ada 1
kesempatan lagi” kata Eun Bi sambil diseret Dong Joo. Dari Jauh Kang Hyuk
tersenyum senang melihatnya.
Kang Hyuk sudah sampai di rumah sakit. Dia menanyakan kamar pasien.
Suster masih cuek, tetap menatap layar komputernya. Setelah m elihat wajah Kang
Hyuk, suster jadi ramah banget. Kang Hyuk tersenyum. Suster minta nama pasien
dan informasinya. Kang Hyuk sudah mencatat dan ada di dalam tas tapi Kang Hyuk
sangat malas untuk membokar tas nya (haha lebay amat ya, tas nya cuma tas
ransel biasa doank). Kang Hyuk langsung terduduk dan memejamkan matanya. Si
suster sampe naek ke meja untuk melihat Kang Hyuk. Tiba-tiba ada tangan yang
menjapit hidung Kang Hyuk, Kang Hyuk tersadar dan tersenyum, Boosss.
“Bocah tengik! Bos mu bilang dia sekarat dan datang 13 jam kemudian.
Apa kau lupa kesepakatan kita?”
“Mendengar suaramu, jangankan terlambat 13 jam, kau akan baik-baik
saja bahkan jika aku tidak muncul dalam 13 tahun”
“Aku tidak bisa mati karena aku mau bertanya kenapa kau terlambat”
“Berhentilah mengatakan mati. Aku lah yang hampir mati”
“Kenapa?”
“Di bandara, ketika aku melewati pos keamanan, mereka memintaku untuk
melepas tas dan kaos lalu mereka menyuruhku untuk memakainya lagi setelah aku
sudah lewat dari pemeriksaan. Huaaaah, butuh waktu 1 jam untuk memakainya. Bos,
jika aku mengingatnya lagi, aku arasa aku akan mati karena kesal” kata Kang
Hyuk sambil tiduran di kasur ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi tadinya mendengarkan
dengan semangat, setelah tau cerita Kang Hyuk dia senyum ga percaya.
Ayah Eun bi menjapit hidung Kang Hyuk lagi, “Kau ini seperti tiang
listrik, tapi tiap hari hanya berbaring”. Kang Hyuk memegang-megang hidung nya.
“Ahh yak arena kau sudah disini, keu harus pergi menemui dia” kata
ayah Eun Bi.
Pagi-pagi Eun Bi coba untuk menyemangati dirinya sendiri. Eun Bi ingat
saran Dong Jo. “Benar! Aku tidak bisa seperti ini karena lelucon anak kecil.
Apa hebatnya ciuman jaman sekarang? Kau bahkan bisa melakukan ini sebagai ucapan
salam dengan setiap orang. Sekarang aku tenang tentang itu, hidupku terasa
lebih mudah” kata Eun Bi menenagkan dirinya. Eun Bi jalan tapi dia berbalik,
setelah itu berbalik kembali dengan cepat jalan. Ternyata dibelakangnya tadi
itu ada Chi Soo dkk.
Chi Soo jalan dengan santai dan tak Eun Bi sedang menyembunyikan
dirinya. Setelah Chi Soo lewat dateng rekan-rekan Eun Bi. Mereka kebingungan
dengan sikap Eun Bi. Eun Bi berdalih sedang melihat kerja keras para semut. Eun
Bi memuji rekannya yang tampil cantik. Mereka bilang ini adalah hari pertama
mereka mengajar jadi mereka sengaja memakai pakaian baru. Mereka memastikan
hari ini adalah kelas olahraga pertama Eun
Bi, Eun Bi membenarkan , dengan pede Eun Bi bilang dia akan tetap
seperti dirinya seperti biasa. Menurut Eun Bi membeli baju baru tidaklah keren.
Pelatih Seo heran melihat pakaian Eun Bi. Pelitih Seo bilang tidak ada
kelas praktek, hanya ada seksi belajar. Eun Bi mengatakan hari ini kelas
pertamanya, jadi dia penuh persiapan, bahkan sengaja membeli pakaian olahraga. Pelatih
Seo meninggalkan Eun Bi, “Aku akan mengajar hari ini” teriak Eun Bi.
Di gedung olahraga. Eun Bi memastikan muridnya. Hyun Woo menjawab iya,
mereka hanya berdua, salah satunya mengatakn tidak bisa main basket. Eun Bi
sudah putus asa, tapi sang penolong tiba. Tiba-tiba Ba Wool dkk sudah ada di
sana. Eun Bi senang sekali. “Kenapa kita tidak mulai guru?” ajak Ba Wool.
“Benar. Siapa perduli hanya ada 4 orang. Cha Chi Soo tidak datang itu sudah
cukup” kata Eun Bi dalam hati. Tarataraaaa. Chi Soo juga ada, sudah siap
olahraga.
Chi Soo bilang tidak buruk jika sesekali olahraga. Ba Wool yang
sentiment langsung meneriaki Chi Soo, aku akan membuatnya jadi buruk kata Ba
Wool. Eun Bi menengahi, Yaaa olahraga akan jadi permainan yang baik dengan
teman-temanmu. Eun Bi memberikan bola basket ke Ba Wool, bersiap-siap melarikan
diri dari Chi Soo. Tapi Chi Soo menghadang dan mengajak untuk bergabung dengan
mereka.
Eun Bi mendapatkan bola, susah untuk Eun Bi untuk menggiring bola, Eun
Bi memberikan kode pada Ba Wool, Eun Bi melakukan lemparan yang sangat jauh, Ba
Wool mendapatkannta dan langsung mencetak angka. Mereka sangat senang, beda
dengan reaksi Chi Soo, Chi Soo kesal.
Ba Wool mengoper bola, ditangkap Eun Bi. Tapi Eun Bi mendapat godaan
dari lawan, di awali dengan “Guru, aku rasa aku ingin jadi seorang masochist!
Aku ingin kepalaku di cekik oleh lengan kokohmu itu!”, Eun Bi masih sempat saja
membayangkannya. Godaan selanjutnya, “Maka aku akan jadi orang yang sadis.
Guru, apa kau mau menggosok perut pembunuhku?!”, Eun Bi membayangkannya lagi
tapi masih bisa melewati mereka. The next, “Lupakan mereka dan jatuhlah
dipangkuanku saja”, sekali kali Eun Bi membayangkannya tapi masih bisa diatasi.
Eun Bi sudah siap untuk mencetak angka, tapi Chi Soo memegang pinggang Eun Bi,
“Lenganmu benar-benar kuat tetapi pinggangmu benar-benar milik wanita” goda Chi
Soo. Bola basket langsung terlepas dari tangan Eun Bi.
Pelatih Seo dan Dong Joo memperhatikan permainan mereka di kursi
penonton. Pelatih Seo prihatin mengapa Eun Bi bisa berakhir seperti itu. Dong
Joo tidak setuju, menurutnya Eun Bi sudah hampir mejadi manusia jadi jangan
mencegahnya. Pelatih Seo tidak setuju, Apa kau mau bilang bahwa dia bukanlah
manusia ketika dia bermain voli?”. “Tentu saja! Bahkan dia lebih buruk dari
seekor beruang. Makan pagi dan kehilangan amarahnya, makan siang dan kehilangan
amarahnya, makan malam dan kehilangan amarahnya. Gadis terkenal pemarah yang
akan kehilangan amarahnyaseperti beruang liar” kata Dong Joo. Pelatih Seo malah
mengejek operasi pelastik Dong Joo. Tiba-tiba murid lain lewat, Dong Joo
langsung menyumpal mulut pelatih Seo.
Guru Han memarahi Eun Bi yang mengajak murid berolahraga. Guru Han
menyindir Eun Bi terlalu berani, Eun Bi tidak setuju. Eun Bi merasa dia benar
karena menggunakan jam olahraga untuk berolahraga. “Lalu apa yang akan kau
lakukan jika para murid terluka ketika melakukan olahraga?! Kalau orangtua
mereka protes apa yang akan kau lakukan?! Pergi dan bersihkan ruang olahraga”
omel Guru Han.
“Tentu saja murid-murid berolahraga ketika jam olahraga, apalagi yang
akan mereka lakukan? Dia mungkin takut Pangeran yang akan terluka, bukan murid
lain. Dia mungkin khawatir terhadap kesejahteraan dirinya dibandingkan
denganprotesan orangtua murid. Tidak bisakah kau sedikit jujur Guru Han?! Dasar
kotoran busuk!!” omel Eun Bi pada gagang pel. Eun Bi melampiaskan kekesalannya
dengan menendang bola, bola itu langsung mengenai kerdus-kerdus.
Saat merapikan kerdus-kerdus itu terdengar suara yang berasal dari 4
boyband. Mereka heran dengan sikap Chi Soo yang mau berkeringat olahraga, Apa
kau tertarik pada guru olahraga?. Chi Soo tersenyum. Saat mendengar pertanyaan
itu Eun Bi memasang telinganya baik-baik. “Apa?
Cha Chi Soo.. Mungkinkah kau… benar-benar menyukaiku?!” tanya Eun Bi dalam
hati. (Tidak ada jawaban pasti!! Hahaha)
Salah satu teman Chi Soo mengeluhkan tentang seorang wanita yang terus
saja menghubungi hanya karena dia minta no ponsel si wanita.
“Katakan dia cantik” saran Chi Soo
“Bilang cantik? Aku benar-benar tertipu karena lampu club. Mata,
hidung dan bibirnya tidak ada yang terlihat bagus”
“Kalau begitu.. Kalau begitu bilang saja tahi lalatnya cantik. Karena
tidak perduli betapa mengerikan wajah dia, tahi lalat biasanya terlihat cantik”
kata Chi Soo
“Setelah kau mengatakan dia cantik, dia akan terdiam sekitar 5 detik”
lanjut Chi Soo
“Lalu setelah 5 detik, apa yang harus aku lakukan?”
“Berikan ciuman di keningnya. Hal itu bisa membuat dia diam sekitar 1
minggu. Kehilangan kesadaran diri sendiri”
“Tapi kenapa di kening? Kenapa tidak di bibir saja?”
“Kau harus melakukannya di kening.. jadi terlihat sungguh-sungguh”
Tidak bisa dijelaskan perasaan Eun Bi yang jelas-jelas dipermainkan
Chi Soo. Teman-teman Chi Soo memuji kelihaian Chi Soo.
Chi Soo dkk sedang jalan di koridor kelas. “Berhenti di situ, Cha Chi
Soo!!” panggil Eun Bi.
Chi Soo balik badan dan melihat Eun Bi dengan membawa bola.
“Guru punya kemampuan untuk mengajar memang bagustapi apa bola voli
juga? Aku cukup lelah hari ini” kata Chi Soo santai
“Cha Chi Soo. Aku akan
melepaskan ini dan menghitung sampai 3. Dan aku akan memukulmu satu kali saja”
kata Eun Bi sambil menunjukkan ID nya.
“Apa?” tanya Chi Soo bingung
“1…2…3…”
Eun Bi melepaskan bola tepat ke kepala Chi Soo. Chi Soo terjatuh.
Murid lain menonton dengan tegang.
“Mulai sekarang, jangan berani-beraninya kau menggerakkan jari di
depanku dan juga di belakangku. Kau bahkan jangan sampai menginjak bayanganku. Mengerti?!”
peringatan dari Eun Bi.
Tiba-tiba Kang Hyuk muncul memegang tangan Chi Soo.
“Ini menjadi masalah bila kau melakukan ini pada wanita, terlebih lagi
jika dia adalah istriku” kata Kang Hyuk. Chi Soo dan Eun Bi kaget mendengarnya.
Guru Han dan Dong Joo datang ke tekape. Guru Han menanyakan keadaan
Chi Soo, Dong Jo langsung memegang tangan Eun Bi ke belakang (persis kya polisi
nangkep criminal). Guru Han langsung membubarkan para murid. Chi Soo di papah
teman-temannya, sedangkan Eun Bi diseret Dong Joo.
Choi Kang Hyuk yang malas malah berbaring di lantai koridor. Ada salah
satu murid yang membangunkan Kang Hyuk dan melarang Kang Hyuk tidur disana.
Kang Hyuk tanya siapa laki-laki yang seperti kue beras itu. Si murid awalnya
kebingungan lalu menjawab “Cha Chi Soo”.
Eun Bi di sidang oleh Guru Han dan Kepala Sekolah. Guru Han yang
dominan memarahi Eun Bi, bagaimana jika para murid merekamnya, kau akan menjadi
orang no satu yang akan dicari. Kepala Sekolah menyuruh Eun Bi untuk pulang
hari ini. Jika hasil pemeriksaaan sudah keluar, Eun Bi akan di hubungi. Eun Bi
memegang ID nya.
Chi Soo sudah di kamar rumah sakit. Dokter memastikan tidak ada yang
salah pada Chi Soo, hanya saja yang memukul Chi Soo adalah mantan pemain voli
jadi pasti Chi Soo mengalami shock. Dokter menyarankan Chi Soo untuk
menenangkan diri selama di rumah sakit. “Permisi. Aku bukan dipukul, tapi
kecelakaan. Jadi gambarkan seperti itu” ralat Chi Soo. Dokter minta maaf.
Ayah Chi Soo tanya bagian mana yang di pukul, mengapa ia tidak bisa
membedakan. President Cha dan Dorektur Go terusa saja mengulang kata-kata di
pukul, Chi Soo risih sekaligus kesal dan gengsi mendengarnya. Chi Soo memilih
keluar. President Cha apa yang harus ia lakukan pada guru magang itu, apa harus
ia pecat?. “Tidak. Tidak ada yang boleh memecatnya tanpa ijinku!! Dan juga..
jangan pernah mengatakan aku di pukul ketika di depanku” kata Chi Soo kesal.
“Ada apa dengan Chi Soo? Dia kelihatannya marah. Bia marah, benarkan?” tanya
Presdir Cha. “Di banding dengan marah, aku rasa dia malu” kata Direktur Goo.
Di rumah sakit yang sama. Eun Bi sedang menemani ayahnya. Ayah Eun Bi
makan sambil menonton tv. Ayah Eun Bi langsung bertanya apa Eun Bi dipecat. Eun
Bi tersedak lalu beralasan dia hanya pulang lebih awal. “Apa yang sudah
kubilang. Aku bilang kau tidak cocok jadi seorang guru. Panci alumunium
sepertimu yang mudah mendidih, bagaimana bisa menjadi seorang guru? Akan lebih
baik jika kau terus bermain voli dengan pukulanmu itu” nasihat ayah Eun Bi
Eun Bi tanya apa dengan bermain voli akan membayar tagihannya atau
menyediakan makanan di atas meja. “Sudah ku bilang, aku tidak mau makan ramyun
seumur hidupku. Aku akan makan nasiseumur hidup dengan gaji dari pemerintah”
kata Eun Bi. Ayah Eun Bi menunjukkan di kening Eun Bi ada keriput.
“Kau sudah tua, kau bahkan tidak punya uang untuk melakukan botox,
kenapa kau selalu menegangkan matamu? Santai saja. Dan hiduplah seperti dirimu.
Dan jangan terlalu banyak menggunakan kepalamu. Ikuti saja apa yang
diberitahukan oleh tubuhmu. Hanya dengan disini ini (hati), memimpinmu kemana
kau pergi. Mungkin akan banyak kekalahan tapi setidaknya kau tidak akan hidup
sebagai pengecut. Seperti ayahmu ini” nasihat ayah Eun Bi.
Eun Bi menyuruh ayahnya untu cepat makan, tapi ayah Eun Bi bilang
makanannya tidak enak, Aku hanya ingin makan ramyun.
Chi Soo dan So Yi mengobrol di halaman rumah sakit. So Yi tanya apa
Chi Soo ingin memecat Eun Bi. Chi Soo bilang kenapa dia harus memecatnya, dia
bukan anak kecil. So Yi tanya apa Chi Soo mau makan, jika tidak suka makanan di
rumah sakit So Yi bisa membawakan makan siang. Chi Soo mlah pusing dengan sikap
So Yi yang tumben-tumbenan bawel. So Yi hanya ingin mencobanya sesekali. “Kau
cantik ketika tidak bicara” kata Chi Soo.
Dekat Chi Soo dan So Yi, ayah Eun Bi memperhatikan mereka sambil baca Koran. Tiba-tiba Ba Wool lewat. So Yi dengan polos menyapa Ba Wool. Chi Soo menyuruh So Yi untuk makan saja dengan Ba Wool karena dia sedang banyak pikiran. So Yi mengajak Ba Wool untuk makan bersama. Ba Wool masih kesal, “Makan?! Makan?!” teriak Ba Wool sambil pergi. “Sepertinya Ba Wool masih marah” kata So Yi. So Yi pamit pergi. Ayah Eun Bi memperhatikan So Yi.
Dekat Chi Soo dan So Yi, ayah Eun Bi memperhatikan mereka sambil baca Koran. Tiba-tiba Ba Wool lewat. So Yi dengan polos menyapa Ba Wool. Chi Soo menyuruh So Yi untuk makan saja dengan Ba Wool karena dia sedang banyak pikiran. So Yi mengajak Ba Wool untuk makan bersama. Ba Wool masih kesal, “Makan?! Makan?!” teriak Ba Wool sambil pergi. “Sepertinya Ba Wool masih marah” kata So Yi. So Yi pamit pergi. Ayah Eun Bi memperhatikan So Yi.
Ayah Eun Bi mendekati Chi Soo. Ayah Eun Bi memuji So Yi yang cantik.
Karena cantiklah So Yi pacaran dengan Chi Soo. Ayah Eun Bi heran mengapa Chi
Soo membiarkannya pergi tanpa makan terlebih dahulu. Chi Soo malah bingung
mengapa dia harus memberi makan, Chi Soo yakin So Yi akan membeli makanan untuk
dirinya sendiri. Ayah Eun Bi memegang dada Chi Soo, “Ahh ini seperti jahitan,
benar-benar jahitan. Kau tau, pria seperti mu memang tinggi tapi ‘kosong’
didalam” kata ayah Eun Bi. Chi Soo kebingungan dengan apa yang dibicarakan oleh
ayah Eun Bi.
“Aku bertanya jika kau tau kenapa dadamu itu menonjol-nonjol seperti
Kwon Sang Woontapi di dalamnya bagaikan gurun? Itu karena kau tumbuh hanya
makan sesuatu yang dingin. Kau butuh sesuatu yang panas untuk tumbuh!” kata
ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi terus saja memgang dada Chi Soo. Chi Soo kesal dan mendorong
ayah Eun Bi. Ayah Eun Bi mengaduh kesakitan sambil memegang dadanya. Chi Soo
panik dan akan memanggilkan dokter tapi
ayah Eun Bi melarangnya.
Ayah Eun Bi ingin yang lain saja, Chi Soo tanya apa ayah Eun Bi punya
obat pribadi. Ayah Eun Bi mengiyakan. “Jika kau pergi ke rumahku, buka lemari
kedua laci pertama. Di dalam sana, ada panci alumunium. Hanya dengan memakannya
satu sendok, hatiku rasanya akan penuh. Dan satu hisapan akan menghangatkan
seluruh tubuh! Ada ramyun didalamnya” kata ayah Eun Bi (doeeeeeeenk). Chi Soo
awalnya mendengarkan dengan teliti, lalu Chi Soo menahan nafas kesal sambil
memejamkan matanya. Ayah Eun Bi masih saja mengajak Chi Soo untuk mencoba makan
ramyun.
Chi Soo menghempaskan tangan ayah Eun Bi. Chi Soo memberi peringatan
pada ayah Eun Bi. Chi Soo menyuruh ayah
Eun Bi berakting di depan rumah sakit saja agar ditraktir. “Pertama kali
mungkin karena kecelakaan tapi kedua kalinya kau akan di pecat. Jadi jangan
datang kepadaku lagi. Aku tidak perduli apa pekerjaan paman dan dimana itu karena
aku akan segera membuatmu dipecat” ancam Chi Soo. Ayah Eun Bi tidak terlalu
ambil hati perkataan Chi Soo. Tiba-tiba ayah Eun Bi terlihat menahan sakit
sambil memegang dadanya. Chi Soo bergegas masuk tapi Chi Soo sempat berbalik
sebentar dan melihat ayah Eun Bi sudah tidak ada. Ternyata ayah Eun Bi
terbaring di lantai.
Ba Wool masih menahan amarahnya, So Yi mendekati Ba Wool. Ba Wool
tanya apa So Yi mau makan, So Yi mengangguk. So Yi makan saladnya malas-malasan,
Ba Wool menyuapi So Yi nasi, makan nasi juga jangan hanya makan sayur. So Yi
sengaja menjaga berat badannya karena sudah mendekati ujiannya. So Yi mengajak
Ba Wool untuk berkencan kembali. Ba Wool tersenyum lalu tanya bagaimana dengan
Cha Chi Soo. “Aku juga akan berkencan dengannya” kata So Yi santai. Tentu saja
Ba Wool marah. Menurut So Yi itu yang terbaik untuk mereka. So Yi memegang
tanga Ba Wool, baginya bertemu dengan Chi Soo adalah jalan untuk bertemu dengan
Ba Wool.
Eun Bi menunggu lift dengan membawa ramyun. Tak lama lift terbuka,
taraaaaa ada Pangeran didalamnya. Chi Soo menyeringai melihat Eun Bi dan
pura-pura sakit lehernya. Eun Bi masuk dengan tampang sedikit bête. Di dalam
lift, Chi Soo terlalu pede, dia mengira Eun Bi datang untuk mengatakan
permohonan maafnya. Padahal Eun bi tidak mendengarkan Chi Soo, Eun Bi langsung
keluar begitu pintu lift terbuka. Chi Soo ikut keluar memanggil-manggil Eun Bi.
Chi Soo menghadang jalan Eun Bi.
“Kau tidak minta maaf? Bukankah kau datang kesini untuk minta maaf
padaku?” tanya Chi So
“Minta maaf? Maksudmu ketika yang bersalah mengakui kesalahannya dan
minta maaf?”
“Benar!”
“Jadi seharusnya bukan aku yang minta maaf, tapi kau!”
“Aku? Kenapa harus aku? Akulah yang terkena pukulan!” bela Chi Soo
“Kau bahkan tidak tau kenapa kau di pukul kan?”
“Ya. Apa aku harus tau?”
“Kau tidak perlu tau. Karena Pangeran sepertimu mungkin menjalani
seluruh hidupmu tanpa tau kenapa”
“Dengar guru, sepertinya kau mungkin merasa harga dirimu direndahkan.
Aku juga tidak berencana untuk memperumit keadaan dengan karyawan sekolahku. Kau
hanya perlu minta maaf untuk mengakhirinya” oceh Chi Soo
Ayah Eun Bi lewat beserta dokter dan suster yang mendorongnya, ada
Kang Hyuk juga. Eun Bi terdiam sejenak dan memastikan itu ayahnya. Eun Bi panik
dan langsung meninggalkan Chi Soo yang masih saja ngoceh. Tentu saja Chi Soo
tidak terima dicuekin, dia langsung menarik tanngan Eun Bi. Eun Bi sudah panik
langsung mendorong Chi Soo. Chi Soo bingung dengan reaksi Eun Bi. Chi Soo
memegang plastik isi ramyun.
Eun Bi menunggu. Dokter menghampiri Eun Bi, setelah bicara sebentar
dokter meninggalkan Eun Bi yang terdiam seperti patung. Eun Bi seperti
kehilangan rohnya, pandangannya kosong dengan ekpresi yang datang hingga Dong
Jo dan pelatih datang, Dong Jo memeluk Eun Bi.
Chi Soo sang Pangeran tak percaya ia sudah diabaikan oleh seorang guru
magang. Chi Soo bicara sendiri sambil memegang plastik milik Eun Bi. Ba Wool
dkk sudah sampai di rumah sakit. Chi Soo senang melihat Ba Wool. “Ba Wool.. Apa
guru yang mengirimmu? Bagus. Hey, cepat kembalikan ini padanya. Beritahu dia
jika dia mau berdamai denganku dia harus datang padaku dan minta maaf maka aku
akan..” oceh Chi Soo. Ba Wool sama sekali tak menghiraukan Chi Soo, mereka
melewati Chi Soo begitu saja.”Apa-apaan ini?!! Sialan!! Anak ini..” kata Chi
Soo kesal.
Chi Soo mencoba mengikuti Ba Wool. Chi Soo sampai di depan ruang duka,
celingak celinguk kesana kemari, seperti tempat yang asing bagi Chi Soo. ChI
Soo melihat Ba Wool memberi hormat pada Eun Bi. Chi Soo mulai menyadari sedikit
apa yang terjadi, ia melihat foto ayah Eun Bi, pria yang ia temui di taman,
pria yang ia ancam.
Chi Soo sudah kembali di kamarnya, sudah banyak parcel di dalam kamar
Chi Soo. Chi Soo tiduran sambil memegang panci ramyun dengan pandangan
bersalah. Chi Soo ingat permintaan ayah Eun Bi yang ingin makan ramyun sebagai
obatnya. Chi Soo membukanya. Chi Soo mengingat ketika ia mengembalikan plastik
tersebut (tetap dengan gaya pangerannya) pada Eun Bi. Eun Bi yang masih berduka
menyuruh Chi Soo membuangnya saja karena itu tidak akan dimakan.
Pelatih Seo membangunkan Eun Bi, sudah waktunya pergi. Iringan bersiap
pergi. Pelatih Seo memegang papan nama ayah Eun Bi dan Ba Wool memegang foto
ayah Eun Bi. Setelah bis pergi, muncullah Kang Hyuk, Kang Hyuk melihat dengan
pandangan sedih.
Eun Bi sudah di rumah kedai, dia masak ramyun. Di rumah sakit keadaan
Chi Soo tak beda jauh. Chi Soo terus mengganti chanel tv dengan pandangan
kosong. Pembersih kamar masuk dan menyapa Chi Soo. ChI Soo mengambil kembali
plastik Eun Bi dan melihat alamatnya.
Eun Bi makan ramyun dengan perlahan di kedai. Eun Bi menahan
airmatanya, mencoba untuk tidak menangis. Eun Bi minum soju lalu menoleh ke
salah satu meja, ia teringat tentang ayahnya yang mengajari Eun Bi cara minum
soju sewaktu kecil, yang diminum Eun Bi waktu itu seperti susu. Eun Bi
tersenyum mengenangnya, Eun Bi menegak soju lagi dan menoleh salah satu meja
lain. Eun Bi teringat saat dia membuat ukiran di meja “Jika itu Eun Bi, dia
bisa melakukannya”, awalnya ayah Eun Bi menjitak kepala Eun Bi, setelah
membacanya mereka tertawa.
Eun Bi menuangkan lagi soju, belum selesai Eun Bi menegak ia menoleh dekat pintu. Ayah Eun Bi memarahi Eun Bi remaja karena menemukan rokok. “Jika kau tidak punya uang kau tidak seharusnya punya aku! Kau tidak punya uang dan membunuh ibu” berontak Eun Bi temaja. Ayah Eun Bi menampar pipi Eun Bi. Eun Bi remaja meninggalkan ayahnya sendirian di kedai, ayah Eun Bi melihat tangan yang sudah menampar putri satu-satunya, ternyata disana masih ada 2 Eun Bi kecil yang melihat, perlahan kedua Eun Bi kecil pun pergi meninggalkan ayah Eun Bi sendirian di kedai.
Eun Bi menuangkan lagi soju, belum selesai Eun Bi menegak ia menoleh dekat pintu. Ayah Eun Bi memarahi Eun Bi remaja karena menemukan rokok. “Jika kau tidak punya uang kau tidak seharusnya punya aku! Kau tidak punya uang dan membunuh ibu” berontak Eun Bi temaja. Ayah Eun Bi menampar pipi Eun Bi. Eun Bi remaja meninggalkan ayahnya sendirian di kedai, ayah Eun Bi melihat tangan yang sudah menampar putri satu-satunya, ternyata disana masih ada 2 Eun Bi kecil yang melihat, perlahan kedua Eun Bi kecil pun pergi meninggalkan ayah Eun Bi sendirian di kedai.
“Jangan pergi.. Jangan pergi.. Jangan
tinggalkan ayahku sendirian.. Jangan pergi..Ayahku akan merasa sangat
kesepian.. Ketika tokomu tutup, apa kau selalu berdiri sendirian seperti itu,
ayah? Ibu tidak disini dan aku juga.. Apa kau selalu disini sendirian setiap
malam? Aku pikir akulah satu-satunya yang kehilangan ibu. Aku pikir hanya aku
yang merasa sendiri.. Aya, kau juga sendirian.. Aku tidak menyadari itu..”
rintih Eun Bi dalam hati
“Maafkan aku ayah..Maafkan aku..” isak Eun Bi
Bayangan ayah Eun Bi mendekati Eun Bi yang menangis.
“Ayah.. Ayah, kau tidak pergi? Ayah, aku bersalah.. Aku tidak akan
minum banyak soju lagi.. Atau menulis di atas meja makan lagi.. Tapi rokok
waktu itu, bukanlah punyaku..Itu punya Dong Joo..Aku hanya marah waktu itu..
Itu sebabnya aku bersikap seperti itu.. Ayah, jadi jangan pergi tinggalkan aku
sendiri.. Aku bersalah, jadi jangan tinggalkan aku sendiri..” tangis Eun Bi
“Aku tidak pergi.. Aku tidak akan meninggalkanmu.. Aku tidak pergi..”
jawab bayangan ayah Eun Bi
“Ayah.. Maafkan aku.. Ayah..” kata Eun Bi sambil memeluk
Ternyata yang di peluk Eun Bi adalah Kang Hyuk. Kang Hyuk melihat Eun
Bi dengan sedih. Chi Soo sampai di depan kedai.
“Ayah, tapi kenapa kau jadi begitu kuat? Apa benar kau ayahku?” tanya
Eun Bi masih belum sadar
“Bukan.. Aku bukan ayahmu. Aku suamimu” jawab Kang Hyuk
“Suami?” tanya Eun Bi
0 comments:
Post a Comment