Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop Episode 1



Episode 1 : Untuk siapa lonceng berbunyi

Dibuka dengan seorang pemuda yang sedang membaca koran sambil minum kopi di pesawat. Yap! Dia adalah Cha Chi Soo. Disebelah Chi Soo tampak wanita cantik yang sedang minum kopi juga dengan cara yang angun (baca : lebay!). Wanita itu memperhatikan Chi Soo dengan seksama, mulai dari tangan turun ke kaki, tak luput juga bibir Chi Soo yang sedang minum kopi. Merasa di perhatikan Chi Soo pun menoleh, tersenyum dan mengedipkan mata sambil meyapa wanita itu. Sang wanita tentu saja membalas sapaan Chi Soo dengan sumringah.


Saat sarapan wanita itu pun mencoba lebih dekat dengan Chi Soo dengan mengajaknya berbicara.
“Berapa Lama kau tinggal di New York?” tanya wanita itu
“Sekitar 3 tahun” jawab Chi Soo
“New York mana?”
“Manhattan”
“Benarkah? Manhattan bagian mana?”
“Bagian Timur” singkat Chi Soo
“Astaga! Aku juga disitu” jawab wanita dengan antusias, Chi Soo hanya tersenyum
“Apa kau tau restoran italia yang bernama Bella Blue? Pata disana sangat enak. Dan bistronya, aku sangat suka musik disana. Kalau kau sudah tinggal di New York selama 3 tahun pasti kau sudah tau banyak restoran bagus. “ Cerocos si wanita
Chi Soo hanya diam sambil melihat si wanita


“Apa kau tidak mengerti apa yang aku katakana?” tanya si wanita
Chi Soo menatap si wanita dengan seksama
“Cantik” kata Chi Soo
Si wanita kebingungan
“Bibirmu… Cantik” puji Chi Soo dengan senyum nakalnya.
Kata-kata itu cukup untuk membungkam si wanita, si wanita jelas sangat senang dengan pujian Chi Soo. Dia langsung memegang bibirnya.



Chi Soo keluar bandara dengan wajah yang berseri-seri. Chi Soo merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara segar. Chi Soo melihat ke kanan dan ke kiri, lalu melihat dua orang wanita yang melambaikan tangannya. Chi Soo hanya tersenyum. Chi Soo menajamkan matanya untuk melihat 3orang pria berjas yang ada di belakang kedua wanita tersebut. Chi Soo langsung membalikkan badannya dan memakai kacamata hitam dengan keadaaan masi kaget. Chi Soo tersenyum melihat wanita di pesawat tadi. Dengan santai Chi Soo masuk ke mobil wanita itu dan yap tetntu saja wanita itu kaget melihat Chi Soo. “Aku akan turun… Dirumahmu” kata Chi Soo dengan senyum nakalnya. Si wanita hanya tertawa. Chi Soo berhasil meninggalkan ketia pria yang mengejarnya.



“Kau sudah bangun?” tanya Chi Soo pada wanita itu ambil memakai jas nya. Wanita itu tanya Chi Soo mau pergi kemana. Chi Soo mengucapkan terima kasih karna sudah diizinkan menginap. “Kau benear-benar mau pergi? Kau benar-benar mau pergi setelah tidur?” tanya wanita itu. “Aku meminta izinmu untuk membiarkanku tidur. Kenapa?”. “Kau bertanya karna benar-benar tidak tau? Tanya si wanita tidak terima. “Ahhh.. Kau seharusnya tidak terlibat denganku. Kau akan mendapat masalah besar.” Jawab Chi Soo. Chi Soo mengedipkan matanya dan tersenyum nakal sambil meninggalkan wanita itu.



Chi Soo menelpon temannya sambil jalan. “Ya ini aku. Cha. Benar Cha Chi Soo. Lupakan. Sepertinya President Cha mengirimkan orang-orangnya. Ya ayo bertemu.” Kata Chi Soo sambil celingak celinguk sekitar.

Chi Soo bertemu dengan ketiga temannya. Chi Soo ingin melarikan diri, tapi dia tidak punya tujuan. Ada yang mengusulkan ke Gangnam, Chi Soo bilang perusahaan nya ada di seluruh Kangnam. Ada yang mengusulkan ke Hongdae, tempat latihan bandku, lagi-lagi Chi Soo menolak, semua perusahaan klien ada disana kata Chi Soo.  Ada yang mengusulkan ke Itaewon, “Aku baru saja kembali dari amerika dan kau mau aku kembali ke lingkungan orang amerika? Kau bahkan tidak punya kasur dikamarmu.” kata Chi Soo dengan kesal. “Kalau begitu pergi ke hotel” balas temannya. Dan lagi-lagi Chi Soo bilang tidak bisa, kali ini karena hotel-hotel sudah dikuasai. Chi Soo bingung harus kemana, ia ingin pergi ketempat dimana tidak ada seorangpun bisa menemukannya di Seoul. Ternyata ketiga temannya itu malah asik tebar pesona. Chi Soo tanya dimana Hyun Woo, kenapa tidak ada kabar sama sekali. Lalu mereka mengusulkan Chi Soo ke tempat Hyun Woo saja, ke Noryangjin.”Jin apa?” tanya Chi Soo bingung.



“Noryangjin. Sebuah tempat dengan lebih 50.000 peserta ujian. Kemungkinan menjadi guru disana adalah 1 banding 158.Guru. Kau harus bertahan dari seleksi Noryangjin kalau mau mendapatkan gelar yang kau idamkan. Benar aku peserta ujian.”


Yang Eun Bi belajar dengan penuh semangat. Perhatiannya terpecah karna ada sepasang kekasih yang bermesraan. Eun Bi kesal dan menghampiri mereka. “Apa kau berdua datang bersama ke Noryangjin untuk mengacau? Hari ini bukan hari jadi kalian yang ke-1000. Hari ini adalah H-167.Tinggal 167 hari lagimenjelang ujian masuk pegawai negeri.” Kata Eun Bi sambil membanting buku. Ternyata tadi itu adalah imajinasi Eun Bi saja! Sepasang kekasih itu keheranan melihat Eun Bi. “Silahkan menikmati hubungan cinta kalian yang indah.” kata Eun Bi .

Eun Bi membuka ponselnya. “Satu-satunya yang bisa kau percaya adalah kerja kerasmu dan kekuatan bokongmu.”. Setelah membaca itu, Eun Bi masuk ke tempat meramal. Eun Bi ingin tau apa ia bisa lulus. Peramal membuka kartu tarot pertama, “Jagalah temanmu tahun ini”. Kartu kedua, “Dan selama kau bisa menahan amarahmu semua akan berjalan lancar. Sukses itu mungkin tahun depan, jika tidak tahun ini”. “Tidak bisa, aku harus lulus tahun ini” kata Eun Bi. Si peramal dengan yakin berkata kalau kemarahan akan membuat Eun Bi gagal. Eun Bi hanya mengangguk dan mengeluarkan dompetnya. Kartu ketida di buka, “Nona, kau memilih kartu loceng berbunyi”. Eun Bi tanya apa maksudnya. Kata si peramal kartu takdir, lalu dia tanya apa Eun Bi pernah mencium seseorang. Eun Bi bingung ditanya seperti itu. Peramal menjelaskan kalau lonceng akan berbunyi ketika Eun Bi bertemu orang yang ditakdirkan bersamanya. “Kenapa kau memilih kartu ini nona?” tanya si peramal. “Seharusnya anda yang mengetahui ini” jawab Eun Bi.


“Aku punya pacar” kata Eun Bi ke si peramal
“Kau tidak punya” jawab si peramal
“Aku punya! Dia bekerja di pemerinatahan”
“Apa itu di militer? Sudah cukup lama sejak terakhir kau melihatnya”
“Dia akan segera selesai. Lalu aku akan melihatnya” jawan Eun Bi dengan kesal lalu pergi
“Aku bilang kau akan gagal jika kau marah” kata peramal santai.


Chi Soo sudah sampai di Noryangjin. Di jembatan Chi Soo melihat ketiga anak buah ayahnya. Ketiga pria itu memberi hormat pada Chi Soo. Chi Soo membuka kacamata hitamnya dan tersenyum. Ketiga pria itu jalan mendekat, Chi Soo langsung kabur. Chi Soo berlari kea rah kerumunan. Dan Melemparkan dagangan pa saja agar bisa menghalangi mereka, sambil melempar sambil makan buah.

Eun Bi sedang di toilet sambil memikirkan lonceng berbunyi. Eun Bi tidak percaya apa kata peramal. Eun Bi sudah selesai dan muka pintu, tiba-tiba Chi Soo memaksanya masuk kembali. Eun Bi ketakukan. Chi Soo minta maaf dan minta Eun Bi diam sebentar. Eun Bi menyuruh Chi Soo ke toilet pria. Chi Soo bilang dia akan sebentar. Eun Bi langsung naik pitam, Eun Bi mengatai Chi Soo pria cabul. Eun Bi tidak bisa diam, dia terus saja marah-marah pada Chi Soo. Di luar terdengar suara 3 pria itu. Eun Bi makn marah-marah dan mulai meneriaki Chi Soo. Chi Soo langsung mendorong Eun Bi ke sudut bilik toilet. Chi Soo mengatur nafas dan mulai dengan trik nakalnya. Chi Soo menatap Eun Bi dengan tatapan serius tapi nakal. Eun Bi terpaku. Chi Soo makin mendekatkan wajahnya ke Eun Bi seakan ingin menciumnya. Eun Bi menutup mata. Yap! Loncengpun berbunyi.



Chi Soo mendekatkan wajahnya hingga ke telinga Eun Bi. “Cantik” bisik Chi Soo. Eun Bi terbawa suasana masih menutup matanya. “Tahi lalat ini cantik” kata Chi Soo sambil menunjuk tahi lalat di pipi Eun Bi. Eun Bi langsung membuka matanya. Dan melihat wajah Chi Soo yang saaaaaaangat nakal. Seperti biasa, setelah itu Chi Soo langsung meninggalkan Eun Bi yang masih setengah sadar.



Beberapa detik kemudian Eun Bi sadar dan keluar  memanggil Chi Soo. Chi Soo menoleh. Chi Soo dengan santai berdalih kalau dia sudah salah masuk toilet. Eun Bi ingin memanggil tapi tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Chi Soo berbalik lagi, “Tapi tadi kenapa kau menutup matamu?” goda Chi Soo. Chi Soo tersenyum dan mengedipkan matanya lalu meninggalkan Eun Bi begitu saja. Eun Bi lemas tak berdaya hingga menjatuhkan tisu yang dipegangnya.




“Lonceng berbunyi? Apa itu masuk akal?” kata Kang Dong Jo. “Begitukah?” tanya Eun Bi. “Lalu apa? Jadi semua yang berciuman di hari Natal akan ditakdirkan bersama? Sepanjang hari itu, lonceng berbunyi” kata Dong Jo kesal. Eun Bi masih bertanya bagaimana jika bertemu dengan pria di tempat yang tidak biasa dan mendengar lonceng. “Apa kau bertemu dengan pria cabul di toilet?” tembak Dong Jo. Eun Bi langsung kaget. “Aku rasa pria cabul itu masih berkeliaran disana” kata Dong Jo. Eun Bi tanya apa Dong Jo tau. Dong Jo menjelaskan kalau pria cabul itu sudah berkeliaran sejak 2tahun yang lalu sejak ia mulai belajar. Dong Jo bilang biasanya pria cabul itu akan memilih 2 korban nya dalam setahun dan mengerjai mereka. “Sunbaenim, sepertinya kau tidak beruntung mengenai pria, jadi bukan karna kartu tarot” kata Dong Jo. Dong Jo melanjutkan makannya.

Kang Dong Jo. 24tahun. Pekerjaan? Guru Bahasa Inggris SMA. Dia adalah guru dan dia bekerja di tempat yang sangat nyaman. Dia di kagumi oleh masyarakat dan dibayar oleh pemerintah. Dia juga dicintai saat kencan buta. Ini adalah cincin ketujuhnya. Barang nomor 1 incaran para wanita di kencan buta. Aku… sangat iri padamu” kata Eun Bi dalam hati dan sangking irinya dia menjatuhkan makanannya dan mengagetkan Dong Jo.

President Cha sedang berendam sambil menonton tv. Direktur Go lapor kalau mereka gagal lagi menangkap Chi Soo. President Cha menyuruh untuk menangkap lagi, tapi jangan melukai Chi Soo sama sekali. Manager Go mengerti. 3 pria itu masih mencari Chi Soo diantara kerumunan.

Ternyata Chi Soo berpura-pura jadi gelandangan, lebih tepatnya gelandangan yang sangaaaaat keren J. Para gadis disana sampai terheran-heran melihat Chi Soo. Akhirnya yang di nanti Chi Soo muncul juga, Woo Hyun Woo.



Mereka bicara di atap. Chi Soo tanya berapa honor Hyun Woo dan jika Hyun Woo berhenti apa akan diberi pesangon. Hyun Woo tersenyum, bagaimana mungkin pekerja paruh waktu mendapatkan pesangon. Hyun Woo tanya kenapa Chi Soo kembali. Chi Soo bingung menjawabnya. Chi Soo menawarkan bantuan uang pada Hyun Woo. “Baiklah. Hutang ayahku 270 juta won. Bulatkan ke atas jadi 300 juta won” balas Hyun Woo. Chi Soo tanya keberadaan ayah Hyun Woo. Hyun Woo terdiam sejenak, “Sudah setahun sejak terakhir aku melihatnya. Sampai bulan kemarin aku masih mencari dia, tapi aku menyerah. Pada awalnya aku sangat khawatir, tapi sekarang aku membencinya. Manusia begitu licik bukan? Sekarang yang sulit adalah kebencian saya sudah melampaui batas” curhat Hyun Woo. “Aku akan memberikanmu.. 300 juta won. Jadi jangan membenci ayahmu. Jika kau seperti itu, akan hidup bagaimana ayahmu?” kata Chi Soo sedih. Hyun Woo menyarankan Chi Soo untuk pulang saja, kau tidak akan bisa tinggal disini. “Tempat apa ini? Gadis-gadis disini sulit dipercaya! Aissh, aku dengar gadis Seoul itu sangat cantik. Sia-sia aku datang” keluh Chi Soo. Ekspresi Chi Soo tampak murung.



Paginya, Dong Jo minta maaf karena semalam terlalu kasar pada Eun Bi. Dong Jo kaget setelah melihat wajah Eun Bi yang menurutnya agak bengkak. Eun Bi langsung liat kaca. Eun Bi bilang ini karena dia makan ramen, “Aku tidak boleh bengkak hari ini” kata Eun Bi sambil memijat mukanya. Dong Jo langsung melihat kalender di ponselnya, “Hari ini.. Hari ini bajingan itu keluar? Sunbaenim mau pergi melihat bajingan itu, benarkan?” kata Dong Ho tak suka. “Aku seharusnya tidak makan ramen” keluh Eun Bi. Dong Jo benar-benar tidak suka pada pacar Eun Bi, Kim Jae Ho. Dong Jo berpendapat Jae Ho adalah pria jahat. Eun Bi tidak terima Jae Ho di panggil bajingan, Eun Bi menendang kaki Dong Jo. Dong Jo melarang Eun Bi memakai bajunya. “Haruskan aku pergi dengan baju putih rajutan, rok lebar dan kaus kaki berenda?! Berpakaian feminism hanya untuk pria? Aku? Yang Eun Bi tidak mungkin melakukannya!” bentak Eun Bi.

Hah!! Eun Bi sudah tiba di bandara dengan pakaian persis yang ia bilang tidak mungkin dia pakai! Eun Bi sangat senang. Eun Bi telpon Jae Ho sambil melambaikan tangannya dengan semangat. Seketika itu Eun Bi kecewa karena ternyata Jae Ho sudah ada di rumah dan baru bisa bertemu besok. Eun Bi menutup telepon sambil masih dengan tangan terangkat. Eun Bi pergi dengan kecewa.


Yang Eun Bi. 25 tahun. Umur yang disebut usia natal. Di umur ini kau akan menyadari bahwa pacaran bukan hal yang manis dan lonceng akan berbunyi ketika kau berciuman. Tapi aku tetap percaya hatiku. Hatiku yang berdebar-debar” Eun Bi bicara dalam hati sambil melihat tempat pertama kali dia berciuman dengan Jae Ho. Waktu itu Jae Ho memanggi Eun Bi dan langsung mencium Eun Bi. “Benar Yang Eun Bi. Kau menunggu hingga dia selesai ujian dan bahkan menunggu dia untuk menyelesaikan wajib militer. Bisakan kau menunggu 1 hari lagi? Tapi ini hanyalah imajinasiku.. Tapi kenapa terasa sangat aneh? Benar. Hatiku tetap berdebar meskipun sudah 2 tahun berlalu. Ini yang di sebut cinta sejati” kata Eun Bi dalam hati (dan dalam ingatan ciumannya) ketika Eun Bi membuka matanya yang muncul adalah wajah Chi Soo ketika memuji tahi lalat Eun Bi. Eun Bi langsung terkaget. “Kenapa pria cabul tampan itu.. beraninya dia masuk mengganggu kenanganku yang berharga” kata Eun Bi shock.



Cha Chi Soo sudah di depan gedung perusahaan Cha Sung. Chi Soo bertemu 3 pria suruhan ayahnya di lobby. Dengan gaya yang cool, Chi Soo membuka kacamata hitamnya dan menyuruh mereka mendekat. Mereka kebingungan dengan tingkah Chi Soo. Chi Soo mendengus sambil berkacak pinggang menyuruh mereka mengawal Chi Soo.


Chi Soo sudah ada di ruangan President Cha. Chi Soo memberi hormat pada ayahnya.
“Direktur Go, tolong antar dia kembali ke pesawat. Dan kali ini kurung dia di slam asrama sehingga dia tidak bisa merangkak keluar. Dan tambahkan penjagaan” perintah Cha Ok Gyun.
“Aku bukan lagi anak kecil. Aku akan hidup sesuai jalanku” balas Chi Soo
“Benakah? Jalan hidup Cha Chi Soo yang seperti apa? Kau bilang kau mau di bidang music jadi aku buatkan band untukmu. Karena kau, mereka tidak bisa tanda tangan kontrak dimanapun. Aku dengar sekarang mereka pergi ke pesta-pesta ulang tahun. Dan juga kau tidak mau wajib militer, jadi aku mengirimmu ke Amerika. Jadi kenapa sekarang kau kembali?” President Cha mulai emosi dan Chi salah tingkah.


“Inilah jalan hidupku’ kata Chi Soo
President Cha menoleh ke Direktur Go, dan Direktur Go memberikan isyarat menggelengkan kepala.
“Kali ini aku tidak bisa menerimanya!!” bentak President Cha, Chi Soo kaget sampai mundur. President Cha menyuruh Chi Soo sendiri yang bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Chi Soo langsung memeluk ayahnya.


“Ayah tau betapa mengerikannya tempat itu? Memesan burger dalam bahasa inggris sangatlah sulit! Dan mereka menyuruhku untuk menuis dalam bahasa inggris, membaca bahasa inggris dan juga mempelajarinya” rengek Chi Soo
“Memangnya kau tidak tau itu? Lepaskan aku”
“Aku tidak tau. Aku piker jika aku pergi, semua itu akan mengalir begitu saja. Seperti dalam drama” Chi Soo membela diri.
President Cha menyuruh Chi Soo melepaskannya. Ternyata rengekan Chi Soo tidak berhasil dan masih punya trik lain untuk meluluhkan ayahnya. Chi Soo berpura-pura sakit. President Cha langsung panik.

“Ayah, perutku sakit” kata Chi Soo dengan manja. President Cha khawatir dan dengan wajah agak memelas menoleh ke Direktur Go. Kali ini Direktur Go mengangguk. President Cha tanya bagaimana dengan sekolah Chi Soo. “Tentu saja aku harus sekolah” kata Chi Soo manja. “Kau akan belajar dan ikut ujian juga?” tanya President Cha. “Mmm No problem” kata Chi Soo yakin (dan tetap dengan gaya manja). “Aku memang punya bakat, aku pulang ke Korea dan mulutku bergerak begitu saja” Chi Soo membanggakan diri. President Cha tampak senang dan memberikan jempolnya. Direktur Go juga tampak senang.

Chi Soo mengendarai mobil sambil menelpon menanyakan keberadaan Yoon So Yi. Chi Soo agak terkejut saat tau So Yi ada di festival sekolah.


Di festival, So Yi jalan dengan sangat anggun dan mendapat perhatian banyak pria. Eun Bi berada tak jauh dari So Yi. Eun Bi meninggalkan voicemail untuk Jae Ho yang mengingatkan Jae Ho kalau mereka janjian akan datang bersama ke festival dan bermain balon air. Eun Bi akan menunggu Jae Ho di kedai minuman. Padahal di belakang Eun Bi, Jae Ho sedang bermesraan dengan gadis lain. Eun Bi terus saja memperhatikan ponselnya, tanpa sengaja Eun Bi dan So Yi bertabrakan. So Yi jatuh dengan sangat anggun (baca : lebay). Eun Bi minta maaf dan menolong So Yi untuk berdiri, dengan seketika semua pria membantu So Yi berdiri. So Yi minta maaf terus menerus sehingga pria2 itu menyalahkan Eun Bi.

Chi Soo sudah sampai dan langsung ditarik para gadis ke kedai minum. Tepat sekali sebelah Chi Soo ada Eun Bi. Eun Bi langsung mengenali Chi Soo si pria cabul toilet. Chi Soo hanya memesan sprite pada pelayan. Chi Soo membersihkan kaleng minumannya. Eun Bi bicara dalah hati apa Chi Soo tidak mengenali Eun Bi atau pura-pra tidak mengenalinya. Chi Soo menoleh dan melihat Eun Bi mencampurkan Sprite ke mangkuk Makgeoli. Chi Soo memperhatikan minuman Eun Bi tapi Eun Bi mengira Chi Soo sudah mengenalinya sambil menunjuk-nunjuk tahi lalatnya.Chi Soo merasa mecampur Sprite ke Makgeoli itu aneh. Eun Bi jengkel karena Chi Soo tidak mengenalinya.


Chi Soo melihat permainan lempar balon air. Eun Bi biang itu permainan anak-anak. Eun Bi malah langsung memperagakan cara main balon air. Chi Soo agak terkejut dengan sikap Eun Bi. Eun Bi langsung tersadar dan mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan jurusan Chi Soo. Chi Soo jawab seni dan budaya. Eun Bi komentar mengenai sulitnya menyiapkan ujian. “Bagaimana kau tau aku sedang menyiapkan ujiaj?” takjub Chi Soo. Eun Bi hanya tersenyum dan mengajaknya bersulang. Chi Soo mengiyakan dengan sedikit kebingungan. Lucunya bahkan Eun Bi sampai bangun dari kursinya dan sedikit jongkok. Eun Bi tersadar kan kembali ke kursinya.


Eun Bi tanya apa pelajaran Chi Soo berjalan dengan baik. “Aku hanya melakukannya saja, keluarga dan masyarakat mengaharapkannya” jawab Chi Soo asal. “Kau beruntung. Aku harus lulus tahun ini apapun yang terjadi” curcol Eun Bi. Chi Soo tanya kenapa. “Tahun depan adalah tahun yang kurang baik untuk kelinci. Aku harus lulus tahun ini. Lagipula ini sudah 3tahun peruntungan yang buruk” jawab Eun Bi. Chi Soo tanya apa Eun Bi percaya hal-hal seperti itu. “Hal-hal? Apa kau tidak tau seberapa penting mereka? Apa shio mu?” tanya Eun Bi. Chi Soo bilang dia ayam jantan. Eun Bi hitung-hitung dan mengatakan kalau Chi Soo beruntung. Eun Bi membuat asumsi umur Chi Soo antara 31 dan 19, dan Eun Bi mengambil kesimpulan 31. “Kau benar-benar terlihat muda” kata Eun Bi takjub. Chi Soo yang kebingungan dengan kata-kata Eun Bi, “Aku? Ini pertama kali aku mendengarnya” kata Chi Soo sambil tertawa. Eun Bi tertegun. Saat Chi Soo menoleh Eun Bi sudah tidak ada.



Akhirnya Eun Bi melihat Jae Ho yang sedang bermain lempar balon air bersama pacarnya.
“Kalian berdua.. Apa yang kalian lakukan?”
“Balon air” Jae Ho terlihat ketakutan
“Apa kau sedang mengkhianatiku sekarang? Terlebih lagi disini? Di wilayahku?”
Jae Ho mengiyakan
“Kalian akan berkencan? Atau kalian sedang berkencan? Atau kalian sudah berkencan?”
“Yang ketiga” jawab Jae Ho tanpa merasa bersalah
“Lalu saat kau pergi berlibur tanpa memberitauku? Ketika kau menolak semua suratku dan ketikan telepon terputus, saat itu juga?”
Jae Ho pun mengiyakan
Eun Bi menarik napas mencoba mengerti dan menerima, “Aku mengerti. Bersenang-senanglah”.


Eun Bi sudah akan pergi, tapi dia berhenti. Jae Ho minta maaf seharusnya dia menyelesaikannya lebih awal. “Tidak apa oppa. Aku tidak perduli. Tapi dia lebih kuat dari yang aku pikir, kau bilang dia sagat rapuh” kata si wanita meledek Eun Bi. Jelas Eun Bi tidak terima. Eun Bi berbalik dan mengingatkan kalau Eun Bi adalah seniornya. Si wanita mengelak. “Kita bertemu di perkemahan. Kau pikir kau paling cantik jadi kau menyerahkan pada yang lain semua minuman yang aku tuangkan padamu. Kau tahu betul aku seniormu” Eun Bi mengingatkan. Tapi respon si wanita ini benar-benar mengesalkan, dia menantang Eun Bi, apa kau akan berlagak seperti seniorku?. Eun Bi mengiyakan.

Ternyata Chi Soo melihat itu dan merasa tertarik untuk menonton. Eun Bi memberikan saran cara melempar balon air yang benar dan langsung mengambil balon air dari tangan juniornya itu. Eun Bi bilang dia harus memegang kuat balon air dengan 5 jari, Eun Bi mundur dua langkah dan mulai mengitung satu.. dua.. tiga! Eun Bi melemparkan balon air ke wajah juniornya. Chi Soo tertawa melihatnya. “Hidungku sakit. Hidungku belum lama di operasi” rengek si wanita. Chi Soo tampak kesal karena bajunya terkena cipratan air. Setelah melakukannya, Eun Bi pergi dengan santai.


Jae Ho kesal dengan sikap Eun Bi yang kasar. Eun Bi balik marah, apa karena aku kuat? Ini alasan kau tidak menyukaiku lagi?. “Dia membuatku senang tapi kau membuatku merasa terbebani. Bagaimana bisa selama 2 tahun kau hanya melihatku? Dan saat aku wajib militer juga!” kata Jae Ho tidak percaya.

Eun Bi tidak terima di permalukan dan melihat Chi Soo dengan mobil mewahnya. Eun Bi mengambil nafas dalam, “Kau salah, aku bukan tipe wanita yang kau pikirkan. Aku sebenarnya sedang berkencan dengan seseorang’ kata Eun Bi. Jae Ho tidak percaya. Eun Bi meninggalkan Jae Ho. Chi Soo masih kesal karena baju Kashmirnya basah. Tiba-tiba Eun Bi masuk ke mobil Chi Soo. Eun Bi minta Chi Soo jangan tanya dan menyuruhnya untuk pergi. Taraaaaa. Belom apa-apa mobil Chi Soo di hujani balon air. Si wanita melempari mobil Chi Soo, dan yaaaaa Chi Soo masih mengomel karna bajunya.



Chi dan Eun Bi sudah ada di tepi danau. Chi Soo siap-siap akan mengoceh, Eun Bi langsung menyelak minta maaf. Chi Soo merasa seperti Eun Bi sedang marah padanya. Eun Bi tidak bermaksud marah-marah, hanya saja Eun Bi butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Chi Soo tidak percaya hanya karena Eun Bi dibuang oleh pacarnya maka Eun Bi bersikap berlebihan seperti tahun 80-an. “Benar. Aku benar-benar bodoh menunggu cinta pertamaku, ketika dia wajib militer dan menggantungkan diri pada ujian bodoh  yang tidak bisa aku lakukan dan ponselku adalah model lama. Meski begitu, masih ada aturan yang harus kau jalani di dunia ini. Temanku mengatakan, Meskipun hidup yang kau jalani begitu keras kau sebaiknya duduk dan makan. Dia mengatakan bahkan jiaka aku mengganti ponsel, cinta bukanlah sesuatu yang bisa di ganti, bahkan jika dunia menjadi dingin, cinta tak akan menjadi dingin. Cinta adalah.. disini (hati). Hatilah yang kamu gunakan” Eun Bi mencurahkan perasaannya.


Chi Soo terkejut melihat Eun Bi menangis, “Apa sekarang kau menangis? Apa kau menangis?”. Eun Bi mengusap air matanya. “Kau tidak baik-baik saja. Kau benar-benar menangis” kata Chi Soo lalu keluar dari mobil. Eun Bi bilang dia tidak butuh tissue. Chi Soo membuka pintu Eun Bi dan menyuruhnya keluar, Eun Bi bingung.  “Kau tau apa yang paling aku benci di dunia ini? Bajuku tersiram kotoran dan juga.. wanita yang menangis. Sekarang kau melakukan seusatu yang bbenar-benar membuatku tidak percaya. Seorang wanita yang memercikkan sesuatu padaku menangis. Jadi keluar” kata Chi Soo. Eun Bi masih bingung, “A.. aku..”. “Aku bilang keluar!!” teriak Chi Soo. Eun Bi langsung keluar dan Chi Soo secepat kilat meninggalkann Eun Bi. (kasian bener ya nasib eun bi)



Eun Bi jalan pulang dengan gontai, ia melewati tempat ciuman pertamanya, “Aku salah jika aku masih tidak dapat melupakan ciuman pertamaku”. Ketika sampai rumah Eun Bi mendengar percakapan Dong Jo di telepon, Dong Jo selingkuh. Eun Bi makin kesal sambil membereskan barang-barang yang bersangkutan dengan Jae Ho. “Kim Jae Ho. Kau telah menodai cinta pertamaku. Tidak bersalah? Hati? Bunyi lonceng? Semua itu… Berikan pada anjing” kata Eun Bi dalam hati dan yaaaap pas banget dateng anjing yang langsung ke sampah Eun Bi.

Eun Bi sudah siap untuk pergi tapi Dong Jo memanggilnya dan memberikan wejangan, satu poin untuk lulus sebagau guru magang dan satu point lagi lulus ujian maka hidupmu akan berubah. Tapi Eun Bi malah penasaran bagaimana cara Dong Jo menggoda pria. Dong Jo mengatai Eun Bi kampungan lalu mempraktekkan cara Dong Jo. Dong Jo mengurai rambutnya, dengan tatapan nakal dia berkata “Kau.. Mau berkencan denganku? Atau… Tidak?”. Eun Bi tanya sejak kapan Dong Jo sekeren ini. Dong Jo bilang sejak keluat klub voli. Dong Jo tanya apa mau di tambahkan lada utnuk sarapan, tapi Eun Bi memilih sarapan dengan roti dan kopi saja.

Eun Bi sudah sampai di kedai kopi, Coffine Gurunaru. Eun Bi makan roti tapi rotinya keras (hahaha). Eun Bi menikmati paginya dengan memperhatikan pria-pria di sana dan yaaap dia melihat ketiga teman Chi Soo sedang mendiskusikan sesuatu. Eun Bi langsung menargetkan dan memberi penilaian. Tidak beda jauh dengan Chi Soo yang nakal, ketiga temannya pun nakal juga, mereka menggoda Eun Bi. Eun Bi langsung gelapan sampai tersedak beberapa kali. Eun Bi malu sendiri dan memilih keluar dengan membawa minumannya.



“Benar. Yang Eun Bi. 25 tahun. Mulai hari ini kau terlahir kembali sebagai seorang gadis. Tunggu saja! Aku akan menjadi guru dan bertemu laki-laki yang kerja dengan mengendarai mobilnya sendiri memakai jas” kata Eun Bi dalam hati. Tak lama kemudian datanglah Chi Soo dengan mobil mewahnya dan berdasi dan membawa jas seperti yang diharapkan Eun Bi dalam hati. Eun Bi memperhatikannya, Chi Soo menoleh lalu mendengus. Eun Bi menyapa Chi Soo tapi Chi membalas dengan sangaaaat malas. Eun Bi mensejajarkan langkahnya dengan Chi Soo. Eun Bi minta maaf mengenai kemarin, jelas saja Chi Soo tidak perduli.


Eun Bi menilai Chi Soo mulai dari sepatu hungga wajahnya dan berhenti di titik 88. Eun Bi tanya Chi Soo mau kemana, Chi Soo bilang mau ke Cha Sung. Eun Bi berpikir sebentar dan melihat label Cha Sung di minumannya dan nilai Chi Soo bertambah menjadi 93. Eun Bi langsung sumringah tau Chi Soo akan ke Cha Sung dan sedang mempersiapkan ujian. Eun Bi memuji Chi Soo, Chi Soo hanya bilang dia tidak punya pilihan. “Ini pasti kestabilan ekonomi dari orang berusia 30tahun” puji Eun Bi dalam hati dan nilai Chi Soo nambah jadi 96. Eun Bi tanya apa Chi Soo sudah wajib militer. “Aku tidak pergi wajib militer, karena aku lahir di USA” kata Chi Soo malas. PERFECT!!



Eun Bi tambah terpana dan membuang minumannya langsung mengejar Chi Soo. Eun Bi langsung mendekati Chi Soo dan memanggilnya dengan oppa! Chi Soo sampai mendekatkan wajahnya karena keheranan dengan panggilan oppa dari Eun Bi. Eun Bi beralasan karena Chi Soo lebih tua 6 tahun maka Eun Bi harus sopan.  Chi Soo mendengus tak percaya. “Aku bisa memanggilmu dengan sebutan oppa kan?” tanya Eun Bi manja. “Aku pikir kau salah paham” kata Chi Soo. Tiba-tiba ada motor yang melintas dan mengaggetkan Eun Bi. Chi Soo reflex menangkap tubuh Eun Bi.



Saat seperti itu Eun Bi mendengar lonceng berbunyi. (wkwkwk padahal itu lonceng sekolahan)
“Bunyi lonceng.. Bunyi lonceng lagi” kata Eun Bi dalam hati
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Chi Soo
“Tidak.. Aku tidak baik-baik saja” jawab Eun Bi
Aku hanya perlu mengungkapkannya saja. Apa kau mau berkencan denganku? Atau tidak?” kata Eun Bi dalam hati
“Kau ingin berkencan denganku, oppa? Atau tidak” kata Eun Bi terbata
Chi Soo tampak senyum tak terpacaya



“Hey Cha.. Bel sudah berbunyi. Ayo cepat” panggil teman Chi Soo


“Oppa kedengannya bagus. Tapi aku tidak bisa berkencan denganmu” kata Chi Soo langsung mendirikan Eun Bi.


Dengan keren Chi Soo memakai jasnya. Eun Bi melihat bet nama di jas Chi Soo dengan terkejut. Chi Soo senyum cerah. Eun Bi masih tidak percaya.



Chi Soo meninggalkan Eun Bi tapi menoleh lagi sambil berkata “Bye.. Hari ini kau cantik” goda Chi Soo sambil mengedipkan mata nakalnya. Eun Bi hanya bisa diam terpaku seribu bahasa!



Bukan perusahaan Cha Sung, tapi SMA Cha Sung?! Jadi dia bukan ayam jantan 1982, tapi ayam jantan 1993?! Seorang pelajar SMA?!!” gerutu Eun Bi dan yeaaaaay lonceng berdenting lagi.



0 comments:

Post a Comment